Mata Kuliah :
Manajemen perpustakaan
Jurusan/Prodi :
Tarbiyah / Kependidikan Islam
Judul :
Perpustakaan Sekolah di Kalimantan Timur
Kelompok :
III (Tiga)
Andi Munadi Darul Zhulfi Salasiah
Nursodik Desi Anggraini Siti Kholifah
Rab’ul Habibi Emelia Ikhsana Taryuni
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam al-Qur’an surat 96:1-5, diterangkan bahwa ketika
Malaikat Jibril datang dan meminta Muhammad untuk membaca. Muhammad menjawab: “Apa yang akan saya baca?” seterusnya malaikat
itu berkata “Bacalah! Dengan nama Tuhanmu yang menciptakan.
Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah. Dan Tuhan mu maha Pemurah.
Yang mengajarkan dengan Pena. Mengajarkan kepada manusia apa yang belum
diketahuinya. ” Dengan kutipan tersebut jelaslah bahwa perintah membaca bukan
semata-mata keinginan kita agar lebih maju dan bertambah ilmu melainkan dalam
al-Quran pun mengajarkan kepada kita. Apapun yang kita baca, lakukanlah dengan menyebut nama Tuhanmu, Lewat
bacaan itu, Dia akan mengajarkan kepada kita apa yang sebelumnya tidak kita
ketahui. Jadi, tidak berlebihan jika sekolah mewajibkan para siswa untuk
melakukan kunjungan perpustakaan dan mewajibkan siswa membaca buku secara rutin
dan berkala.
Menanamkan budaya membaca memang mutlak dilakukan jika kita menghendaki bangsa
ini menjadi bangsa yang cerdas. Hal ini bukan hanya tanggung jawab dari para pendidik di sekolah, tapi juga tanggung jawab masyarakat
luas, termasuk orang tua. Tetapi yang terlihat sekarang ini, kita
lebih sibuk dan asyik menonton sinetron dari pada membaca buku. Inilah fenomena
yang tidak bisa kita pungkiri yang ada di masyarakat kita.[1]
Melihat fenomena yang terjadi sekarang ini sebagaimana di atas kami ingin
mengetahui bagaimana perkembangan perpustakaan sekolah saat ini khususnya di
Kalimantan Timur.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah yang
berjudul “Perpustakaan Sekolah di Kalimantan
Timur” ini adalah sebagai berikut:
1.
Apa pengertian perpustakaan sekolah?
2.
Bagaimana konsep perpustakaan sekolah?
3.
Apa saja kriteria perpustakaan sekolah?
4.
Apa saja fungsi perpustakaan sekolah?
5.
Bagaimana gambaran perpustakaan Sekolah di
kalimantan Timur?
6.
Apa saja macam-macam perpustakaan sekolah?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Perpustakaan Sekolah
Menurut bahasa, perpustakaan berasal dari kata pustaka yang artinya
himpunan kitab-kitab. Ada beberapa ahli yang mengemukakan pengertian
perpustakaan, menurut Suatminah, perpustakaan adalah suatu unit
kerja yang digunakan untuk menyimpan koleksi bahan pustaka yang dikelola dan
diatur secara sistematika dengan cara tertentu untuk digunakan oleh pelakunya
sebagai sumber informasi.
Sedangkan menurut Mulyani Achmad bahwa perpustakaan merupakan suatu unit
kerja ataupun namanya yang menyimpan koleksi buku, majalah, naskah
dan koleksi dengar pandang. [2]
Perpustakaan dalam
kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1998: 577) diartikan sebagai tempat
buku-buku, informasi dan lain-lain. Karena buku-buku merupakan sumber ilmu,
maka perpustakaan memiliki peran yang strategis dalam rangka mencapai tujuan
dan proses pendidikan.
Perpustakan sekolah ialah suatu unit kerja dari
sebuah lembaga persekolahan yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka
penunjang proses pendidikan, yang diatur secara sistematis, untuk digunakan
secara berkesinambungan sebagai sumber informasi untuk memperkembangkan dan
memperdalam pengetahuan, baik oleh pendidik di sekolah tersebut.[3]
Dari beberapa
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perpustakaan
adalah pusat informasi yang berhubungan
dengan segala pendidikan baik yang bersifat intra kulikuler maupun
kegiatan ekstra kulikuler.[4]
Perpustakaan sekolah menyediakan informasi dan ide yang merupakan
fondasi agar berfungsi secara baik di dalam masyarakat masa kini yang berbasis
informasi dan pengetahuan. Perpustakaan sekolah merupakan sarana bagi para
murid agar terampil belajar sepanjang hayat dan mampu mengembangkan daya pikir
agar mereka dapat hidup sebagai warga negara yang
bertanggung jawab.[5]
Saat ini ditengah-tengah isu adanya hasil
pendidikan kurang memuaskan, penataan dan pembenahan fungsi optimal
perpustakaan kiranya bisa sebagai salah satu alternatif pemecahan. Perpustakaan
sebagai gudangnya ilmu pengetahuan, jika dioptimalkan fungsinya maka, (1) para siswa akan senang berkunjung ke perpustakaan, (2) para siswa
akan banyak membaca buku-buku perpustakaan, yang artinya akan banyak pula ilmu
terserap dikepalanya, (3) Para siswa menjadi pandai dan menguasai banyak ilmu pengetahuan
(cerdas), (4) Para siswa yang cerdas, akan berkorelasi secara signifikan
terhadap perilakunya, (5) Minat membaca dan belajar siswa meningkat.[6]
Selain itu, Tujuan Perpustakaan Sekolah yaitu untuk mempertinggi daya serap dan kemampuan
siswa dalam proses pendidikan serta membantu memperluas cakrawala pengetahuan
guru/karyawan dalam lingkungan pendidikan.[7]
B.
Konsep perpustakaan
sekolah
Keberadaan perpustakaan di
sekolah, merupakan salah satu pilar penting yang mendukung keberhasilan
kegiatan belajar dan mengajar yang berlangsung di sekolah. Perpustakaan
mempunyai peran yang jauh lebih penting sebagai tempat belajar dan mengelola
pengetahuan karena tujuan dan fungsi perpustakaan secara umum adalah sebagai
tempat untuk mengumpulkan, menata, mengolah, menyimpan, melestarikan, merawat
dan menyediakan bahan pustaka dalam berbagai bentuk.
Adapun Perpustakaan
sebagai tempat yang nyaman merupakan salah satu pilar pendukung kesuksesan
belajar, perpustakaan seharusnya mampu menyediakan tempat yang nyaman, suasana
yang menyenangkan bagi pengunjung, bahkan untuk selanjutnya, suasana yang
menyenangkan ini dapat menarik minat orang-orang yang pada awalnya enggan
datang ke perpustakaan menjadi suka datang ke perpustakaan.
Tiga pilar pokok perpustakaan adalah koleksi,
sumber daya manusia (pustakawan) dan pelayanan yang memadai.
1.
Koleksi Perpustakaan
Koleksi perpustakaan pada umumnya berupa buku,
dari berbagai jenis, dengan beragam bentuk. Bahan pustaka baik yang cetak
seperti buku, jurnal, hasil penelitian, koran, majalah serta buku-buku
pendukung dalam sebuah pelajaran, sedangkan non cetak seperti CD-ROM, jurnal
elektronik, CD, disket, kaset.
Koleksi yang lengkap
dengan jumlah yang memadai, didukung oleh luas ruangan yang cukup leluasa untuk
menampung kapasitas koleksi tersebut akan menjadi sebuah nilai lebih bagi
sebuah perpustakaan. Namun untuk menambah koleksi juga bukan
merupakan hal yang mudah. Faktor utama yang menjadi kendala dalam penambahan
koleksi ini adalah masalah keuangan. Namun, hal ini dapat disiasati dengan
beberapa langkah seperti :
· Membeli buku-buku murah pada saat diadakan
pameran. Pemberian diskon sebagai harga promosi yang dilakukan oleh banyak penerbit
dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pengelola perpustakaan dalam rangka
menambah koleksi perpustakaan yang baik dan berkualitas.
· Menjadikan perpustakaan
sebagai pusat deposit. Setiap kegiatan sekolah yang menghasilkan karya berupa
buku, majalah, maupun karya-karya lain yang berupa tulisan disimpan di dalam
perpustakaan sebagai bahan koleksi di perpustakaan.
· Menjalin kerjasama dengan
pihak luar, seperti perpustakaan-perpustakaan lain yang sejenis maupun yang
tidak sejenis, pertukaran koleksi dan peminjaman koleksi perpustakaan dalam
jangka waktu berkala.
· Mencari donatur buku atau bahan pustaka, baik
dari pihak pemerintah, swasta mapun donatur pribadi. Pencarian ini dapat
dilakukan melalui tatap langsung (bertemu langsung) maupun melalui penerlusuran
di internet, dan bergabung dengan komunitas penulis/milis perpustakaan untuk
mendapatkan kesempatan koleksi gratis.
2. Pustakawan.
Untuk menciptakan sebuah perpustakaan yang
ideal, langkah paling awal yang harus dilakukan adalah memperbaiki sumber daya
manusianya, dan sumber daya manusia yang utama dalam sebuah perpustakaan adalah
pustakawan-pustakawan yang handal dan kompeten di bidangnya. Hal itu akan
tercapai apabila mereka mendapat pendidikan dan keterampilan yang cukup menunjang
pekerjaan mereka terkait dengan kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat.
Karena perpustakaan sebagai salah satu sumber belajar harus bisa menyediakan
fasilitas yang sesuai dengan perkembangan zaman yang saat ini didominasi oleh
kecanggihan teknologi informasi.
Pustakawan senior merupakan modal utama
perpustakaan dalam mengawal perubahan. Mereka harus diberi motivasi agar mau
mengikuti perkembangan teknologi informasi. Seandainya ada satu dua pustakawan
senior yang “gaptek”, mereka harus tetap dilibatkan agar mereka dapat memberi
contoh kepada pustakawan yunior.
Sekalipun penambahan tenaga kerja baru sekarang
sulit, namun demikian tidak menutup kemungkinan untuk melakukannya. Yang
terpenting dalam “recruitment” adalah harus dilakukan sebaik mungkin. Kriteria
pustakawan yang akan diterima harus jelas, hindarkan dari kolusi dan nepotisme
serta seleksi harus dilakukan secara profesional dan transparan.
Struktur organisasi yang semula efektif untuk
pencapaian tujuan, barangkali sekarang perlu adanya evaluasi. Apakah struktur
yang ada masih efektif dan sesuai dengan tuntutan perkembangan teknologi.
Perubahan harus dilakukan agar tujuan perpustakaan dapat dicapai dengan efektif
dan juga sesuai dengan kemajuan.
3.
Pelayanan
Pelayanan perpustakaan merupakan tugas yang sangat penting dalam setiap perpustakaan, palayanan perpustakaan menjadi tolak
ukur keberhasilan pengelolaan perpustakaan.
Pelayanan yang cepat, tepat, akurat, didukung
dengan sikap yang baik, ramah, akan semakin melangkapi citra perpustakaan ideal.
Pelayanan yang cepat dapat dicapai apabila dalam sistem kerjanya menggunakan
metode yang tepat, didukung dengan fasilitas teknologi informasi yang sampai
saat ini sudah diakui dapat membantu banyak pekerjaan manusia menjadi lebih
cepat dalam skala yang besar. Pelayanan dapat berlangsung dengan tepat apabila
didukung oleh sumber daya manusia yang teliti dan bertanggung jawab dalam
pekerjaannya.
Menurut Soemardji, pelayanan perpustakaan ada dua macam, yaitu pelayanan sistem tertutup dan terbuka. Sistem tertutup yaitu menemukan buku dengan menggunakan kartu
katalog, sedangkan pengambilan buku di lakukan oleh petugas. Adapun sistem terbuka, dalam sistem ini pemakai bebas
untuk memilih buku yang dinginkan sehingga menguntungkan bagi
pemakai, namun disisi lain mempunyai resiko yang sangat besar
bagi perpustakaan itu sendiri karena akan banyak koleksi buku-buku yang hilang
tanpa sepengetahuan perpustakaan tersebut.[8]
Adapun kelemahan
serta kelebihan dari system tertutup ini adalah:[9]
a.
Kerapian terjamin.
b.
Keselamatan buku terjamin.
c.
Siswa hanya dapat melihat judul dan nama pengarang buku.
d.
Judul buku saja belum dapat menggambarkan dari segi mana
pembahasannya, sehingga setelah dipilih, boleh jadi bukan itu buku yang
dimaksud si peminjam.
e.
Apabila peminjam cukup banyak, petugas akan membutuhkan waktu dan
tenaga untuk mencarikan dan menyiapkan lebih dulu buku yang dipesan, sehingga
bisa membuat peminat dan pemakai harus menunggu cukup lama, apalagi bila
ternyata buku yang dikehendaki tidak ada.
f.
Ruang tidak perlu luas.
Selanjutnya
kelemahan serta kelebihan dari system terbuka adalah :[10]
a.
Kemungkinan anak tidak mengembalikan buku dengan rapi.
b.
Buku mudah hilang, robek atau rusak.
c.
Siswa dapat melihat dan memilih langsung buku yang dikehendaki.
d.
Siswa dapat mengambil dan membuka-buka buku untuk melihat sepintas
lalu isinya.
e.
Petugas tidak usah repot mencarikan buku dan peminjam yang
membutuhkan buku itu dapat mencari sendiri buku yang diinginkan.
f.
Ruangan yang digunakan cukup luas, agar para peminjam cukup leluasa
memilih buku.
C.
Perpustakaan sekolah yang ideal
Perpustakaan sekolah yang ideal adalah perpustakaan yang mampu melayani kebutuhan pengunjungnya,
perpustakaan yang mampu mengoptimalkan fungsinya sebagai sarana pendidikan,
perpustakaan yang mampu mengimbangi perkembangan iptek dan informasi, dan
perpustakaan yang mampu menjadi sumber belajar bagi para siswanya serta
perpustakaan yang sudah mampu mengaplikasikan system aotomasi.
Perpustakaan sebagai bagian dari sarana dan proses pendidikan
selain fungsi dan perannya dioptimalkan, keadaan perpustakaan itu sendiri juga
harus memadai bahkan ideal.
Perkembangan iptek yang semakin dinamis dan akseleratif
di era globalisasi saat ini menuntut perpustakaan untuk selalu
berkembang menyesuaikan perkembangan IPTEK tersebut. Untuk mewujudkan
perpustakaan sekolah yang ideal di masa depan nanti, ada langkah-langkah nyata
dan strategis yang harus dilakukan, antara lain mencakup (1) penataan
tempat/ruang, (2) koleksi materi perpustakaan, (3) sarana pendukung, (4)
pelayanan sistem automasi, (5) pustakawan dan (6) pemakai perpustakaan/ minat
baca pemaksai.
Perpustakaan sekolah
merupakan salah satu jenis perpustakaan pada umumnya yang terbentuk dalam suatu
lembaga yang dinamakan sekolah. Perpustakaan ini
didirikan agar kegiatan belajar-mengajar yang digariskan dalam kurikulum dapat
berjalan dengan lancar.
Adapun para pemakai
perpustakaan sekolah adalah orang-orang yang berada dalam lingkungan sekolah,
yaitu guru, karyawan, dan yang terutama adalah para siswa sekolah itu. Salah satu layanan yang diberikan adalah
pengadaan bahan-bahan pustaka yang menunjang kurikulum, dengan harapan para
siswa dapat mempertinggi daya serap dan penalaran proses pendidikan. Sementara
para guru dapat memperluas cakrawala pengetahuannya dalam kegiatan mengajar.
Ada beberapa hal yang sering menghambat
fungsi perpustakaan sekolah. Pertama, terbatasnya ruang perpustakaan di samping
letaknya yang kurang strategis. Banyak perpustakaan yang hanya menempati ruang
sempit, dengan tanpa memperhatikan kesehatan dan kenyamanan. Kedua,
keterbatasan bahan pustaka, baik dalam hal jumlah, variasi maupun kualitasnya.
Ketiga, terbatasnya jumlah petugas perpustakaan (pustakawan). Keempat,
kurangnya promosi penggunaan perpustakaan menyebabkan tidak banyak siswa yang
mau memanfaatkan jasa layanan perpustakaan.
Kurangnya ajakan untuk mengunjungi perpustakaan
menjadikan anak asing terhadap perpustakaan. Para pengelola perpustakaan
sekolah dapat menciptakan kiat-kiat atau terobosan-terobosan untuk
mengembangkan atau meningkatkan keberadaan sarana perpustakaan. Mereka berusaha
mengelola perpustakaan sekolah secara professional.
Dengan pengelolaan (manajemen) perpustakaan yang baik akan dapat
menarik para siswa senang berkunjung dan memanfaatkan sarana tersebut. Sebagai
contoh yaitu dengan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.
Teknologi informasi dan komunikasi atau
information and communication technology (ICT) telah membawa perubahan dalam
berbagai sektor, termasuk dunia perpustakaan. Pemanfaatan information and
communication technology (ICT) sebagai sarana dalam meningkatkan kualitas layanan
dan operasional telah membawa perubahan yang besar di perpustakaan.
Perkembangan dari penerapan information and communication (ICT) dapat diukur
dengan telah diterapkannya/digunakannya sebagai sistem informasi manajemen
(SIM) perpustakaan dan perpustakaan digital (digital library).
Penerapan Teknologi Informasi (TI) saat
ini telah menyebar hampir di semua bidang tidak terkecuali di perpustakaan.
Perpustakaan sebagai institusi pengelola informasi merupakan salah satu bidang
penerapan teknologi informasi yang berkembang dengan pesat. Perkembangan dari
penerapan teknologi informasi bisa kita lihat dari perkembangan jenis
perpustakaan yang selalu berkaitan dengan teknologi informasi, diawali dari
perpustakaan manual, perpustakaan terautomasi, perpustakaan digital atau cyber
library. Ukuran perkembangan jenis perpustakaan banyak diukur dari penerapan
teknologi informasi yang digunakan dan bukan dari skala ukuran lain seperti
besar gedung yang digunakan, jumlah koleksi yang tersedia maupun jumlah
penggunanya.
Kebutuhan akan TI sangat berhubungan
dengan peran dari perpustakaan sebagai kekuatan dalam pelestarian dan
penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang berkembang seiring
dengan menulis, mencetak, mendidik dan kebutuhan manusia akan informasi. Perpustakaan
membagi rata informasi dengan cara mengidentifikasi, mengumpulkan, mengelola
dan menyediakanya untuk umum.
Sistem informasi manajemen (SIM)
perpustakaan merupakan pengintegrasian antara bidang pekerjaan administrasi,
pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, pengolahan, sirkulasi, statistik,
pengelolaan anggota perpustakaan, dan lain-lain. Sistem ini sering dikenal juga
dengan sebutan sistem otomasi perpustakaan. Saat ini hampir semua perpustakaan
di Indonesia telah menerapkan apa yang disebut dengan sistem otomasi
perpustakaan.
Sedangkan mengenai perpustakaan digital
atau digital library, seperti yang dikatakan oleh Zainal A. Hasibuan (2005),
digital library atau sistem perpustakaan digital merupakan konsep menggunakan
internet dan teknologi informasi dalam menajemen perpustakaan. Sedangkan
menurut Ismail Fahmi (2004) mengatakan bahwa perpustakaan digital adalah sebuah
sistem yang terdiri dari perangkat hardware dan software, koleksi elektronik,
staf pengelola, pengguna, organisasi, mekanisme kerja, serta layanan dengan
memanfaatkan berbagai jenis teknologi informasi.
Pengembangan perpustakaan digital atau e-library bagi tenaga pengelola perpustakaan
dapat membantu pekerjaan di perpustakaan melalui fungsi sistem otomasi
perpustakaan, sehingga proses pengelolaan perpustakaan lebih efektif dan
efisien.
Fungsi sistem otomasi perpustakaan
menitik beratkan pada bagaimana mengontrol sistem administrasi layanan secara
otomatis/terkomputerisasi. Sedangkan bagi pengguna perpustakaan dapat membantu
mencari sumber-sumber informasi yang diinginkan dengan menggunakan catalog
on-line yang dapat diakses melalui intranet maupun internet, sehingga pencarian
informasi dapat dilakukan kapan pun dan di mana pun ia berada.
Dengan dikembangkan perpustakaan yang
berbasis pada teknologi informasi dan komunikasi (ICT based) baik dalam sistem
informasi manajemen (SIM) perpustakaan maupun digital library, maka dapat
memberikan kenyamanan kepada anggota perpustakaan juga memberikan kemudahan
kepada tenaga pustakawan dan pengelola perpustakaan baik dalam layanan maupun
pengolahan dan sekaligus kemudahan untuk menerapkan strategi-strategi
pengembangan perpustakaan serta dapat meningkatkan citra dalam memberikan
layanannya terhadap pemakai dilingkungannya.
Membaca adalah salah satu jalan menuju kesuksesan , dan diharapkan
para siswa nyaman dalam mengunjungi perpustakaan ini. Diantarannya adalah
menciptakan suasana dan tempat yang nyaman di perpustakaan.
Adapun syarat perpustakaan yang ideal diantaranya adalah memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1. Ruang perpustakaan
harus berada di tempat yang strategis sehingga mudah di jangkau. Sehingga tidak malas untuk pergi ke perpustakaan.
2. Koleksi buku harus banyak dan harus memenuhi aspirasi pembaca.
Sekalipun tak ada patokan tetapi harus ada buku pelajaran ilmiah, fiksi,
religi, budaya, pengetahuan alam, dan mungkin juga pembelajaran bahasa asing.
3. Ruang
sebaiknya dilengkapi dengan AC. ini di tujukan bukan untuk hanya bergaya tetapi
demi kenyamanan, dan dengan suasana yang nyaman apa yang dibaca pun mudah terserap
oleh pembaca atau siswa.
4. Penyusunan atau katalogisasi buku harus rapi dan benar benar mempermudah pengunjung.
5. Ruangan harus cukup lapang supaya anak bisa berinteraksi dengan leluasa.
6. Dekorasi juga harus ada. Ini untuk menambah semarak dan indah
perpustakaan.
7. Pustakawan atau
librarian, bukan lagi sebagai satpam buku, tetapi harus lebih bisa berinteraksi dengan pembaca. Dan alangkah lebih baik
jika librarian bisa memberikan arahan dan menjawab semua pertanyaan pengunjung.
8. Seting ruang harus memenuhi aspirasai
pembaca, misalnya ada ruang baca santai, seperti duduk di karpet sehingga bisa membaca santai, atau
ruangan tersendiri untuk
baca serius.
Dengan demikian
minat untuk berkunjung ke perpustakaan menjadi lebih besar dan bisa melahirkan
bangsa maju dengan budaya membaca.[11]
Disamping itu, perpustakaan yang ideal harus di
dukung oleh sarana dan prasarana yang menunjang, yaitu :
1. Lokasi dan Ruang
Perpustakaan
Perpustakaan yang, lokasi dan ruangnya
haruslah startegis, dalam arti mudah terjangkau oleh para pengunjung, baik oleh
siswa, guru maupun karyawan tata usaha. Jika memungkinkan lokasi terpusat atau sentral,
tidak di lantai atas yang menyebabkan para siswa maupun guru enggan
mengunjunginya.
Ruangan perpustakaan yang memenuhi syarat
bagi perpustakaan sekolah, yaitu ukuran 8 x 7 m ( ukuran kelas) dan tidak (
ukuran kelas) dan tidak direncanakan oleh satu orang melainkan hasil kerja sama
antara Kepala sekolah dan gurunya. Perpustakaan yang direncanakan secara baik
akan berfungsi secara efisien , memudahkan si pememakai sehingga menjadi tempat
yang nyaman, menyenangkan, dan menarik sebagai tempat belajar.
Ruang perpustakaan dimaksudkan untuk
menampung segala kegiatan perpustakaan secara keseluruhan yang bertujuan
mendukung, memperlancar, serta meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar dengan memberikan pelayanan informasi kepada peserta didik.[12].
Oleh karena itu, perpustakaan merupakan salah satu pusat kegiatan belajar
mengajar. Untuk itu, perlu dipikirkan, mengenai pengaturan, penerangan,
ventilasi, penyejuk udara (AC), antarruangan,keamanan, keindahan, dan
kebersihan.
Untuk kelancaran kerja, tiap perpustakaan
hendaknya mempunyai sekurang-kurangnya 2 atau 3 ruangan, yakni:
a.
Ruang Kerja
Ruang ini digunakan
untuk melakukan beberapa kegiatan persiapan pelayanan, antara lain:
1)
Pemilihan bahan pustaka (seleksi)
2)
Administrasi pemesanan
3)
Penerimaan bahan pustaka
4)
Penyimpanan bahan pustaka yang belum di
olah/ dip roses
5)
Pengelolaan bahan pustaka
6)
Perawatan bahan pustaka yang rusak
7)
Penjilidan majalah
8)
Klping surat kabar
Ruang kerja hendaknya berdekatan dengan
ruang layanan/ sirkulasi. Batas kedua ruangan tersebut sebaiknya tembus
pandang, misalnya menggunakan kaca.hal itu dimaksudkan agar para petugas di
ruang teknis dapat juga melihat kegiatan diruang layanan.
b.
Ruang Layanan/ sirkulasi, yang terdiri
dari beberapa bagian, yaitu:
1)
Ruang pendaftaran anggota perpustakaan
2)
Ruang layanan sirkulasi
3)
Ruang baca
4)
Ruang pertemuan
5)
Ruang referensi
6)
Ruang penitipan tas
7)
Ruang lain bila mana diperlukan
c.
Ruang Kepala/ Tata Usaha, yang berdiri
dari beberapa bagian,yaitu:
1)
Ruang kepala/pimpinan
2)
Ruang tata usaha, yang terdiri dari
beberapa kegiatan,yaitu:
·
Urusan kepegawaian
·
Urusan perlengakpan urusan administrasi
·
Urusan keuangan
·
Urusan rumah tangga
Akses dan kedekatan, dekat dengan semua kawasan pengajaran. Faktor
kebisingan diminimalkan. Pencahayaan diusahakan baik dan cukup, baik
lewat jendela maupun lampu penerangan. Suhu ruangan yang tepat /sesuai (
misalnya ada suhu ruangan atupun ventilasi yang mencukupi) untuk menjamin
kondisi bekerja yang baik sepanjang tahun. Ukuran ruang juga harus cukup untuk
menampung koleksi buku, fiksi dan nonfiksi dan juga jumlah pengunjung.
2. Koleksi Materi Perpustakaan
Koleksi perpustakaan sekolah
disesuaikan dengan keadaan sekolah, jumlah siswa, kemampuan sekolah, kebutuhan
para penggunanya baik guru maupun siswa dan warga sekolah lainnya. Perkembangan koleksi
yang terus menerus merupakan keharusan untuk menjamin penggguna memperoleh
pilihan terhadap materi baru secara tetap. Tenaga perpustakaan harus bekerjasama dengan administrator dan staf
lain agar dapat mengembangkan kebijakan manajemen koleksi bersama.
Koleksi sumber daya buku harus sesuai dan hendaknya menyediakan
sejumlah buku secara memadai per pengunjung, misalnya satu pengunjung 10
buku. Perpustakaan terkecil hendaknya memiliki paling sedikit 2.500 judul
materi perpustakaan yang relevan dan mutakhir agar stok buku sesuai dengan
kemampuan dan latar belakang pengguna.
Paling sedikit 60% koleksi perpustakaan terdiri dari buku nonfiksi
yang berkaitan dengan kurikulum. Yang tidak kalah pentingnya, para siswa juga
butuh bacaan hiburan seperti majalah, kumpulan cerpen, komik, atau buku
teka teki silang, kaset video, dan lain-lain yang dapat menghibur dan
mengurangi kepenatan siswa. Pemilihan materi hiburan tersebut harus ada
kerjasama antara pengurus perpustakaan dengan para siswa selaku pengunjungnya.
3. Sarana Pendukung Perpustakaan Sekolah yang Ideal
Sumber daya elektronik, sumber informasi
elektronik harus mencerminkan kurikulum dan minat serta budaya pengguna. Sumber
daya elektronik hendaknya meliputi akses ke Internet, pangkalan data referens
khusus dan teks lengkap, bermacam paket perangkat lunak komputer berkaitan
dengan pengajaran. Sumber tersebut hendaknya dapat diperoleh dalam bentuk
CD-ROM dan DVD.
Penting juga untuk memilih sistem katalog perpustakaan yang dapat diterapkan
untuk mengklasifikasi dan mengkatalog materi perpustakaan sesuai dengan standar
bibliografis nasional dan internasional. Hal tersebut memungkinkan perpustakaan
memasuki jaringan yang lebih luas.
4. Pelayanan
Sistem Automas
Pekerjaan administrasi dalam perpustakaan yang ideal sudah harus
dikerjakan dengan computer. Istilah lainnya adalah sistem automasi. Sistem
automasi yang utuh diartikan sebagai sebuah sistem yang merangkai secara
terpasang (online) setiap jenis kegiatan di perpustakaan sehingga komputer
menghasilkan informasi yang bersifat serta merta (instant information).
Misalnya bila sebuah buku X dipinjam dan dicatatkan ke komputer di layanan
sirkulasi, maka data peminjaman tersebut diinformasikan seketika itu juga
kepada pemakai yang sedang melakukan penelusuran bahwa buku X telah berkurang
jumlah eksemplarnya sebanyak satu buah. Jadi pemakai dapat memperoleh informasi
tentang keberadaan sebuah buku apakah di rak atau di tangan peminjam. Sistem
automasi yang utuh juga berarti bahwa data terpusat di satu tempat (file
server) yang dapat dimanfaatkan melalui terminal-terminal secara serentak.
5. Tenaga Perpustakaan
Tenaga perpustakaan sekolah yang
ideal di masa depan yang tersedia harus berkualifikasi (minimal D2, D3
atau S1) dan profesional. Mereka harus lulusan ilmu perpustakaan sehingga layak
disebut pustakawan atau ahli perpustakaan. Karena saat ini eranya adalah era teknologi
informasi dan komunikasi, maka pengoperasian komputer harus sudah menjadi menu
sehari-hari. Namun pada kenyataannya, banyak sekolah-sekolah baik tingkat SD,
SMP bahkan SMU yang masih menempatkan guru bahkan tenaga kependidikan bukan
ahli pustaka sebagai kepala perpustakaan atau petugas perpustakaan. Dengan
demikian, perkembangan perpustakaan yang ada berjalan tertatih-tatih atau
perkembangannya bagaikan jalan di tempat.
6. Pengguna / Minat
Baca Pemakai
Perpustakaan sekolah yang ideal tentu ramai dikunjungi banyak
siswa, baik untuk kepentingan peminjaman dan pengembalian buku, maupun
kepentingan lainnya seperti untuk belajar, bermain internet, mengerjakan tugas,
atau untuk kegiatan belajar mengajar bersama guru mapel. Para siswa dan guru
rajin mengunjungi perpustakaan karena memang mereka membutuhkan perpustakaan
sebagai sarana / sumber pembelajaran.[13]
D.
Fungsi perpustakaan sekolah
Perpustakaan merupakan upaya untuk memelihara
dan meningkattkan efisiensi dan efektifitas proses belajar-mengajar.
Perpustakaan yang terorganisasi secara baik dan sisitematis, secara langsung
atau pun tidak langsung dapat memberikan kemudahan bagi proses belajar mengajar
di sekolah tempat
perpustakaan tersebut berada. Hal ini, terkait dengan kemajuan bidang pendidikan dan dengan adanya perbaikan metode belajar-mengajar yang dirasakan
tidak bisa dipisahkan dari masalah penyediaan fasilitas dan sarana pendidikan.[14]
Beberapa fungsi perpustakaan sekolah yaitu :[15]
1.
Membantu para siswa
melaksanakan penelitian dan membantu menemukan keterangan-keterangan yang lebih
luas dari pelajaran yang didapatnya di dalam kelas.
2.
Memupuk daya kritis
para siswa
3.
Membantu
memperkembangkan kegemaran dan hobi siswa
4.
Tempat untuk
melestarikan kebudayaan
5.
Sebagai pusat
penerangan
6.
Menjadi pusat dokumentasi
7.
Sebagai tempat
rekreasi
Perpustakaan memiliki beberapa peran, misalnya (1) sebagai wahana
belajar sepanjang hayat, (2) sebagai salah satu upaya untuk memajukan
kebudayaan nasional, perpustakaan merupakan wahana pelestarian kekayaan budaya
bangsa. (3) sebagai media penamana budaya gemar membaca melalui
pengembangan dan pendayagunaan perpustakaan sebagai sumber informasi yang
berupa karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam (UU no 43 tahun 2007).
Perpustakaan juga memiliki fungsi kultural, misalnya perpustakaan
dapat dimanfaatkan secara informal sebagai lingkungan yang indah, berbudaya
serta merangsang, yang memiliki sumber daya berupa majalah, novel dan terbitan
lain serta audio-visual. Peristiwa penting dapat diselenggarakan di
perpustakaan, misalnya kegiatan pameran, kunjungan pengarang dan hari literasi
internasional. Jika tersedia ruangan yang mencukupi, murid dapat
menyelenggarakan pertunjukan yang diilhami oleh bacaan di depan para orang tua
dan murid lainnya, dan pustakawan dapat mengorganisasi kegiatan bedah buku dan
mendongeng untuk anak-anak yang lebih muda.
Alangkah indah dan nyamannya dunia pendidikan jika memiliki para
siswa, pelajar, dan mahasiswa yang cerdsa-cerdas. Negara dan pemerintah ini
tentunya akan dipimpin oleh orang-orang yang cerdas, yang mampu membawa bangsa
dan negara menuju kemakmuran bersama
sesuai dengan cita-cita.
Para pejuang kemerdekaan dahulu. Orang yang cerdas berbanding lurus
dengan perilakunya. Jadi, jika negara Indonesia dipimpin oleh orang-orang
yang cerdas, kemungkinan besar tidak akan ada kasus korupsi, perselingkuhan,
pembunuhan atau narkoba. Bahkan kegiatan demo-demo yang sering dilakukan oleh
masyarakat luas juga bisa dikendalikan. Karena orang yang cerdas, jika mau
berbuat, pasti dipertimbangkan dulu plus minusnya.[16]
Pendidikan sekarang ini berbeda dengan pendidikan zaman
dahulu, yaitu dari book oriented ke quol oriented, pendidikan zaman
dahulu siswa di proyeksikan menguasai buku teks saja sehingga
perpustakaan sekolah menjadi tidak penting, berbeda dengan kondisi pendidikan
sekarang, siswa tidak hanya cukup hanya menerima apa-apa yang
diberikan oleh gurunya tapi siswa harus dibiasakan memperkaya
pengetahunnya melalui membaca. Disini nampak jelas betapa pentingnya
perpustakaan untuk kemajuan siswa.
Teori pendidikan yang banyak dikembangkan sekarang ialah
mengintregasikan sebanyak mungkin berbagai mata pelajaran, hal itu banyak
dilakukan penelitian korelasi antara berbagai bidang studi agar dalam proses
belajar mengajar dapat saling menguatkan. Oleh karena itu, perpustakaan tidak
cukup hanya menyediakan buku buku cerita yang bersifat menghibur saja,
tetapi juga dituntut untuk bisa mengasah otak, memperluas dan
memperdalami pengetahuan bagi para pembacanya terutama siswa.
Dengan kata lain keberadaan perpustakaan sekolah harus bisa
membantu anak didik atau siswa dalam aktivitas belajarnya, baik yang
intrakulikuler maupun yang ekstrakulikuler, jadi perpustakaan sekolah itu
merupakan satu kesatuan yang terpadu (Integral) dengan alat
pendidikan yang lain.
Sarana pendidikan yang berupa perpustakaan
sekolah itu tidak hanya diperlukan oleh siswanya
tetapi juga sangat diperlukan oleh para guru dan para
pendidik untuk mendapatkan referensi dan untuk lebih meningkatkan kompetensi
akademisnya. Dengan meningkatnya kualitas guru dari segi
pengetahuan akademisnya maka akan dapat menunjang keberhasilan guru dalam
melaksanakan tugas mengajar sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat
pula.
Fungsi perpustakaan sekolah adalah untuk memperdalam dan memperluas
pengetahuan dari sekedar menerima bahan pelajaran yang diberikan
dari kelas, perpustakaan sekolah juga dapat memupuk
kebiasaan membaca, mengembangkan bakat dan minat untuk meningkatkan daya kritik
dan menanamkan rasa tanggung jawab.
Perpustakaan sekolah mempunyai arti yang sangat penting bagi
proses belajar mengajar di sekolah, antara lain :
1) Perpustakaan sekolah akan memberi
jawaban yang memuaskan bagi siswa.
2) Perpustakaan merupakan sumber ide
baru.
3) Perpustakaan sekolah
merupakan pokok pandangan bagi pelajar dan pengajar dalam mencari
dan mempelajari pengetahuan umum, sehingga mempunyai bayangan
tentang kondisi dan situasi suatu daerah atau suatu negara tertentu.
4) Perpustakaan sekolah memberi kesempatan para
siswa untuk mempelajari dan menggunakan perpustakaan dengan efektif dan efesien
dan seterusnya dapat diterapkan pada kegiatan belajar mengajar.
5) Dengan koleksi buku yang
beragam dan promosi yang menarik dapat menumbuhkan minat dan
baca bagi siswa.
6) Perpustakaan
dapat memperluas pembendaharaan bahasa.
7) Mengarahkan
siswa untuk dapat belajar mandiri.[17]
E.
Gambaran Perpustakaan Sekolah di Kalimantan Timur
Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Badan
Perpustakaan Provinsi Kalimantan Timur akan melakukan peninjauan terhadap
sejumlah perpusatakaan. "Untuk tahap awal akan dilakukan peninjauan ke sejumlah Rintisan
Sekolah Berstandar Internasional (RSBI), selanjutnya ke sekolah persiapan
RSBI dan sekolah lainnya," tutur Kepala Badan Perpustakaan Kaltim,
Syafruddin Pernyata di Samarinda, Senin.[18]
Saat ini, lanjut
dia, jumlah RSBI di Kaltim mencapai 37 sekolah. Masing-masing untuk jenjang SMA
sebanyak 10 sekolah, SMK terdapat 7 sekolah, tingkat SMP sebanyak 9 sekolah,
dan tingkat SD terdapat 11 sekolah. Terhadap sekolah-sekolah tersebut, belum
dilihat peta bahwa perpustakaannya sudah memenuhi standar sehingga akan ada
beberapa kegiatan yang dapat dikerjasamakan dengan Dinas Pendidikan dan Kanwil
Kementerian Agama Kaltim.
Kerjasama itu di
antaranya, apabila Dinas Pendidikan atau Kanwil Kemenag Kaltim menggelar
pelatihan, maka Badan Perpustakaan diberi kesempatan untuk menyampaikan materi
tentang pentingnya pengembangan dan pembinaan perpustakaan serta minat baca.
Selain itu,
melakukan pelatihan bagi tenaga pengelola perpustakaan sekolah yang dapat
dilaksanakan selama tiga hari. Termasuk
menggelar berbagai lomba yang berkaitan dengan peningkatan minat baca bagi
siswa dengan melibatkan Badan Perpustakaan Kaltim.
Untuk memenuhi
standar tersebut, perpustakaan sekolah minimal harus memiliki seribu judul
buku, bukan seribu eksemplar buku. Selain buku pelajaran, di perpustakaan
sekolah juga harus memiliki buku-buku bacaan umum untuk meningkatkan
pengetahuan dan wawasan siswa didik.
Dilanjutkan, sesuai
nota kesepahaman antara Badan Perpustakaan Kaltim dengan Dinas Pendidikan dan
Kantor Wilayah Kementerian Agama Kaltim, pengembangan perpustakaan sekolah
telah berlaku secara efektif mulai 23 Maret 2010.
Namun hingga saat
ini, belum ada kegiatan yang teraktualisasi dengan baik, khususnya dengan
program pengembangan perpustakaan sekolah. Kemudian, jika mengacu pada
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, maka disyaratkan kualifikasi, bahwa
kepala perpustakaan sekolah minimal D4 atau S1, di samping harus memiliki
sertifikasi perpustakaan.
"Pada dasarnya
nota kesepahaman antar tiga instansi tersebut, merupakan upaya pemerintah
mengimplementasikan keinginan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia
(SDM), yakni melalui pengembangan dan pembinaan perpustakaan serta minat baca
masyarakat," ujar Syafruddin.
F.
Macam-macam perpustakaan sekolah
Perpustakaan Sekolah diselenggarakan untuk memberi pelayanan kepada
siswa dan guru dalam rangka melaksanakan program belajar mengajar
disekolah yang diharapkan dapat menunjang dalam mencapai tujuan
pendidikan, perpustakaan yang baik sesuai dengan
kebutuhan kegiatan belajar mengajar, itu berarti koleksi buku-buku yang
ada harus mendukung kurikulum sekolah, adapun pemakaiannya terbatas yaitu
terhadap siswa dan guru di sekolah tersebut.
Sesuai tingkatan
pendidikan perpustakaan dapat dirinci menjadi beberapa kelompok, antara
lain :
1) Perpustakaan sekolah dasar
2) Perpustakaan Taman kanak-kank
3) Perpustakaan SLTP
4) Perpustakaan SLTA
Adapun jumlah sekolah yang berada di
Kalimantan Timur sekitar 5.412 unit, yang terdiri dari TK, SD, SMP, SLB, SMA,
SMK,MI, MTs dan MA. Namun, dari sekian banyak itu, hanya 1.707 yang memiliki perpustakaan
yang layak pakai.
Adapun contoh perpustakaan sekolah yang ideal
di wilayah Kalimantan Timur adalah perpustakaan Bunga Bangsa. Bertempat di Ruang
Perpustakaan Bunga Bangsa Islamic School, Bapak Kepala Sekolah SD Islam Bunga
Bangsa, H. Sukri Pawira, S.Ag menerima kunjungan Observasi Lapangan Diklat
Peningkatan Kepala Sekolah dalam pengembangan Perpustakaan Sekolah Tingkat SD
Se-Kalimantan Timur sebanyak ± 70 orang.
Suatu kebanggan
Perpustakaan Bunga Bangsa dapat menjadi Perpustakaan contoh buat sekolah-sekolah
lainnya, dan merupakan cambuk buat kami untuk terus meningkatkan mutu layanan
pada perpustakaan kami dimasa-masa yang akan datang. Semoga setelah mengunjungi
perpustakaan kami, Bapak dan Ibu dapat menerapkannya pada sekolah masing-masing
agar anak-anak lebih gemar membaca. Ucap Bapak H. Sukri Pawira, S.Ag Kepala
Sekolah SD Islam Bunga Bangsa dalam sambutannya.
Salah satu sarana
dalam menunjang proses belajar dan mengajar di sekolah adalah perpustakaan.
Perpustakaan sekolah dewasa ini bukan hanya merupakan unit kerja yang
menyediakan bacaan guna menambah pengetahuan dan wawasan bagi murid, tapi juga
merupakan bagian integral pembelajaran. Artinya, penyelenggaraan
perpustakaan sekolah harus sejalan dengan visi dan misi sekolah dengan
mengadakan bahan bacaan bermutu yang sesuai kurikulum, menyelenggarakan
kegiatan yang berkaitan dengan bidang studi, dan kegiatan penunjang lain,
misalnya berkaitan dengan peristiwa penting yang diperingati di sekolah.
Pengelolaan
Perpustakaan tidak
mesti secara integral harus seperti Perpustakaan Daerah Kita, Perpustakaan
Bunga Bangsa bisa dijadikan contoh untuk sumber pembelajaran Bapak/ Ibu
sekalian dalam pengelolaannya.
Bila hendak memotret
pengelolaan perpustakaan sekolah yang cukup ideal, dimana sekolah ini
memberikan jam tambahan khusus pada anak didik menjadikan kunjungan dan membaca
di perpustakaan sebagai materi tambahan tersendiri. sehingga siswa merasa tidak
jenuh. Memang jika menjadi pelajaran, ada sedikit pemaksaan kepada siswa untuk
datang ke perpustakaan.
Namun yang kita
tekankan bukan pemaksaannya, tetapi menumbuhkan kebiasaan kepada siswa
bersangkutan. Semua yang sudah menjadi kebiasaan akan menjadi ringan untuk
menjalankannya,” Ucap Bapak Ahmad Gozali, Pengawas TK & SD Dinas Propinsi
Kalimantan Timur dalam sambutannya pada acara kunjungan Observasi Lapangan
Diklat Peningkatan Kepala Sekolah dalam pengembangan Perpustakaan Sekolah
Tingkat SD Se-Kalimantan Timur.
BAB III
PENUTUP
B.
Kesimpulan
perpustakaan adalah pusat informasi yang berhubungan dengan segala pendidikan baik yang
bersifat intra kulikuler maupun kegiatan ekstra kulikuler. Tujuan dan fungsi
perpustakaan secara umum adalah sebagai tempat untuk mengumpulkan, menata,
mengolah, menyimpan, melestarikan, merawat dan menyediakan bahan pustaka dalam
berbagai bentuk. Serta turut serta dalam membantu
msyarakat dalam segala umur dengan memberikan kesempatan dengan dorongan
melalui jasa pelayanan perpustakaan.
Tiga pilar pokok
perpustakaan adalah koleksi, sumber daya manusia (pustakawan) dan pelayanan
yang memadai. Ada dua macam pelayanan dalam system perpustakaan yaitu : pelayanan sistem tertutup dan terbuka.
Sistem tertutup yaitu
menemukan buku dengan menggunakan kartu katalog, sedangkan
pengambilan buku di lakukan oleh petugas. Adapun sistem terbuka, dalam sistem ini pemakai
bebas untuk memilih buku yang dinginkan sehingga menguntungkan bagi
pemakai, namun disisi lain mempunyai resiko yang sangat besar
bagi perpustakaan itu sendiri karena akan banyak koleksi buku-buku yang hilang
tanpa sepengetahuan perpustakaan tersebut.
Perpustakaan sekolah yang ideal adalah perpustakaan yang mampu melayani kebutuhan pengunjungnya,
perpustakaan yang mampu mengoptimalkan fungsinya sebagai sarana pendidikan,
perpustakaan yang mampu mengimbangi perkembangan iptek dan informasi, dan
perpustakaan yang mampu menjadi sumber belajar bagi para siswanya serta
perpustakaan yang sudah mampu mengaplikasikan system aotomasi.
Untuk mewujudkan perpustakaan sekolah yang
ideal di masa depan nanti, ada langkah-langkah nyata dan strategis yang harus
dilakukan, antara lain mencakup (1) penataan tempat/ruang, (2) koleksi
materi perpustakaan, (3) sarana pendukung, (4) pelayanan sistem automasi, (5)
pustakawan dan (6) pemakai perpustakaan/ minat baca pemakai.
Perpustakaan sekolah
merupakan salah satu jenis perpustakaan pada umumnya yang terbentuk dalam suatu
lembaga yang dinamakan sekolah. Perpustakaan ini
didirikan agar kegiatan belajar-mengajar yang digariskan dalam kurikulum dapat
berjalan dengan lancar.
Konsep dan Perancangan dalam Otomasi
Perpustakaan”, tahapan membangun sistem otomasi perpustakaan terbagi dalam 7
(tujuh) tahap, yaitu (I) persiapan, (2) survei, (3) desain, (4) pembangunan,
(5) uji coba, (6) training, dan (7) operasional.
Membaca adalah salah satu jalan menuju kesuksesan , dan diharapkan
para siswa atau mahasiswa nyaman dalam mengunjugi perpustakaan ini.
Diantarannya adalah menciptakan suasana dan tempat yang nyaman di perpustakaan.
Diantarannya adalah menciptakan suasana dan tempat yang nyaman di perpustakaan.
Perpustakaan memiliki beberapa peran,
misalnya (1) sebagai wahana belajar sepanjang hayat, (2) sebagai salah
satu upaya untuk memajukan kebudayaan nasional, perpustakaan merupakan wahana
pelestarian kekayaan budaya bangsa. (3) sebagai media penamana budaya gemar membaca
melalui pengembangan dan pendayagunaan perpustakaan sebagai sumber informasi
yang berupa karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam (UU no 43 tahun
2007).
Perpustakaan juga memiliki fungsi kultural, misalnya perpustakaan
dapat dimanfaatkan secara informal sebagai lingkungan yang indah, berbudaya
serta merangsang, yang memiliki sumber daya berupa majalah, novel dan terbitan
lain serta audio-visual.
keberadaan perpustakaan sekolah harus
bisa membantu anak didik atau siswa dalam aktivitas belajarnya, baik yang
intrakulikuler maupun yang ekstrakulikuler, jadi perpustakaan sekolah itu
merupakan satu kesatuan yang terpadu (Integral) dengan alat pendidikan
yang lain.
Fungsi perpustakaan sekolah adalah untuk memperdalam dan memperluas
pengetahuan dari sekedar menerima bahan pelajaran yang diberikan
dari kelas, perpustakaan sekolah juga dapat memupuk
kebiasaan membaca, mengembangkan bakat dan minat untuk meningkatkan daya kritik
dan menanamkan rasa tanggung jawab.
Perpustakaan Sekolah diselenggarakan untuk memberi pelayanan kepada
siswa dan guru dalam rangka melaksanakan program belajar mengajar
disekolah yang diharapkan dapat menunjang dalam mencapai tujuan
pendidikan, perpustakaan yang baik sesuai dengan
kebutuhan kegiatan belajar mengajar, itu berarti koleksi buku-buku yang
ada harus mendukung kurikulum sekolah, adapun pemakaiannya terbatas yaitu
terhadap siswa dan guru di sekolah tersebut.
Sesuai tingkatan pendidikan perpustakaan dapat dirinci menjadi
beberapa kelompok, yaitu perpustakaan Sekolah Dasar, perpustakaan Taman
Kanak-Kanak, perpustakaan SLTP dan perpustakaan SLTA.
Untuk perpustakaan sekolah di Kalimntan Timur, perpustakaan Bunga Bangsa
merupakan salah satu perpustakaan yang menjadi percontohan di sekolah-sekolah
lainnya.
DAFTAR PESTAKA
Sumantri, M.T,
Panduan Penyelenggaraan
Perustakaan Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008
Milburga, C. Larasati, dkk, Membina Perpustakaan
Sekolah, Yogyakarta: Kanisius, 1968
“Semoga Bermanfaat”
[1] http://www.pemustaka.com/perpustakaan-sekolah-yang-ideal-di-masa-depan.html di akses tgl 29 Oktober 2012
[2] http://www.perkuliahan.com/makalah-tentang-perpustakaan-sekolah/ di akses tgl 29 Oktober
2012
[3] C. Larasati, Milburga.dkk, Membina
Perpustakaan Sekolah, (Yogyakarta: Kanisius, 1968), hal. 54
[4] http://www.perkuliahan.com/makalah-tentang-perpustakaan-sekolah/ di akses tgl 29 Oktober
2012
[5]
http://kangbudhi.wordpress.com/2007/09/19/pedoman-pengelolaan-perpustakaan-sekolah/
03/11/12
[6] http://www.pemustaka.com/perpustakaan-sekolah-yang-ideal-di-masa-depan.html di akses tgl 29 Oktober 2012
[7]C. Larasati, Milburga.dkk, Membina
Perpustakaan Sekolah, (Yogyakarta: Kanisius, 1968), hal. 57
[8] http://pacitan-lib.blogspot.com/2012/03/konsep-perpustakaan-ideal-untuk-sekolah.html diakses tanggal 29 Oktober 2012
[9]C. Larasati, Milburga.dkk, Membina
Perpustakaan Sekolah, (Yogyakarta: Kanisius, 1968), hal.90
[10] Ibid, C. Larasati, Milburga.hal. 90
[11] http://id.shvoong.com/humanities/theory-criticism/2253053-syarat-perpustakaan-yang-ideal/#ixzz2Ar085YEx diakses tanggal 03 November 2012
[12] M.T.
Sumantri,Panduan Penyelenggaraan
Perustakaan Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hal 9
[13]http://www.pemustaka.com/perpustakaan-sekolah-yang-ideal-di-masa-depan.html di akses tgl 29 Oktober 2012
[14] http://id.wikipedia.org/wiki/Perpustakaan diakses tanggal 29 Oktober 2012
[15]C. Larasati, Milburga.dkk, Membina
Perpustakaan Sekolah, (Yogyakarta: Kanisius, 1968), hal.61
[16] http://www.pemustaka.com/perpustakaan-sekolah-yang-ideal-di-masa-depan.html di akses tgl 29 Oktober 2012
[17] http://www.perkuliahan.com/makalah-tentang-perpustakaan-sekolah/ dgl akses 29 oktober 2012
[18] http://kaltim.antaranews.com/berita/5718/kelayakan-perpustakaan-sekolah-kaltim-ditinjau diakses tanggal 29 Oktober 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar