Jumat, 30 Desember 2011

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DI ERA GLOBAL


PENGEMBANGAN PENDIDIKAN

DI ERA GLOBAL

Oleh : Darul Zhulfi
Pendidikan merupakan sarana yang sangat strategis dalam melestarikan sistem nilai  yang berkembang dalam kehidupan. Proses pendidikan tidak hanya memberikan pengetahuan dan pemahaman peserta didik, namun lebih diarahkan pada pembentukan sikap, perilaku dan kepribadian peserta didik, mengingat perkembangan komunikasi, informasi dan kehadiran media cetak maupun elektronik tidak selalu membawa pengaruh positif bagi peserta didik. Apa lagi di era globalisasi yang melanda dunia termasuk Indonesia berlangsung sangat cepat yang menimbulkan dampak global pula yang sekaligus menuntut kemampuan manusia unggul yang mampu mensiasati dan mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang sedang dan akan terjadi. Globalisasi akan semakin membuka diri bangsa dalam menghadapi bangsa-bangsa lain. Batas-batas politik, ekonomi, sosial budaya antara bangsa semakin kabur. Persaingan antar bangsa akan semakin ketat dan tak dapat dihindari, terutama dibidang ekonomi dan IPTEK. Hanya negara yang unggul dalam bidang ekonomi dan penguasaan IPTEK yang dapat mengambil manfaat atau keuntungan yang banyak.
Sejalan dengan era informasi dalam dunia global ini, pendidikan merupakan sarana yang sangat strategis dalam melestarikan sistem nilai yang berkembang dalam kehidupan. Kondisi tersebut tidak dapat dielakkan bahwa dalam proses pendidikan tidak hanya pengetahuan dan pemahaman peserta didik yang perlu dibentuk namun sikap, perilaku dan kepribadian peserta didik perlu mendapat perhatian yang serius, mengingat perkembangan komunikasi, informasi dan kehadiran media cetak maupun elektronik tidak selalu membawa pengaruh positif bagi peserta didik. Tugas pendidik dalam konteks ini membantu mengkondisikan pesera didik pada sikap, perilaku atau kepribadian yang benar, agar mampu menjadi  agents of modernization  bagi dirinya sendiri, lingkungannya, masyarakat dan siapa saja yang dijumpai tanpa harus membedakan suku, agama, ras dan golongan. Pendidikan diarahkan pada upaya memanusiakan manusia, atau membantu proses hominisasi  dan humanisasi, maksudnya pelaksanaan dan proses pendidikan harus mampu membantu peserta didik agar menjadi manusia yang berbudaya tinggi dan bernilai tinggi (bermoral, berwatak, bertanggungjawab dan bersosialitas). Para peserta didik perlu dibantu untuk hidup berdasarkan pada nilai moral yang benar, mempunyai watak yang baik dan bertanggungjawab terhadap aktifitas-aktifitas yang dilakukan. Dalam konteks inilah pendidikan budi pekerti sangat diperlukan dalam kehidupan peserta didik di era globalisasi ini.
Fondasi Pendidikan
 Pendidikan merupakan usaha sadar yang terencana, terprogram dan berkesinambungan membantu peserta didik mengembangkan kemampuannya secara optimal, baik aspek kognitif, aspek afektif maupun aspek psikomotorik. Aspek kognitif yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Aspek afektif berkenaan dengan sifat yang terdiri dari lima aspek yakni: penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Aspek psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri dari enam aspek, yaitu: gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
Pengembangan potensi peserta didik merupakan proses yang disengaja dan sistematis dalam membiasakan/mengkondisikan peserta didik agar memiliki kecakapan dan keterampilan hidup. Kecakapan dan keterampilan yang  dimaksud berarti luas, baik kecakapan personal (personal skill) yang mencakup; kecakapan mengenali diri sendiri (self awareness) dan kecakapan  berpikir rasional (thinking skill),  kecakapan sosial (social skill), kecakapan akademik (academic skill), maupun kecakapan vokasional (vocational skill). Kegiatan pendidikan pada tahap melatih lebih mengarah pada konsep pengembangan kemampuan motorik peserta didik. Terkait dengan proses melatih ini,  perlu dilakukan pembiasaan dan pengkondisian anak dalam berpikir secara kritis, strategis dan taktis dalam proses pembelajaran. Peserta dilatih memahami, merumuskan, memilih  cara pemecahan  dan memahami proses pemecahan “masalah”. Berangkat dari kondisi tersebut, maka budaya instant dalam pembelajaran  yang selama ini dibudayakan harus ditinggalkan, menuju proses pemberdayaan seluruh unsur dalm sistem pembelajaran. 
 Sejalan dengan pencapaian tujuan pendidikan, perlu diupayakan suatu sistem pendidikan yang mampu membentuk kepribadian dan ketrampilan peserta didik yang unggul, yakni beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, manusia yang kreatif, cakap, terampil, jujur, dapat dipercaya, disiplin,  bertanggung jawab dan memiliki solidaritas sosial yang tinggi. Untuk mewujudkan manusia yang unggul perlu diberikan landsan pendidikan yang kokoh. Bangsa kita sebenarnya telah memiliki pilar pendidikan yang sangat fundamental, yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantoro, Ing Ngarso Sun Tulodho, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri Handayani, namun implementasinya dalam pendidikan kita masih rendah. Konsep ini tidak saya bahas dalam analisis ini, namun pada tataran ini dipaparkan hasil konferensi tahunan UNESCO di Melbourne Australia  tahun 1998. Dalam konferensi tersebut dicanangkan empat pilar pendidikan yang dijadikan fondasi pendidikan pada era informasi dan jaringan global ini dalam meraih dan merebut pasar internasional. Keempat pilar tersebut adalah :
Learning to Know (belajar untuk tahu)
Pada proses pembelajaran melalui penerapan paradigma ini, peserta didik akan dapat memahami dan menghayati bagaimana suatu pengetahuan dapat diperoleh dari fenomena yang terdapat dalam lingkungannya. Melalui proses pendidikan seperti ini mulai sekolah dasar  s/d pendidikan tinggi, diharapkan lahir generasi yang memiliki kepercayaan bahwa manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi untuk mengelola dan mendayagunakan alam. Untuk mengkondisikan masyarakat belajar yang efektif dewasa ini, diperlukan pemahaman yang jelas tentang “apa” yang perlu diketahui, “bagaimana” mendapatkan Ilmu pengetahuan, “mengapa’ ilmu pengetahuan perlu diketahui, “untuk apa” dan “siapa” yang akan menggunaka ilmu pengetahuan itu. Belajar untuk tahu diarahkan pada peserta didik agar mereka memiliki pengetahuan fleksibel,  adaptable, value added dan siap memakai bukan siap pakai.
Learning to Do (Belajar untuk melakukan)
Proses pembelajaran dengan penekanan agar peserta didik menghayati proses belajar dengan melakukan sesuatu yang bermakna ‘’Active Learning‘’. Peserta didik memperoleh kesempatan belajar dan berlatih untuk dapat menguasai dan memiliki standar kompetensi dasar yang dipersyaratkan dalam dirinya. Proses pembelajaran yang dilakukan menggali dan menemukan informasi (information searching and exploring), mengolah dan informasi dan mengambil keputusan (information processing and decision making skill), serta memecahkan masalah secara kreatif (creative problem solving skill). Menurut Dewey bahwa pembelajaran yang dapat dilakukan dengan: 1). Belajar peserta didik dengan berpikir kreatif, 2). Keterampilan proses, 3). Problem solving approach, 4). Pendekatan inkuiri, 5). Program sekolah yang harus terpadu dengan kehidupan masyarakat, dan 6). Bimbingan sebagai bagian dari mengajar. Beberapa bentuk Active Learning ; Kegiatan Active learning dilakukan dengan kegiatan mandiri, peserta didik membaca sendiri bahan yang akan dibahas di kelas. Pembahasan (diskusi) di kelas dengan diawali penugasan pembuatan artikel, melakukan problem possing, dan problem solving, Pada kegiatan pembelajaran yang aktif ini diberikan panduan awal (advance organizer) yang mengarahkan pada pembahasan materi pembelajaran, sebelum belajar mandiri dilaksanakan, sehingga  memungkinkan peserta didik aktif baik secara intelektual, motorik maupun emosional. Dalam pemberian tugas, peserta didik dituntut mampu merumuskan konsep baru yang di sintesis dari materi  yang telah dipelajari.
Learning to be  (Belajar untuk menjadi diri sendiri)
Proses pembelajaran yang memungkinkan lahirnya manusia terdidik dengan sikap mandiri. Kemandirian belajar merupakan kunci terbentuknya rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri untuk berkembang secara mandiri. Sikap percaya diri akan lahir dari pemahaman dan pengenalan diri secara tepat. Belajar mandiri harus didorong melalui penumbuhan motivasi diri. Banyak pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan  dalam melatih kemandirian peserta didik, misalnya; pendekatan sinektik, problem soving, keterampilan proses, discovery, inquiry, kooperatif, dan sebagainya Pendekatan pembelajaran tersebut mengutamakan keterlibatan peserta didik secara efektif. Pendekatan-pendektan pembelajaran ini pada dasarnya suatu proses sosial, peserta didik dibantu dalam melakukan peran sebagai pengamat yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi. Meskipun  guru dapat memberikan situasi masalah, namun dalam penerapannya, peserta didik mencari, menanyakan, memeriksa dan berusaha menemukan sendiri hal-hal yang dipelajari. Para peserta didik mulai berpikir berdasarkan kemampuan dan pengalamannya masing-masing secara logis. Strategi pembelajaran inkuiri  merupakan salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Strategi pembelajaran keterampilan proses lebih menekankan pada kegiatan-kegiatan yang berpusat pada pengembangan kreativitas belajar peserta didik. Penerapan strategi pembelajaran keterampilan proses dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan  menciptakan kondisi pembelajaran yang bervariasi dalam menumbuhkan  motivasi peserta didik untuk belajar lebih dalam, mendorong rasa ingin tahu lebih lanjut dan memotivasi untuk berpikir kreatif.
Learning To Live Together (Belajar untuk Hidup Bersama)
Proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik menghayati hubungan antar manusia secara intensif dan terus menerus untuk menghindarkan pertentangan ras/etnis, agama, suku, keyakinan politik, dan kepentingan ekonomi. Peningkatan pendidikan nilai kemanusiaan, moral, dan agama yang melandasi hubungan antar manusia. Pendekatan pembelajaran tidak semata-mata bersifat hafalan melainkan dengan pendekatan pembelajaran yang memungkinkan terintegrasikannya nilai-nilai kemanusiaan dalam kepribadian dan perilaku selama proses pembelajaran. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat diterapkan adalah dengan pendekatan kooperatif-integrated.. Pembelajaran mempunyai jangkauan tidak hanya membantu peserta didik belajar isi akademik dan ketrampilan semata, namun juga melatih peserta didik dalam meraih  tujuan-tujuan hubungan sosial dan kemanusiaan. Model pembelajaran ditandai dengan adanya struktur tugas yang bersifat kontekstual, struktur tujuan, dan struktur penghargaan (reward).
Untuk mewujudkan makna pendidikan dan fondasi pembelajaran tersebut diperlukan proses pembelajaran yang efektif. Keefektifan proses pembelajaran merupakan pencerminan dalam mencapai tujuan pembelajaran tepat yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Keefektifan proses pembelajaran berkenaan dengan jalan, upaya, teknik dan strategi yang digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran secara optimal, tepat dan cepat (Nana Sudjana, 1996 : 52). Sekolah tidak hanya berkewajiban untuk memelihara nilai-nilai masyarakat, namun juga harus memberikan keaktifan kepada peserta didik dan secara kritis dalam menghadapi masalah-masalah sosial, dan harus mengadakan usaha pemecahan masalah.
Salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan pembelajaran antara lain kemampuan guru dalam menggunakan strategi. Penerapan strategi pembelajaran  dipengaruhi oleh faktor tujuan, peserta didik, situasi, fasilitas dan pembelajaran itu sendiri. Dengan menerapkan metode yang tepat, proses pembelajaran  akan berlangsung lebih efektif sehingga hasil pembelajaran akan lebih baik dan mantap. Salah satu startegi  pembelajaran yang memberikan perhatian pengembangan potensi peserta didik adalah strategi keterampilan proses (proses pemecahan masalah).
Upaya mengembangkan disiplin intelektual dan ketrampilan yang dibutuhkan peserta didik untuk membantu memecahkan masalah dalam kehidupannya dengan memberikan pertanyaan dan kasus yang memperoleh jawaban atas dasar rasa ingin tahu. Keterlibatan aktif peserta didik secara mental dalam kegiatan pembelajaran akan  membawa dirinya kepada kegiatan belajar yang bermakna. Secara kooperatif akan memperkaya cara berpikir peserta didik dan menolong mereka belajar tentang hakekat timbulnya pengetahuan yang tentatif dan berusaha menghargai penjelasan.
Pergeseran Paradigma Pendidikan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi sangat menuntut hadirnya perubahan paradigma pendidikan yang berorientasi pada pasar dan kebutuhan hidup masyarakat. Sayling Wen dalam bukunya “future of education” menyebutkan beberapa pergeseran paradigma pendidikan, antara lain:

1.     Pendidikan yang berorientasi pada pengetahuan bergeser menjadi pengembangan ke segala potensi yang seimbang.
Pada pendidikan orientasi pendidikan lebih menekankan  pada pemindahan informasi yang dimiliki kepada peserta didik (bersifat kognitif). Proses pembelajaran yang berkembang di negara kita dapat deskripsikan sebagai berikut: peran guru sangat dominan dalam proses pembelajaran, kesan yang muncul adalah guru mengajar peserta didik diajar, guru aktif peserta didik pasif, guru pinter peserta didik minder, guru berkuasa, peserta didik dikuasai. Dalam kegiatannya pendidik berusaha  memola anak didik sesuai dengan kehendaknya. Program pembelajaran, materi, media, metode dan evaluasi yang diterapkan sepenuhnya disiapkan oleh pendidik. Mulai tahun pelajaran 2004/2005 Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) mulai diterapkan, implementasi KBK diharapkan dapat mengembangkan seluruh potensi yang menjadi sasaran pendidikan secara optimal. Mengingat KBK mengandung prinsip pembelajaran yang menerapkan pendekatan, antara lain: 1) student centered, 2) Integrated learning, 3) individual learning, 4) mastery learning, 5) problem solving, 6) Experince based learning, dan 7) peran guru sebagai fasilitator, pembimbing, konsultan dan sekaligus mitra belajar. Meskipun dalam pelaksanaannya, KBK masih ditemukan banyak kelemahan-kelemahan.

2.     Dari keseragaman pembelajaran bersama yang sentralistik menjadi keberagaman yang terdesentralisasi dan terindividulisasikan. Hal ini seiring dengan berkembangnya teknologi informasi dimana informasi dapat diakses secara mudah melalui brbagai macam media pembelajaran secara mandiri, misalnya; internet, multimedia pembelajaran, dsb.

3.     Pembelajaran dengan model penjenjangan yang terbatas menjadi pembelajaran seumur hidup. Belajar tidak hanya terbatas pada jenjang pendidikan dasar, menengah dan tinggi, namun belajar dapat dilakukan sepanjang hayat, yang tidak terbatas pada tempat, usia, waktu, dan fasilitas.

4.     Dari pengakuan gelar kearah pengakuan kekuatan-kekuatan nyata (profesionalisme)
Dilihat dari kualitas pendidik, secara kuantitatif jenjang pendidikan yang dimiliki guru-guru  SD, SLTP, SMU/SMK  cukup menjanjikan, Sebagian besar sarjana atau D2. Hal ini ditunjukkan dengan gelar yang dimiliki pada pendidik, namun secara kualitas, sungguh memprihatinkan. Secara kualitatif bisa dilihat, motivasi belajar dan motivasi berprestasi dalam meningkatkan profesionalisme di kalangan pendidik sangat rendah. Sebagian besar guru malas belajar, malas mencari pengetahuan baru, dan berkarya (baca: tekun membaca, mengikuti pelatihan, menulis karya ilmiah). Pola pikir yang berkembang pada pendidik saat ini lebih loyal pada integrasi gaji dari pada loyalitas profesional, dengan nafsu mengejar pangkat, golongan, posisi dan tunjangan. Di antara pendidik ada yang melanjutkan kuliahnya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi (S1, S2 dan S3), bukan untuk meningkatkan kualitas diri dan profesi, namun demi “gengsi, posisi dan gaji”, kesempatan kuliah yang seharusnya digunakan untuk meningkatkan kualitas diri dan profesi secara mandiri mulai menghilang. Kondisi demikian sungguh memprihatinkan. Namun seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan persaingan global, kompetensi dan profesionalisme akan menjadi tolok ukur keberhasilan seseorang dalam memenang persaingan hidup. Prestasi kerja menempatkan seseorang pada posisi kerja yang sesungguhnya (“saat ini muncul image posisi kerja adalah uang”)

5.     Pembelajaran yang berbasis pada pencapaian target kurikulum bergeser menjadi pembelajaran yang berbasis pada kompetensi dan produksi. Pencapaian target kurikulum bukan satu-satunya indikator keberhasilan proses pendidikan, keberhasil pendidikan hendaknya di lihat dari konteks, input, proses, output dan outcomes, sehingga keberhasilan pendidikan dapat dimaknai secara komprehensif. Masih banyak lembaga pendidikan kita yang masih menekankan pada pencapaian target kurikulum, contoh dilapangan: kita lihat kurikulum pendidikan dasar, pada jenjang pendidikan dasar (masa kanak-kanak dan SD) merupakan jenjang pendidikan yang menyenangkan (masa bermain), coba kita lihat setelah anak mulai masuk di TK atau di SD kesempatan bermain bagi anak sangat dibatasi. Sistem pembelajaran yang diterapkan membatasi gerak anak dengan dinding  dan keangkuhan guru yang sangat kokoh di depan kelas. Anak-anak mulai dipola sekehendak gurunya yang dengan dalih agar sesuai dengan  kurikulum yang telah dirumuskan oleh pejabat pendidikan, meskipun dengan menerapkan kurikulum berbasis kompetensi (KBK). peserta didik SD yang seharusnya masih menggunakan konsep pendidikan bermain sambil belajar. Dengan, namun mulai menghilang, yang muncul belajar sambil bermain. Sehingga anak-anak SD kurang mengenal nama-nama benda, tumbuhan, binatang yang ada disekitarnya.

        Kondisi ini wajar, karena beban pelajaran yang dipersyaratkan dalam kurikulum yang harus ditanggung peserta didik di SD begitu berat (9 mata pelajaran), belum lagi  masih banyaknya pekerjaan rumah (PR) yang sebagian besar bersifat menghafal (mengkhayal) hal-hal yang terpisah dari kemampuan dan tuntutan kebutuhan hidupnya sehari-hari. Sejak masa kanak-kanak para peserta didik telah dikondisikan dengan pencapaian target kuantitif yang sangat berat. Untuk mengurangi jumlah pengkhayal dalam pendidikan, sebaiknya pada jenjang pendidikan dasar mulai dipikirkan menerapkan kurikulum dasar yang berbasis pada mata pelajaran Matematika, bahasa, sains, jasmani dengan memperhatikan pemberdayaan sistem nilai yang berkembang di daerahnya. Proses pembelajaran yang dilakukan dengan  pendekatan kontektual.

6.     Pendidikan sebagai investasi manusia dengan hight cost, yang dapat dinikmati oleh kelompok masyarakat menengah ke atas, khususnya pendidikan tinggi.

Strategi Pengembangan Pendidikan Di Era Global
Untuk membekali terjadinya pergeseran orientasi pendidikan di era global dalam mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang unggul, diperlukan strategi pengembangan  pendidikan, antara lain:
1.     Mengedepankan model perencanaan pendidikan (partisipatif) yang berdasarkan pada need assessment dan karakteristik masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan pendidikan merupakan tuntutan yang harus dipenuhi.
2.     Peran pemerintah bukan sebagai penggerak, penentu dan penguasa dalam pendidikan, namun pemerintah hendaknya berperan sebagai katalisator, fasilitator dan pemberdaya masyarakat.
3.     Penguatan fokus pendidikan, yaitu fokus pendidikan diarahkan pada pemenuhan kebutuhan masyarakat, kebutuhan stakeholders, kebutuhan pasar dan tuntutan teman saing.
4.     Pemanfaatan sumber luar (out sourcing), memanfaatkan berbagai potensi sumber daya (belajar) yang ada, lembaga-lembaga pendidikan yang ada, pranata-pranata kemasyarakatan, perusahaan/industri, dan lembaga lain yang sangat peduli pada pendidikan.
5.     Memperkuat kolaborasi dan jaringan kemitraan dengan berbagai pihak, baik dari instansi pemerintah mapun non pemerintah, bahkan baik dari lembaga di dalam negeri maupun dari luar negeri.
6.     Menciptakan soft image pada masyarakat sebagai masyarakat yang gemar belajar, sebagai masyarakat belajar seumur hidup.
7.     Pemanfaatan teknologi informasi, yaitu: lembaga-lembaga pendidikan baik jalur pendidikan formal, informal maupun jalur non formal dapat memanfaatkan teknologi informasi dalam mengakses informasi dalam mengembangkan potensi diri dan lingkungannya (misal; penggunaan internet, multi media  pembelajaran, sistem informasi terpadu, dsb).

Selasa, 27 Desember 2011

Pengaturan/Setting GPRS, MMS, Email HP Sony Ericsson untuk Telkomsel, Satelindo, IM3, XL, Matrix, Three

Posted: 12 Januari 2009 in Ooyi :) Tutorial
Penggunaan HP sekarang mulai beralih fungsi sebagai media transfer data. Di salah satu sisi matinya teknologi 3G dikarenakan minimnya pemakaian, dan kebanyakan orang sudah cukup dengan teknologi GPRS. Berikut ini akan dijelaskan cara cepat mengatur/setting GPRS, MMS, Email di HP SonyEricsson anda lewat internet. Cara ini sangat mudah sehingga bisa cepat dilakukan.
http://www.adgitize.com/ShowImage/?mem=8256&ren=3y468&mbi=15024

1. Masuk ke situs sony ericsson Indonesia bagian dukungan produk, klik ini: http://www.sonyericsson.com/cws/support/products?cc=id&lc=id
2. Pilih jenis telepon
3. Pilih pengaturan: WAP(GPRS), Email, MMS (satu-satu)
4. Isi informasi negara, operator, dan jenis HP
5. Klik berikutnya
6. Masukan nomor teleponnya
7. Klik berikutnya
8. Isikan kolom sandi sesuai pada layar
9. Anda akan mendapatkan kode pin yang akan digunakan untuk mengaktifkan settingan tersebut.
Sony-Ericsson: D750, D750i, F500i, J200i, J210i, J220i, J230i, J300a, J300i, K200i, K300, K300a, K300i, K310, K310a, K310i, K320i, K500i, K508, K508c, K508i, K510a, K510i, K530i, K550i, K600, K600i, K608i, K610, K610i, K618i, K700, K700c, K700i, K750, K750i, K790a, K790i, K800i, K800iv, K810i, K850i, M600i, P1i, P800, P900, P910, P910a, P910i, P990i, S500i, S700, S700i, S710a, T226, T230, T250i, T290a, T290i, T610, T616, T630, T637, T650i, T68, V600, V600i, V630i, W200a, W200i, W300, W300i, W550c, W550i, W580i, W600c, W600i, W610i, W660i, W700i, W710i, W800c, W800i, W810i, W810iv, W830i, W850i, W850iv, W880i, W900i, W910i, W950i, Z1010, Z200, Z300i, Z310i, Z310iv, Z500, Z500a, Z520a, Z520i, Z530i, Z550a, Z550i, Z558i, Z600, Z610i, Z710i, Z800
Kalo yg kesusahan (server SE lagi down) bisa setting lewat SMS
SETTING GPRS OTA (OVER THE AIR)
Mentari :
Ketik SMS: GPRS‹spasi›MerkHP‹spasi›TypeHP
Kirim Ke: 3000
Contoh: GPRS NOKIA 7650
Matrix :
Ketik SMS: GPRS‹spasi›MerkHP‹spasi›TypeHP
Kirim Ke: 3939
Contoh: GPRS NOKIA 7650
IM3 :
Ketik SMS: GPRS‹spasi›MerkHP‹spasi›TypeHP
Kirim Ke: 3939
Contoh: GPRS NOKIA 7650
XL :
Ketik SMS: GPRS‹spasi›MerkHP‹spasi›TypeHP
Kirim Ke: 9667
Contoh: GPRS NOKIA 7650
Telkomsel :
Ketik SMS: GPRS‹spasi›MerkHP‹spasi›TypeHP
Kirim Ke: 5432
Contoh: S NOKIA 7650
Halo
Daftar di GRAPARI atau Ketik SMS: “GPRS” kirim ke 6616 untuk aktifkan MMS : ketik SMS : “MMS” kirim ke 6616
Setelah anda kirim smsnya, anda akan menerima sms settingan secara otomatis dari operator celluler anda, silahkan langsung di simpan, maka secra otomatis celluler anda akan tersetting, sesuai kebiasanya, and akan disuruh memasukkan password/pin yg dikirim lwt sms
Adapun utk pengaturan email karena banyak metoda yg tiap handphone berlainan dan akan membuat anda bingung (kecuali yg sdh terbiasa), lebih baik anda memakai cara ini;
Gmail: ketik di halaman browser anda (GPRS sdh aktif) http://m.gmail.com/
Yahoo: ketik di halaman browser anda (GPRS sdh aktif) http://id.m.yahoo.com/p/mail
atau http://m.yahoo.com nanti akan keluar pilihan utk mail, yahoo messenger, dll
Setting Manual
TELKOMSEL
I. GPRS
A. Data Communication
Go to menu Setting, and press Select
Choose Connectivity., and press Select
Choose Data communication., and press Select
Choose Data account, and press Select
Choose New account, and press Select
Choose GPRS data, and press Select
New account, enter data :
Name : TEL-GPRS
APN : telkomsel
User Name : wap
Password : wap123
Choose Save and then choose TEL-GPRS select Edit
Allow calls : Automatic
IP Address :
DNS Address :
Authentication : None, PAP, CHAP ( Check List )
Data Comp. : Off
Header Comp. : Off
B. Internet Settings
Go to menu Internet settings, and press Select
Choose Internet profile, and press Select
Choose New profile, and press Select
Name : TEL-GPRS
Connect using : TEL GPRS, and press save
Choose TEL GPRS, and press More
Choose Settings, and press Select
Connect using : TEL-GPRS
Use proxy : Yes
Proxy Address : 010.001.089.130
Port number : 8000
User name : wap
Password : wap123
Press Save
Then Back to Internet Setting > Internet profiles
Choose TEL GPRS, and press More
Choose Advanced, and press Select
Choose Change homepage, and press Select
Name : Sony Ericsson
Address : http://wap.sonyericsson.com
Press Save
II. MMS
A. Data Communication
Go to menu Setting, and press Select
Choose Connectivity, and press Select
Choose Data communication., and press Select
Choose Data account, and press Select
Choose New account, and press Select
Choose GPRS data, and press Select
New account, enter data :
Name : TEL MMS
APN : mms
User Name :
Password :
Choose Save and then press TEL MMS, press edit
Allow calls : Automatic
IP Address :
DNS Address :
Authentication : None, PAP, CHAP ( check list )
Data Comp. : Off
Header Comp. : Off
B. Internet Settings
Go to menu Internet settings, and press Select
Choose Internet profile, and press Select
Choose New profile, and press Select
Name : TEL MMS
Connect using : TEL MMS, and press save
ChooseTEL MMS, and press More
Choose Settings, and press Select
Connect using : TEL MMS
User Proxy : Yes
Security : Off
IP Address : 010.001.089.150
Port Number : 8080
User name : wap
Password : wap123
Press Save
Then Back to Internet Setting > Internet profiles
Choose TEL MMS, and press More
Choose Advanced, and press Select
Choose Change homepage, and press Select
Name : Sony Ericsson
Address : http://wap.sonyericsson.com
Press Save
C. Message Server
Go to menu Messaging
Select Settings
Select Picture Message
Validity Period : Network maximum
Read Report : Off
Delivery Report : ON
Signature : No Signature
Creation Mode : Alert
Picture Scaling : Off
Auto Download : Always
Accept Messages : Advertisements [check list]
Anonymous [check list]
MMS Profile : TEL MMS
Then Back to Picture Message > MMS profile
Choose TEL MMS, and press Edit
Press More TEL MMS, and Select Edit
MMS Profile Name : TEL MMS
Message Server : http://mms.telkomsel.com
Internet Profile : TEL MMS
Select OK
Press Save
Download setting manual (*.doc)
Cara aktivasi GPRS :
Langkah 1 mengaktifkan layanan GPRS di kartu :
Ketik SMS : GPRSonno_chip_kartu
Contoh : GPRS on 62218686690
Kirim ke : 6616
langkah 2 mengaktifkan GPRS ponsel anda :
Setting GPRS Automatis :
Ketik SMS : S‹spasi›MerkHP‹spasi›TypeHP
Contoh : S NOKIA 7650
Kirim Ke : 5432
Atau :
Setting GPRS Manual :
Profile Name : TSEL GPRS
APN : Telkomsel
User name : wap
Password : wap123
Authentication : Normal
Gateway IP address : 10.1.89.130
Homepage : http://wap.telkomsel.com
Data Bearer : GPRS
Proxy port number : 9201 atau 8000
INDOSAT MATRIX & MENTARI
Contoh Setting GPRS di Sony Ericsson T610
Setting Data Account GPRS
1. Tekan tombol navigasi untuk masuk ke menu utama
2. Pilih icon “Connectivity”
3. Pilih menu “Data comm.”
4. Pilih menu “Data accounts”
5. Pilih menu “New account”
6. Pada menu Account type pilih menu “GPRS data”
7. Pada Name: isi “Satgprs”
8. Pada menu New GPRS data isi parameter berikut :
• APN : satelindogprs.com
• User id : (kosongkan)
• Password : (kosongkan)
9. Tekan tombol save
Setting WAP
1. Tekan tombol navigasi untuk masuk ke menu utama
2. Pilih icon “Connectivity”
3. Pilih menu “WAP options”
4. Pilih menu “WAP profiles”
5. Pilih menu “New profile”
6. Pada menu New profile isi parameter berikut :
• Name : Satgprs
• Connect using : pilih Satgprs
• IP address : 202.152.162.250
7. Tekan tombol save
8. Masih dimenu “WAP Profiles”
9. Pilih “Satgprs”, tekan “Select”, lalu tekan “Edit” v 10. Pilih menu “Advanced”
11. Pilih menu “Change homepage”
12. Pada menu Change homepage isi parameter berikut :
• Name : Satgprs
• WWW Address : hapus [Internal address] ganti dengan “http://satwap”
13. Tekan tombol panah sampai kembali ke standby.
14. Tekan tombol navigasi untuk masuk ke menu utama
15. Pilih icon “Internet services”
16. Pilih tombol “More”
17. Pilih “Satgprs” untuk mulai WAP browsing.
Cara penggunaan GPRS
1. Internet option
2. More
3. Pilih Menu Bookmarks
4. Pilih menu Add Bookmarks
• Title: Yahoo atau MIS
• Address: http://www.gsi-biz.com/mobile_gsi.jar
Setting GPRS Mentari, Matrix, IM3, XL, Telkomsel
MENTARI :
Setting GPRS OTA :
Ketik SMS: GPRS‹spasi›MerkHP‹spasi›TypeHP
Kirim Ke: 3000
Contoh: GPRS NOKIA 7650
Setting GPRS Manual :
Profile Name INDOSATGPRS
User name : indosat
APN : www.satelindogprs.com
Password : indosat
Gateway IP : 10.19.19.19
Homepage : http://wap.klub-mentari.com
Data Bearer : GPRS
Proxy port number :
MATRIX :
Setting GPRS OTA :
Ketik SMS: GPRS‹spasi›MerkHP‹spasi›TypeHP
Kirim Ke: 3939
Contoh: GPRS NOKIA 7650
Setting GPRS Manual :
Profile Name satelindo Homepage
User name :
APN : www.satelindogprs.com
Password :
Gateway IP : 202.152.162.250
Homepage : http://wap.matrix-centro.com
Data Bearer : GPRS
Proxy port number : 9201
IM3 :
Setting GPRS OTA :
Ketik SMS: GPRS‹spasi›MerkHP‹spasi›TypeHP
Kirim Ke: 3939
Contoh: GPRS NOKIA 7650
Setting GPRS Manual :
Profile Name
User name : gprs
APN : www.indosat-m3.net
Password : im3
Gateway IP : 010.019.019.019
Homepage : http://wap.m3-access.com
Data Bearer : GPRS
Proxy port number : 9201 atau 8080
XL :
Setting GPRS OTA :
Ketik SMS: GPRS‹spasi›MerkHP‹spasi›TypeHP
Kirim Ke: 9667
Contoh: GPRS NOKIA 7650
Setting GPRS Manual :
Profile Name : XL GPRS
User name : xlgprs
APN : www.xlgprs.net
Password : proxl
IP Address : 202.152.240.50
Homepage : http://wap.lifeinhand.com
Data Bearer : GPRS
Proxy port number : 8080
TELKOMSEL :
Setting GPRS OTA :
Ketik SMS: S‹spasi›MerkHP‹spasi›TypeHP
Kirim Ke: 5432
Contoh: S NOKIA 7650
Setting GPRS Manual :
Profile Name : TSEL GPRS
APN : Telkomsel
User name : wap
Prompt Password : No
Password : wap123
Authentication : Normal
Gateway IP address : 10.1.89.130
Homepage : http://wap.telkomsel.com
Connection Security : Off
Session Mode : Permanent
1. Kecuali untuk kartu IM3, penyetingan GPRS atau MMS memerlukan proses aktivasi terlebih dahulu.
2. Proses aktivasi dilakukan dengan cara menghubungi operator yang bersangkutan sesuai kartu yang digunakan.
3. Mengenai cara melakukan aktivasi secara detil dapat dilihat pada detil penyetingan GPRS di bawah ini.
Setting GPRS Matrix / Mentari
Profile Name : satelindo
Homepage URL : http://wap.matrix-centro.com
IP Address : 202.152.162.250:9200
Bearer : GPRS
User Name :
Password :
APN : satelindogprs.com
Three
GPRS Settings
Settings’ Name: 3-GPRS
Homepage : http://wap.three.co.id/
Proxies : Enable
Proxy address : 10.4.0.10
Port : 3128
GPRS access point : 3gprs
Authentication type : Normal
Login type : Automatic
Username : 3gprs
Password : 3gprs
MMS Settings
Settings’ name : 3-MMS
Homepage : http://mms.hutch.co.id/
GPRS access point : 3mms
Authentication type : Normal
Username : 3mms
Password : 3mms
Allow adverts : No

Sabtu, 10 Desember 2011

Tujuan dan Pelaksanaan Inovasi Pendidikan


BAB I

PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang Masalah

          Pesatnya perkembangan lingkungan lokal, regional, dan internasional saat ini berimplikasi terhadap penanganan penyelenggaraan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan yang ada. Berkaitan dengan perkembangan tersebut, kebutuhan untuk memenuhi tuntutan meningkatkan mutu pendidikan sangat mendesak terutama dengan ketatnya kompetitif antar bangsa di dunia dalam saaat ini. Sehubungan dengan hal ini, paling sedikit ada tiga fokus utama yang perlu diatasi dalam penyelenggaraan pendidikan nasional, yaitu: upaya peningkatan mutu pendidikan, relevansi yang tinggi dalam penyelenggaraan pendidikan, dan tata kelola pendidikan yang kuat.
Depdiknas menempatkan ketiga hal tersebut dalam rencana strategis pembangunan pendidikan nasional tahun 2004-2009, namun disadari bahwa ketiganya tetap mendesak dan relevan dalam penyelenggaraan pendidikan kedepannya. Atas dasar itu, Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan (Puslitjaknov) Balitbang Depdiknas dalam simposium nasional hasil penelitian pendidikan pada tahun 2009 mengangkat peningkatan mutu pendidikan.
Simposium nasional penelitian dan inovasi pendidikan tahun 2009 merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Puslitjaknov Balitbang Depdiknas sebagai wahana dan wadah untuk menjaring informasi hasil penelitian, pengembangan, dan gagasan inovatif yang bermanfaat dalam memberikan bahan masukan bagi pengambilan kebijakan pendidikan nasional.
Kata inovasi seringkali dikaitkan dengan perubahan, tetapi tidak setiap perubahan dapat dikategorikan sebagai inovasi. Rogers (1983 : 11) memberikan batasan yang dimaksud dengan inovasi adalah suatu gagasan, praktek, atau objek benda yang dipandang baru oleh seseorang atau kelompok adopter lain.
Kata baru biasanya bersifat sangat relatif, biasa karena seseorang baru mengetahui dan biasa juga karena baru mau menerima meskipun sudah lama mengetahui.

B. Rumusan Masalah

a.     Pemahaman apa yang maksud dengan Inovasi Pendidikan

b.     tujuan Inovasi Pendidikan

c.       cara-cara pelaksanaan pendidikan





















BAB II

PEMBAHASAN


A.               Pengertian Inovasi pendidikan

        Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Inovasi di artikan pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru atau penemuan yang berbeda dari sebelumnya seperti gagasan, metode, atau alat[1].
          Pengertian Inovasi pendidikan disini ialah suatu perubahan yang baru dan bersifat kualitatif, berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta sengaja di usahakan untuk meningkatkan kemampuan dalam rangka penyampaian tujuan tertentu dalam pendidikan[2].
Inovasi berasal dari kata latin, innovation yang berarti pembaharuan dan perubahan. Inovasi ialah suatu perubahan yang baru yang menuju ke arah perbaikan yang lain atau berbeda dari yang sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan berencana. Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi hasil seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil inverse (penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah pendidikan.

        Demikian pula Ansyar, Nurtain (1991) mengemukakan inovasi adalah gagasan, perbuatan, atau suatu yang baru dalam konteks social tertentu untuk menjawab masalah yang dihadapi. Selanjutnya dijelaskan bahwa sesuatu yang baru itu mungkin sudah lama dikenal pada konteks sosial lain atau sesuatu itu sudah lama dikenal, tetapi belum dilakukan perubahan.
                   Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa inovasi adalah perubahan, tetapi tidak semua perubahan adalah inovasi. Pembaharuan (inovasi) diperlukan bukan saja dalam bidang teknologi, tetap juga di segala bidang termasuk bidang pendidikan.pembaruan pendidikan diterapkan didalam berbagai jenjang pendidikan juga dalam setiap komponen system pendidikan. Sebagai pendidik, kita harus mengetahui dan dapat menerapkan inovasi-inovasi agar dapat mengembangkan proses pembelajaran yang kondusif sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal. Kemajuan suatu lembaga pendidikan sangat berpengaruh pada outputnya sehingga akan muncul pengakuan yang rill dari siswa, orang tua dan masyarakat. Namun sekolah/ lembaga pendidikan tidak akan meraih suatu pengakuan rill apabila warga sekolah tidak melakukan suatu inovasi di dalamnya dengan latar belakang kekuatan, kelemahan tantangan dan hambatan yang ada.

B.            Tujuan Inovasi Pendidikan

        Menurut Santoso (1974), tujuan utama inovasi adalah, yakni meningkatkan sumber-sumber tenaga, uang dan sarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi. Tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas: sarana serta jumlah pendidikan sebesar-besarnya (menurut criteria kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan pembangunan), dengan menggunakan sumber, tenaga, uang, alat, dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya, dengan tahap-tahap untuk mencapai tujuan inovasi pendidikan Indonesia. Mengajar ketinggalan-ketinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan-kemajuan ilmu dan teknologi sehingga makin lama pendidikan di Indonesia makin berjalan sejajar dengan kemajuan tersebut. Kemudian mengusahakan terselenggaranya pendidikan sekolah maupun luar sekolah bagi setiap warga Negara. Misalnya meningkatkan daya tampung usia sekolah SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi.
        Sebagai pertanda dinamisnya kehidupan manusia, ia selalu mengalami perubahan dan kebutuhannya semakin meningkat sesuai dengan perkembanganya. Peranan pendidikan dan tingkat perkembangan manusia merupakan faktor yang dominan terhadap kemampuannya untuk menanggapi masalah kehidupannya sehari- hari. Setiap masalah pendidikan berkaitan erat dengan segi kehidupan yang lain, masalahnya bersifat kompleks, sesuai dengan kehidupan masyarakatnya.
Inovasi pendidikan dilakukan untuk memecahkan masalah pendidikan dan menyongsong arah perkembangan dunia kependidikan yang lebih memberikan harapan kemajuan lebih pesat.
Secara lebih rinci tentang maksud- maksud diadakannya inovasi pendidikan ini, adalah sebagai berikut :
1.     Pembaruan pendidikan sebagai tanggapan baru terhadap masalah- masalah pendidikan
Tugas pembaruan pendidikan yang terutama adalah memecahkan masalah- masalah yang dijumpai dalam dunia pendidikan, baik dengan cara yang konvensial maupun dengan cara yang inovatif. Inovasi atau pebaruan pendidikan juga merupakan suatu tanggapan baru terhadap masalah pendidikan yang nyata-nyata di hadapi. Titik pangkal pembaruan pendidikan adalah masalah yang aktual yang secara sistematis akan di pecahkan dengan cara inovatif.
2.     Inovasi pendidikan sebagai upaya untuk mengembangkan pendekatan yang lebih efektif dan ekonomis. Sehubungan dengan itu, tampaknya ada beberapa cara yang biasa di tempuh dalam upaya pencapaian tujuan.
 
Sasaran Program Pembaruan (Inovasi) dalam Bidang Pendidikan adalah komponen-komponen apa saja dalam bidang pendidikan yang dapat menciptakan inovasi. Pendidikan adalah suatu sistem maka inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan, baik sistem dalam arti sekolah, perguruan tinggi atau lembaga pendidikan yang lain, maupun sistem dalam arti yang luas, misalnya sistem pendidikan nasional. Berikut ini contoh-contoh inovasi pendidikan dalam setiap komponen pendidikan atau komponen sistem sosial dengan pola yang dikemukakan oleh B. Milles, seperti yang dikutip oleh Ibrahim (1988). Pembinaan Personalia Pendidikan yang merupakan bagian dari sistem sosial menempatkan personal (orang) sebagai bagian/komponen dari sistem. Adapun inovasi yang sesuai dengan pembinaan personal, yaitu peningkatan mutu guru, sistem kenaikan pangkat, peningkatan disiplin siswa melalui tata tertib dan sebagainya.
Banyaknya Personal dan Wilayah Kerja Inovasi pendidikan yang relevan dengan aspek ini, misalnya rasio guru dan siswa dalam satu sekolah. Fasilitas Fisik Sistem pendidikan untuk mendayagunakan sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan.
Inovasi yang sesuai dengan komponen ini, misalnya pengaturan tempat duduk siswa,pengaturan papan tulis, pengaturan peralatan laboratorium bahasa, penggunaan kamera video. Penggunaan Waktu Dalam sistem pendidikan tentu memiliki perencanaan pengunaan waktu. Inovasi yang sesuai dengan aspek ini, misalnya pengaturan waktu belajar (pagi atau siang), pengaturan jadwal pelajaran.


Perumusan Tujuan Sistem pendidikan tentu memiliki rumusan tujuan yang jelas. Inovasi yang sesuai dengan aspek ini, misalnya perubahan rumusan tujuan pendidikan nasional, perubahan rumusan tujuan kurikuler, perubahan rumusan tujuan institusional, perubahan rumusan tujuan instruksional. Prosedur dalam sistem pendidikan tentu saja memiliki peran penting untuk mencapai tujuan. Adapun inovasi pendidikan yang relevan dengan komponen ini adalah penggunaan kurikulum baru, cara membuat rencana pengajaran, pengajaran secara kelompok dan sebagainya. Peran yang diperlukan dalam sistem pendidikan perlu adanya kejelasan peran yang diperlukan guna menunjang pencapaian tujuan.

C.   Cara-Cara Pelaksanaan Inovasi

Inonasi pendidikan merupakan perubahan pendidikan yang di dasarkan atas usaha-usaha sadar, terencana, berpola, dalam pendidikan yang bertujuan untuk mengarahkan sesuai dengan kebutuhan yang di hadapi dan tuntutan zamannya. Dalam inovasi pendidikan, gagasan baru sebagai hasil pemikiran kembali haruslah mampu memecahkan persoalan yang tidak terpecahkan oleh cara-cara tradisional yang bersifat komersial.[3]
Di samping sebagai tanggapan terhadap masalah pendidikan dan tuntutan zaman, inovasi pendidikan juga merupakan usaha aktif untuk mempersiapkan diri menghadapi masa datang yang lebih memberikan harapan sesuai dengan cita-cita yang di inginkan. Ada beberapa cara untuk pelaksanaan Inovasi pendidikan diantaranya adalah :

a.     Otonomi Pendidikan sebagai Langkah Awal
                            
Dalam beberapa tahun belakangan, upaya menuju pembenahan sector pendidikan difokuskan pada penataan kewenangan pusat dan daerah. Daerah perlu memiliki peluang untuk mengembangkan pendidikan sesuai kebutuhan dan potensinya. Sementara itu, pusat mengurus hal- hal yang strategis pada tatanan nasional, yaitu pengembangan kurikulum nasional, bantuan teknis, bantuan dana, monitoring, pembakuan mutu, pendidikan moral dan karakter bangsa, serta peberian kesempatan pendidikan pada kelompok masyarakat kurang beruntung.
Desentrlisasi pendidikan merupakan dampak dari desentralisasi pemerintahan yang merupakan wujud UU No. 22 Tahun 1999. Desentralisasi pendidikan bisa dikatakan langkah awal dari reformasi pendidikan. Sebab, desentralisasi pendidikan merupakan suatu upaya menemukan paradigm baru untuk menemukan falsafah dan system pendidikan nasional. Karena itu, desentralisasi pendidikan harus senantiasa diterapkan dalam kerangka system pendidikan nasional sebagai wahan auntuk memelihara persatuan dan kesatuan bangsa untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam menghadapi pasar global.

    Desentralisasi pendidikan secara hakiki tidak akan menciptakan suatu disintegrasi dalam system pendidikan nasional. Standard kompetensi pendidikan lulusan diberbagai lembaga daerah dengan daerah lainnya tetap sama, yang berbeda adalah pada implementasi prosesnya, sesuai dengan kondisi dan situasi daerah setempat.

    Desentralisasi pendidikan bukanlah sekedar dekonsentrasi di bidang pendidikan yang kekuasaannya di serahkan pemerintah pusat kepada daerah otonom. Desentralisasi pendidikan berkenaan dengan masalah yang sangat mendasar,yaitu pendidikan adalah milik rakyat, proses pengembangan social capital dan intellectual capacity dari suatu bangsa.

    Pendidikan sebagai proses pembudayaan tidak terlepas dari tuntutan-tuntutan hidup bersama masyarakat yang berbudaya. Meminjam pendapat HAR Tilaar, desentralisasi pendidikan mempunyai dua tuntutan, yaitu akuntabilitas horizontal diartikan bahwa akuntabilitas terhadap masyarakat sebagai pemiliknya dan akuntalibitas vertical didalam hidup bersama sebagai satu bangsa, maka pendidikan juga mempunyai fungsi di dalam pengembangan bangsa Indonesia.

    Dua hal pokok sebagai implementasi desentralisasi pendidikan. Pertama, Manajemen Berbasis Sekolah (School Based Management).
Konsep ini secara hakiki adalah pemberian otonomi kepada sekolah dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan. Dalam hal ini sekolah wajib memberdayakan atau melibatkan peran serta atau partisipasi masyarakat dalam pengelolaan rumah tangga sekolah, dengan tetap mengacu pada kerangka kebijakan nasional. MBS dilaksanakan agar sekolah dapat leluasa mengelola sumber daya sesuai dengan prioritas kebutuhan dan tanggap terhadap kebutuhan setempat. Kedua, pendidikan yang berbasis masyarakat (Community Based Education). Selama ini masyarakat memiliki potensi yang besar untuk untuk menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan setempat dengan mengandalkan kekuatan dan sumber daya yang ada di masyarakat.

b.     Peningkatan Mutu dan Profesionalisme Guru

Bangsa dan masyarakat kita sangat membutuhkan para guru yang mampu mengangkat citra pendidikan yang terkesan carut-marut, sehingga muncul kesulitan bagaimana harus di mulai, kapan dan siapa yang memulainya, serta dari mana harus di mulai. Satu hal yang menjadi titik perhatian kita adalah “bagaimana merancang guru masa depan kita”. Guru masa depan adalah guru yang memiliki kemampuan dan keterampilan bagaimana dapat menciptakan hasil  pembelajaran secara optimal. Selanjutnya memiliki kepekaan dalam membaca tanda-tanda zaman, serta memiliki wawasan intelektual dan berfikiran maju,

c.      Strategi Pembelajaran

Istilah strategi, sebagaimana banyak istilah lainnya, di pakai dalam banyak konteks dengan makna yang tidak selalu sama. Di dalam konteks pembelajaran, strategi berarti pola umum perbuatan guru/murid dalam perwujudan kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, konsep strategi merujuk kepada karakteristik  abstrak rentetan perbuatan murid atau guru di dalam pembelajaran.
     J.R David dalam Teaching Strategies for College Class Room (1976), mengemukakan, “A plan, method, or series of activities designed to achieves a particular education goal”. Menurut pengertian ini strategi meliputi rencana, metode dan perangkat kegiatan yang di rencanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Untuk melaksanakan strategi tertentu di perlukan seperangkat metode pengajaran. Suatu program pengajaran yang di selenggarakan oleh guru dalam satu kali tatap muka, biasanya di laksanakan dengan berbagai metode, seperti ceramah, diskusi kelompok, maupun tanya jawab. Keseluruhan metode ini termasuk media pendidikan yang di gunakan untuk menggambarkan strategi pembelajaran.
     Strategi dapat di artikan sebagai a plant of operation achieng something, “rencana kegiatan untuk mencapai sesuatu”. Sedangkan metode ialah a way in achieving something “cara untuk mencapai sesuatu”. Metode pengajaran termasuk dalam perencanaan kegiatan atau strategi.
     Strategi pembelajaran merupakan rancangan dasar bagi seorang guru tentang cara ia membawakan pengajarannya di kelas secara bertanggung jawab. Strategi pembelajaran adalah hal yang sangat penting bagi seorang guru dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada tiga jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran. Mengenai strategi pengajaran menekankan pada media apa yang di pakai untuk menyampaikan pengajaran, kegiatan belajar apa yang di lakukan siswa, dan dalam struktur belajar mengajar yang bagaimana.
     Strategi pengelolaan menekankan pada penjadwalan penggunaan setiap komponen strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian pengajaran, termasuk pula pembuatan catatan tentang kemajuan belajar siswa.




BAB III

ANALISIS


Dengan pesatnya perkembangan lingkungan local, regional, dan internasional saat ini, sangat berpengaruh pada setiap jenjang pendidikan. kebutuhan untuk meningkatkan mutu pendidikan sangatlah penting karena ketatnya komfetitif antar bangsa di dunia saat ini. Kata Inovasi menurut kamus besar Indonesia adalah pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru atau bisa juga di katakan dengan penemuan yang berbeda dari sebelumnya. Tetapi disini kami ingin membahas inovasi pendidikan yang baru dan bersifat kualitatif untuk meningkatkan kemampuan dalam menyampaikan tujuan pendidikan.
Tujuan Inovasi pendidikan ialah untuk meningkatkan sumber-sumber sarana dan tenaga pendidikan. Inovasi pendidikan di lakukan untuk memecahkan masalah pendidikan dan menyongsong arah perkembangan dunia pendidikan yang lebih baik lagi. Mungkin secara lebih rinci di adakannya inovasi pendidikan ini ialah sebagai pembaruan pendidikan terhadap masalah-masalah pendidikan, terutama untuk memecahkan masalah-masalah yang sering kali di jumpai di dalam dunia pendidikan. Baik dengan cara konvensial maupu dengan cara inovatif. Inovasi pendidikan juga merupakan suatu tanggapan baru terhadap masalah pendidikan yang nyata di hadapi, sebagai upaya mengembangkan pendekatan yang lebih efektif  dan ekonomis.
Sasaran program pembaruan atau inovasi dalam bidang pendidikan adalah komponen-komponen apa saja dalam bidang pendidikan yang dapat menciptakan Inovasi. Pada dasarnya pendidikan adalah suatu sistem maka Inovasi Pendidikan ialah yang mencakup hal-hal yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan, baik sistem dalam arti sekolah, perguruan tinggi atau lembaga pendidikan yang lain, maupun sistem pendidikan dalam arti yang luas.
Mungkin kita banyak menemukan cara-cara pelaksanaan Inovasi pendidikan, tetapi disini kami hanya membahas beberapa yang menurut kami berpengaruh dalam Inovasi pendidikan. Yang pertama, upaya menuju pembenahan sektor pendidikan yang di fokuskan kewenangan pusat dan daerah. Karena daerah sangat perlu memiliki peluang untuk mengembangkan pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan potensi daerah tersebut. Yang kedua, adalah meningkatkan mutu dan professionalism guru, yang mampu mengangkat citra pendidikan kita sekarang ini. Mungkin dengan adanya pelatihan atau seminar yang mampu meningkatkan keterampilan dan hasil pembelajaran secara optimal, serta memiliki kepekaan dalam membaca tanda-tanda zaman serta memiliki wawasan intelektual dan berfikiran maju.  Dan yang ketiga ialah strategi pembelajaran. Di dalam konteks pembelajaran, strategi adalah pola umum perbuatan uru dalam perwujudan kegiatan pembelajaran. Dalam pengajaran yang di selenggarakan oleh guru dalam satu kali tatap muka biasanya di laksanakan berbagai metode, seperti ceramah, diskusi kelompok, maupun tanya jawab, tergantung kreativitas guru selaku pengajar murid.













KESIMPULAN


Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Inovasi di artikan pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru atau penemuan yang berbeda dari sebelumnya seperti gagasan, metode, atau alat.
Pengertian Inovasi pendidikan disini ialah suatu perubahan yang baru dan bersifat kualitatif, berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta sengaja di usahakan untuk meningkatkan kemampuan dalam rangka penyampaian tujuan tertentu dalam pendidikan.
Inovasi berasal dari kata latin, innovation yang berarti pembaharuan dan perubahan. Inovasi ialah suatu perubahan yang baru yang menuju ke arah perbaikan yang lain atau berbeda dari yang sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan berencana.
Sebagai pertanda dinamisnya kehidupan manusia, ia selalu mengalami perubahan dan kebutuhannya semakin meningkat sesuai dengan perkembanganya. Peranan pendidikan dan tingkat perkembangan manusia merupakan faktor yang dominan terhadap kemampuannya untuk menanggapi masalah kehidupannya sehari- hari. Setiap masalah pendidikan berkaitan erat dengan segi kehidupan yang lain, masalahnya bersifat kompleks, sesuai dengan kehidupan masyarakatnya.
Inovasi pendidikan dilakukan untuk memecahkan masalah pendidikan dan menyongsong arah perkembangan dunia kependidikan yang lebih memberikan harapan kemajuan lebih pesat.
Secara lebih rinci tentang maksud- maksud diadakannya inovasi pendidikan ini, adalah sebagai berikut :
1.     Pembaruan pendidikan sebagai tanggapan baru terhadap masalah- masalah pendidikan
Tugas pembaruan pendidikan yang terutama adalah memecahkan masalah- masalah yang dijumpai dalam dunia pendidikan, baik dengan cara yang konvensial maupun dengan cara yang inovatif. Inovasi atau pebaruan pendidikan juga merupakan suatu tanggapan baru terhadap masalah pendidikan yang nyata-nyata di hadapi. Titik pangkal pembaruan pendidikan adalah masalah yang aktual yang secara sistematis akan di pecahkan dengan cara inovatif.
2.     Inovasi pendidikan sebagai upaya untuk mengembangkan pendekatan yang lebih efektif dan ekonomis. Sehubungan dengan itu, tampaknya ada beberapa cara yang biasa di tempuh dalam upaya pencapaian tujuan.
Ada beberapa cara untuk pelaksanaan Inovasi pendidikan diantaranya adalah : Otonomi Pendidikan sebagai Langkah Awal, Peningkatan Mutu dan Profesionalisme Guru, Strategi Pembelajaran.
inovasi diperlukan bukan saja dalam bidang teknologi, tetap juga di segala bidang termasuk bidang pendidikan. pembaruan pendidikan diterapkan didalam berbagai jenjang pendidikan juga dalam setiap komponen system pendidikan. Sebagai pendidik, kita harus mengetahui dan dapat menerapkan inovasi-inovasi agar dapat mengembangkan proses pembelajaran yang kondusif sehingga dapat
diperoleh hasil yang maksimal. Kemajuan suatu lembaga pendidikan sangat berpengaruh pada outputnya sehingga akan muncul pengakuan yang rill dari siswa, orang tua dan masyarakat.
Namun sekolah lembaga pendidikan tidak akan meraih suatu pengakuan rill apabila warga sekolah tidak melakukan suatu inovasi di dalamnya dengan latar belakang kekuatan, kelemahan tantangan dan hambatan yang ada.










DAFTAR PUSTAKA


Fuad, Ihsan. Dasar-Dasar Kependidikan. Rineka Cipta, 1997. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1990.
B. Suryosubroto. Beberapa Aspek Dasar- dasar Kependidikan. Rineka Cipta, Jakarta, 1990.
Hasbullah, Dasar-Dasar Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006.
Isjoni, Saatnya Pendidikan Kita Bangkit, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.


[1] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1990, hal 333.
[2] B. Suryosubroto, Beberapa Aspek Dasar- dasar Kependidikan, Rineka Cipta,Jakarta, 1990 hal. 127
[3] Madyo Ekosusilo – RB. Kasihadi, op.cit. hlm. 92.