Sabtu, 24 November 2012

PERENCANAAN SISTEM PAI





PERENCANAAN SISTEM PAI
Rangkuman ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Sistem PAI dengan dosen pembimbing
Rusdi S.Ag, M.SI






Di Susun Oleh :
Darul Zhulfi               10.1102.0007

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI KEPENDIDIKAN ISLAM (KI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SAMARINDA 2011/2012









Kata Pengantar

Puji syukur yang sebesar-besarnya kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami telah dapat menyelesaikan tugas pembukuan makalah ini tepat pada waktunya. Pembukuan makalah ini berisikan mengenai hasil makalah-makalah dari kolompok mahasiswa STAIN khususnya jurusan Tarbiyah Kependidikan Islam semester empat yang membahas tentang Perencanaan Sistem PAI.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing Mata Kuliah Perencanaan Sistem PAI yaitu bapa Rusdi S. Ag, M.SI yang sangat membantu dalam mata kuliah ini selama satu semester. Dan kepada teman-teman mahasiswa jurusan Tarbiyah, Kependidikan Islam Semester empat yang turut membantu untuk rangkumnya pembukuan ini.
Kami berharaf pembukuan makalah-makalah ini dapat bermanfaat bagi kami pribadi dan para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan baik dalam pengetikan ataupun perkataan yang ada didalam buku ini. kebenaran hanya milik Allah SWT dan kesalahan hanya milik hamba-Nya.
Dan yang terakhir kami mohon kritik dan saran serta masukan yang sifatnya membangun.

Samarinda, 27 juni 2012








Daftar Isi
Kata Pengantar.................................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................................... ii
1.        Pengertian Sistem PAI....................................................................................... 1
1.        Pengertian Perencanaan Sistem PAI........................................................ 1
2.        Fungsi Perencanaan Sistem Pembelajaran PAI...................................... 2
3.        Manfaat dan Pentingnya Perencanaan Pembelajaran........................... 2
2.        Penyusunan Program Tahunan, Program Semester dan Pekan Efektif....... 4
1.        Pengertian Program Tahunan................................................................... 4
2.        Pengertian Program Semester................................................................... 5
3.        Pengertian Analisis Pekan Efektif............................................................ 5
4.        Langkah-Langkah Penyusunan Program Tahunan............................... 6
5.        Langkah-Langkah Penyusunan Program Semester............................... 7
3.        Pengembangan Silabus...................................................................................... 8
1.        Konsep Dasar Pengembangan Silabus................................................... 8
2.        Landasan Pengembangan......................................................................... 8
3.        Prinsip-Prinsip Pengembangan Silabus................................................... 9
4.        Langkah-langkah Pengembangan........................................................... 10
5.        Komponen-komponen Silabus................................................................ 11
4.        Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran................................... 13
1.        Konsep Dasar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran............................. 13
2.        Tujuan RPP................................................................................................. 14
3.        Prosedur Pengembangan RPP................................................................. 15
4.        Komponen RPP.......................................................................................... 16
5.        Prinsip-prinsip Penyusunan RPP............................................................ 18
6.        Langkah-langkah Penyusunan RPP........................................................ 19
7.        Contoh Format RPP................................................................................... 21
5.        Pengembangan Model Pembelajaran.............................................................. 23
1.        Konsep Dasar Model Pembelajaran........................................................ 23
2.        Sistem Pembelajaran PAI.......................................................................... 24
3.        Tahap penilaian.......................................................................................... 27
6.        Pengembangan Bahan Ajar.............................................................................. 31
1.        Bahan Ajar.................................................................................................. 31
2.        Prosedur Pengembangan Bahan Ajar..................................................... 32
7.        Penilaian Berbasis Kelas................................................................................... 42
1.        Pengertian Penilaian Berbasis Kelas....................................................... 42
2.        Prinsip-prinsip Penilaian Berbasis Kelas................................................ 43
3.        Jenis Penilaian Berbasis Kelas................................................................. 44
4.        Tujuan dan Fungsi Penilaian Berbasis Kelas........................................ 45
Daftar Pustaka     
Pengertian Perencanaan Sistem PAI
1


1.        Pengertian Perencanaan Sistem PAI
Perencanaan sistem PAI adalah suatu pemikiran atau persiapan untuk melaksanakan tujuan pengajaran atau aktifitas pengajaran dengan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran serta melalui langkah-langkah dalam pembelajaran yaitu: pelaksanaan perencanaan, penilaian dalam rangka mengatasi tujuan yang telah ditetapkan dalam sistem PAI.
Sedangkan pengertian pembelajaran adalah adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Dalam definisi yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan objek/benda yang memiliki hubungan diantara mereka.
Jadi perencanaan sistem pembelajaran PAI adalah suatu pemikiran atau persiapan untuk melaksanakan tujuan pengajaran atau aktifitas pengajaran dengan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran serta melalui langkah-langkah dalam pembelajaran yang menjadi suatu kesatuan yang terdiri atas komponen atau elemen yang saling berinteraksi, saling terkait, atau saling bergantung membentuk keseluruhan yang kompleks menjadi kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.


2.        Fungsi Perencanaan Sistem Pembelajaran PAI
1.        Fungsi perencanaan pembelajaran bagi guru
a.        Perencanaan pembelajaran sebagai pedoman atau acuan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
b.        Untuk menambah penguasaan guru terhadap materi yang diajarkan dan juga menyeleksi atau mengkombinasikan materi.
c.        Perencanaan pembelajaran sebagai alat untuk mengukur keberhasilan,belajar-mengajar, baik proses maupun hasil.
d.        Sebagai alat untuk membantu pengelolaan pendidikan
e.        Menjadikan kegiatan pembelajaran lebih terarah dan berjalan secara efektif dan efesien
f.         Fungsi perencanaan pembelajaran bagi siswa
1.        sebagai pedoman dan acuan belajar, karena materi pelajarannya sudah terencana.
2.        sebagai persiapan belajar, karena materi pelajarannya tidak akan berubah-ubah lagi (sudah terencana)
3.        menjadikan siswa senang dalam belajar, karena pembelajarannya terncana.
3.        Manfaat Dan Pentingnya Perencanaan Pembelajaran
Banyak manfaat yang diperoleh dari perencanaan pengajaran dalam proses belajar mengajar yaitu :
a.        Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
b.        Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan.
c.        Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.
d.        Sebagai alat ukur efektif  tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketepatan dan kelambatan kerja.
e.         Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
f.         Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya.
Menurut Udin Syaefudin Sa’ud dan Abin Syamsudin Makmun, perencanaan memiliki arti penting sebagai berikut :
1.        Dengan adanya perencanaan diharapkan tumbuhnya suatu pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan.
2.        Dengan perencanaan, maka dapat dilakukan suatu perkiraan (fore-casting) terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui.
3.        Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara terbaik (the best alternatif) atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik (the best combination).
4.        Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas.
5.        Dengan adanya rencana, maka akan ada suatu alat pengukur atau standar untuk mengadakan pengawasan atau evaluasi kinerja usaha atau organisasi, termasuk pendidikan.






























Penyusunan Program Tahunan, Program Semester dan Pekan Efektif
2




1.        Pengertian Program Tahunan
Program adalah sederetan kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.[1]Dalam pengertian program tahunan terdapat beberapa pendapat yang menjelaskan tentang pengertian tersebut.
Program tahunan adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun ajaran untuk mencapai tujuan (standar kompetensi dan kompetensi dasar) yang telah ditetapkan. Penetapan alokasi waktu diperlukan agar seluruh kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum seluruhnya dapat dicapai oleh siswa.[2]
Program tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas, yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. Program ini perlu dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun ajaran, karena merupakan pedoman bagi pengembangan program-program berikutnya, seperti program semester, program mingguan, dan program harian atau program pembelajaran setiap pokok bahasan, yang dalam KBK dikenal modul.[3]
Dalam program perencanaan menetapkan alokasi waktu untuk setiap kompetensi dasar yang harus dicapai, disusun dalam program tahunan. Dengan demikian, penyusunan program tahunan pada dasarnya adalah menetapkan jumlah waktu yang tersedia untuk setiap kompetensi dasar.[4]
2.        Pengertian Program Semester
Semester adalah satuan waktu yang digunakan untuk penyelenggaraan program pendidikan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam semester itu ialah kegiatan tatap muka, praktikum, keraja lapangan, mid semester, ujian semester dan berbagai kegiatan lainya yang diberi penilaian keberhasilan.[5]
Dalam program pendidikan semester dipakai satuan waktu terkecil, yaitu satuan semester untuk menyatakan lamanya satu program pendidikan.Masing-masing program semester sifatnya lengkap dan merupakan satu kebulatan dan berdiri sendiri. Pada setiap akhir semester segenap bahan kegiatan program semester yang disajikan harus sudah selesai dilaksanakan dan mahasiswa yang mengambil program tersebut sudah dapat ditentukan lulus atau tidak.
Program semester berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut. Program semester ini merupakan penjabaran dari program tahunan.[6]Kalau program tahunan disusun untuk menentukan jumlah jam yang diperlukan untuk mencapai kompetensi dasar, maka dalam program semester diarahkan untuk menjawab minggu keberapa atau kapan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar itu dilakukan.[7] Pada umumnya program semester ini berisikan tentang bulan, pokok bahasan yang hendak disampaikan, waktu yang direncanakan, dan keterangan-keterangan.[8]
3.        Pengertian Analisis pekan evektif
Pekan efektif adalah hitungan hari-hari efektif yang ada pada tahun pelajaran berlangsung. Untuk membantu kemajuan belajar peserta didik, di samping modul perlu dikembangkan program mingguan dan harian. Program ini merupakan penjabaran dari program semster dan program modul. Melalui program ini dapat diketahui tujuan-tujuan yang telah dicapai dan yang perlu diulang, bagi setiap peserta didik. Melalui program ini juga diidentifikasi kemajuan belajar setiap peserta didik, sehingga dapat diketahui peserta didik yang mendapat kesulitan dalam setiap modul yang dikerjakan, dan peserta didik yang memiliki kecepatan belajar di atas rata-rata kelas.
Bagi peserta didik yang cepat bisa diberikan pengayaan, sedang bagi yang lambat dilakukan pengulangan modul untuk mencapai tujuan yang belum dica[ai dengan menggunakan waktu cadangan.[9]
Cara menentukan Pekan efektif
·         Menentukan jumlah minggu selama satu tahun.
·         Menghitung jumlah minggu tidak efektif selama satu tahun.
·         Menghitung jumlah minggu efektif dengan cara jumlah minggu dalam satu tahun dikurang jumlah minggu tidak efektif .
·         Menghitung jumlah jam efektif selama satu tahun dengan cara jumlah minggu efektif dikali jumlah jam pelajaran per minggu.
4.        Langkah-langkah Penyusunan Program Tahunan[10]
a.        Menelaah kalender pendidikan, dan ciri khas sekolah/madrasah berdasarkan kebutuhan tingkat satuan pendidikan.
b.        Menandai hari-hari libur, permulaan tahun pelajaran, minggu efektif, belajar, waktu pembelajaran efektif (per minggu). Hari-hari libur meliputi :
1.        Jeda tengah semester
2.        Jeda antar semester
3.        Libur akhir tahun pelajara
4.        Hari libur keagaman
5.        Hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional
6.        Hari libur khusus
c.        Menghitung jumlah minggu efektif setiap bulan dan semester dalam satu tahun dan memasukkan dalam format matrik yang tersedia.
d.        Medistribusikan olokasi waktu yang disediakan untuk suatu mata pelajaran, pada setiap KD dan topik bahasannya pada minggu efektif, sesuai ruang lingkup cakupan maeri, tingkat kesulitan dan pentingnya materi tersebut, serta mempertimbangkan waktu untuk ulangan serta review materi.
Cara menentukan Jam Efektif
·            Banyaknya pekan efektif pada perhitungan alokasi waktu per semester dikurangi pekan tidak efektifnya. Contoh : Pekan dalam semester ini 26 pekan, yang tidak efektif 9 pekan maka pekan efektif adalah 26-9 =17 Pekan.
·            Jam efektif semester adalah hasil perkalian pekan efektif dengan jumlah jam pelajaran per minggu. Misal : Fisika kelas VII Jumlah jam per minggu 2 jam/ kelas. Maka jam pelajaran efektif per semester adalah 17 x 2 jam pel = 34 jam pel. [11]
5.        Langkah-langkah Penyusunan Program Semester[12]
1.        Memasukkan KD, topik dan sub topik bahasan dalam format Program Semester
2.        Menentukan jumlah jam pada setiap kolom minggu dan jumlah tatap muka per minggu untuk mata pelajaran
3.        Mengalokasikan waktu sesuai kebutuhan bahasan topik dan sub topik pada kolom minggu dan bulan.
4.        Membuat catatan atau keterangan untuk bagian-bagian yang  membutuhkan penjelasan.























Pengembangan Silabus
3


1.        Konsep Dasar Pengembangan Silabus
Menurut  Dr. E. Mulyasa, M.Pd silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indicator, penilaian, alokasi waktu dam sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.[13]
Silabus merupakan acuan dalam penyusunan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan pengembangan penilaian hasil belajarnya.[14]
Dapat disimpulkan bahwa silabus adalah sebuah rencana pembelajara yang tersusun secara sistematis dan disertai dengan komponen-komponen tertentu yang disusun oleh setiap mata pelajaran dalam sebuah lembaga pendidikan.

2.        Landasan Pengembangan
Dalam Undang-undang Sisdiknas No 22 tahun 2003 BAB X pasal 36 ayat 1 disebutkan bahwa pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.[15]
Selain itu, Oemar Hamalik menambahkan bahwa pendidikan nasional berakar pada kebudayaan nasional. Dan pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan Undang –Undang Dasar 1945.[16]
Soetopo dan soemanto menjelaskan bahwa landasan pengembangan kurikulum dapat menjadi titik tolak sekaligus titik sampai.[17]
Perlu diadakan sebuah seleksi dalam proses pengembangan silabus, agar rumusan kompetensi yang betul-betul diperoleh dapat bermanfaat bagi peserta didik serta sesuai dengan tuntutan yang akan dilakukan setelah mengikuti sebuah pembelajaran.
Kompetensi yang dikembangkan harus mampu membekali peserta didik untuk menjalani kehidupan yang penuh dengan berbagai macam tantangan dan permasalahan yang semakin rumit dan kompleks, terutama dalam memasuki era globalisasi yang tidak pasti.
Kompetensi-kometensi yang ingin dicapai oleh suatu sekolah perlu digambarkan secara jelas dan tertulis, baik yang menyangkut kemampuan untuk belajar mengetahui, kemampuan untuk belajar melakukan, kemampuan untuk belajar hidup dalam kebersamaan, kemampuan untuk belajar menjadi diri sendiri dan kemampuan untuk belajar seumur hidup.[18]
Dari hasil analisis yang telah dilakukan tadi, kita dapat merumuskan kompetensi dan tujuan pendidikan dalam setiap mata pelajaran. Setiap mata pelajaran harus dirumuskan dengan jelas agar peserta didik mengetahui apa yang harus mereka pelajari. Berdasarkan kompetensi dan tujuan yang akan dicapai dikembangkan alat evaluasi untuk mengukur ketercapaiaan  tujuan sesuai dengan kompetensi yang telah dtetapkan.

3.        Prinsip-prinsip Pengembangan Silabus
Sebagaimana dikemukakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), pengembangan silabus dilakukan berdasarkan pada prinsip-prinsip tertentu, yaitu :[19]

a.        Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang ada dalam silabus harus benar, logis dan dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
b.        Relevan
Cakupan, kedalaman, ruang lingkup, dan urutan penyajian materi dalam silabus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik atau dapat dikatakan saling berhubungan.
c.        Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
d.        Konsisten
Antara komponen-komponen yang ada dalam pengembangan silabus harus memiliki hubungan yang teratur tidak berubah.
e.        Memadai
Semua komponen silabus yang dilaksanakan dapat mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan, serta tetap memperhatikan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan belajar-mengajar.
f.         Aktual dan Konsektual
Segala komponen yang ada dalam silabus, harus memperhatikan segala perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan peristiwa yang sedang berlangsung di masyarakat.
g.        Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik serta dinamika perubahan yang terjadi di madrasah dan tuntutan masyarakat.
h.        Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi seperti kognitif, afektif dan psikomotor.
4.        Langkah-Langkah Pengembangan
Langkah-langkah pengembangan perangkat kurikulum dalam bentuk silabus, dapat dijelaskan sebagai berikut:[20]
a.        Penentuan Format dan Sistematika Silabus
Silabus sebagai sub-sistem pembelajaran terdiri dari komponen-komponen yang satu sama lain saling berhubungan dalam rangka mencapai tujuan. Sesuai prinsipnya format penyajian silabus diwujudkan dalam bentuk matrik agar hubungan antar komponen dapat dilihat dengan jelas.
b.        Penentuan Kemasan Silabus
Kemasan adalah bentuk atau format fisik silabus. Penentuan kemasan silabus berdasarkan atas prinsip keterbacaan, kepraktisan dalam menggunakan dan kemudahan dalam membawa dan menyimpan. Kemasan silabus diwujudkan dalam bentuk media cetak atau buku, dijilid per tingkatan kelas atau sekolah.
c.        Penentuan Kemampuam Dasar
Kemampuan dasar adalah suatu pengetahuan, keterampilan, serta sikap yang harus dikuasai siswa untuk menunjukkan bahwa siswa telah menguasai standar kompetensi dan materi pelajaran.
d.        Penentuan materi Pembelajaran dan Uraiannya
Materi pembelajaran adalah pokok-pokok materi pelajaran yang haris dipelajari siswa sebagai saran pencapaian kemampuan dasar yang akan dinilai dengan menggunakan instrument penilaian yang disusun berdasarkan indicator pencapaian belajar.
e.        Penentuan Pengalaman Belajar Siswa
Segala aktifitas yang dilakukan oleh setiap peserta didik diharapkan mampu mencapai penguasaan kemampuan dasar dan materi pelajaran.
f.         Penentuan Alokasi Waktu
Alokasi waktu perlu diperhatikan pada tahap pengembangan silabus dan perencanaan pembelajaran. Hal ini untuk memperkirakan jumlah jam tatapa muka yang diperlukan.
g.        Penentuan Sumber Bacaan
Rujukan, referensi maupun literature merupakan sumber acuan yang digunakan untuk menyusun silabus.
5.        Komponen-Komponen Silabus
Pengembangan silabus harus dilakukan secara sistematis dan mencakup komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
Komponen ini dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan  atau kompetensi dasar pembelajaran. Dalam pedoman KTSP BSNP (2006) tentang pengembangan silabus dikemukakan ada delapan komponen silabus, yaitu :[21]
a.        Standar Kompetensi
Mengkaji dan menganalisis standar kompetensi mata pelajaran dengan memperhitikan hal-hal berikut:[22]
1.        Urutan tidak harus sesuai dengan urutan yang dalam standar isi.
2.        Keterkaitan antara standar kompetensi dan dompetensi dasar dalam mata pelajaran.
b.        Kompetensi dasar
Kompetensi dasar dalam silabus berfungsi untuk mengarahkan guru dan fasilitator pembelajaran, mengenai target yang harus dicapai dalam pembelajaran.
c.        Materi pokok
Materi merupakan bagian dari struktur keilmuan suatu bahan kajian yang dapat berupa proses, bidang ajar dan keterampilan.[23] Yang bertujuan untuk memberikan petunjuk kepada peserta didik maupun guru.
d.        Kegiatan pembelajaran
Segala kegiatan dalam proses pembelajaran diharapkan dapat menunjang segala sesuatu yang sudah menjadi tijian dalam pengembangan silabus.
e.        Indikator
Indicator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukan tanda-tanda, perbuatan dan respon yang dilakukan dan ditampilkan oleh peserta didik.[24]
f.         Penilaian
Penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
g.        Alokasi waktu
Alokasi waktu pada setiap kompetensi dasara dilakukan dengan memperhatikan jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran perminggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalama, tingkat kesulitan an kepentingannya.[25]
h.        Sumber, bahan atau alat
Sumber, bahan atau alat disini seperti rujukan, literature, referensi yang dapat berupa media cetak  dan elektronik, narasumber dan lain-lain.








Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
4



1.        Konsep Dasar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP merupakan komponen penting dari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), yang pengembangannya harus dilakukan secara professional. Tugas guru yang paling utama terkait dengan RPP berbasis KTSP adalah menjabarkan silabus kedalam RPP yang lebih koperasional dan rinci, serta siap dijadikan pedoman atau skenario dalam pembelajaran. Dalam pengembangan RPP guru diberi kebebasan untuk mengubah, memodifikasi, dan menyesuaikan silabus dengan kondisi sekolah dan daerah, serta dengan karektaristik peserta didik. Hal ini harus dipahami dan dilakukan guru, terutama kalau sekolah tempatnya mengajar tidak mengembangkan silabus sendiri, tetapi menggunakan silabus yang dikembangkan Depdiknas atau silabus dari sekolah lain.
Dalam KTSP guru diberikan kewenangan secara leluasa untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan karektaristik dan kondisi sekolah, serta kemampuan guru itu sendiri dalam menjabarkannya menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran yang siap dijadikan pedoman pembentukan kompetensi peserta didik. Agar guru dapat membuat RPP yang baik dan efektif dan dituntut untuk memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan hakekat, fungsi, prinsif dan prosedur pengembangan, serta cara mengukur efektifitas pelaksanaanya dalam pembelajaran.[26]
Rencana pelaksanaan pembelajaran juga berarti perkiraan atau proyeksi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran. Rencana yang menggambarkan prosuder dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan silabus. Perencanaan merupakan hasil proses berpikir yang mendalam, hasil dari proses pengkajian dan mungkin penyeleksian dari berbagai alternatif yang dianggap lebih memiliki nilai efektifitas dan efisiensi. Perencanaan adalah awal dari semua proses suatu pelaksanaan kegiatan bersifat rasional. Dengan demikian, maka seorang perencana harus dapat memvisualisasikan yang harus dicapai serta bagaimana cara untuk mencapai tujuan tersebut melalui pemanfaatan berbagai potensi yang ada agar proses pencapaian tujuan itu efektif dan efisien.[27]
Dalam proses belajar mengajar perumusan RPP merupakan hal penting yang harus dilakaukan oleh guru agar pencapaian rencana pembelajaran pelaksanaan sampai kepada titik yang diinginkan, karena tanpa adanya RPP proses pembelajaran tidak akan mencapai hasil yang maksimal sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
2.        Tujuan RPP.
Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran tujuan merupakan arah yang harus di capai agar perencanaan dapat di susun dan tentukan dengan baik, maka tujuan itu perlu di rumuskan dalam bentuk sasaran yang jelas dan terukur dengan adanya yang jelas, maka ada target yang harus di capai. Target itulah yang selanjutnya menjadi fokus dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya. Tujuan rencana pelaksanaan  pembelajaran itu memberikan landasan pokok bagi guru dan siswa dalam mencapai kompetensi dasar dan indicator.
Kompetensi dasar adalah kemampuan minimal yang harus di capai peserta didik dalam penguasaan konsep atau materi pelajaran yang di berikan dalam kelas dalam jenjang pendidikan tertentu. Dengan demikian, dalam suatu mata pelajaran terdapat beberapa kompetensi dasar yang harus di capai sebagai kreteria pencapaian standar.
Dalam kurikulum, kompetensi sebagai tujuan pembelajaran itu dideskripsikan secara eksplisit, sehinggga dijadikan standar dalam pencapaian tujuan kurikulum. Baik guru maupun siswa perlu memahami kompetensi yang harus dicapai dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Pemahaman ini diperlukan untuk memudahkan dalam merancang strategi pembelajaran.
Kompetensi dasar sebagai tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk perilaku yang bersifat umum sehingga masih sulit diukur ketercapaiannya. Oleh sebab itu, tugas guru dalam mengembangkan program perencanaan salah satunya adalah menjabarkan kompetensi dasar menjadi indikator hasil belajar. Indikator hasil belajar inilah yang menjadi kriteria keberhasilan pencapaian kompetensi dasar.
Indikator hasil belajar adalah tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran tertentu. Dengan demikian, indikator hasil belajar merupakan kemampuan siswa yang dapat diobservasi (observable ). Artinya, apa hasil yang diperoleh siswa setelah mereka mengikuti proses pembelajaran.[28]
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) juga merupakan perkiraan atau proyeksi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran. RPP mengambarkan prosedur dan pengoraginasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus.
Adapun tujuan dan manfaat pembuatan RPP yaitu; untuk memberikan landasan pokok bagi guru dan siswa dalam mencapai kompetensi dasar dan indikator, memberi gambaran mengenai acuan kerja jangka pendek, karena disusun dengan menggunakan pendekatan sistem, memberi pengaruh terhadap pengembangan individu siswa, karena dirancang secara matang sebelum pembelajaran, berakibat terhadap nurturant effect.[29]
3.        Prosedur Pengembangan RPP
Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”.
Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses dijelaskan bahwa RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan ke­giatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun  RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.[30]
4.        Komponen RPP
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.
Komponen RPP adalah:
a.        Identitas mata pelajaran
Identitas mata pelajaran meliputi:
1.        Satuan pendidikan
2.        Kelas
3.        Semester
4.        Program studi
5.        Mata pela­jaran atau tema pelajaran
6.        Jumlah pertemuan
b.        Standar Kompetensi
Merupakan kualifikasi kemam­puan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.
c.        Kompetensi dasar
Adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran ter­tentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompe­tensi dalam suatu pelajaran.
d.        Indikator Pencapaian Kompetensi
Adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilai­an mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja opera­sional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
e.        Tujuan pembelajaran
Menggambarkan proses dan ha­sil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
f.         Materi pelajaran
Memuat fakta, konsep, prinsip, dan pro­sedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompe­tensi.
g.        Alokasi waktu
Ditentukan sesuai dengan keperluan un­tuk pencapaian KD dan beban belajar.
h.        metode pembelajaran
Digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembela­jaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemi­lihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situ­asi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.
i.         kegiatan pembelajaran :
1.        Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan un­tuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
2.        Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran di­lakukan secara interaktif, inspiratif, menyenang­kan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
3.        Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan un­tuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau simpul­an, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindaklanjut.
j.         Penilaian hasil belajar
Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kom­petensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.
k.        Sumber belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kom­petensi.

5.             Prinsip-Prinsip Penyusunan RPP
a.     Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
b.     Mendorong partisipasi aktif peserta didik
Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, krea­tivitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar.
c.    Mengembangkan budaya membaca dan menulis Proses pembelajaran
Dirancang untuk mengembang­kan kegemaran membaca, pemahaman beragam ba­caan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
e.      Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
f.           Keterkaitan dan keterpaduan
RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran, ke­giatan pembelajaran, indikator pencapaian kompeten­si, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengako­modasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
g.        Menerapkan Teknologi dan Informasi
RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegra­si, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.[31]

6.             Langkah-Langkah Penyusunan RPP
Langkah-langkah minimal dari penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dimulai dari  mencantumkan Identitas RPP, Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Langkah-langkah Kegiatan pembelajaran, Sumber Belajar, dan Penilaian.  Setiap komponen mempunyai arah pengembangan masing-masing, namun semua merupakan suatu kesatuan.
Penjelasan tiap-tiap komponen adalah sebagai berikut.
1.  Mencantumkan Identitas
Terdiri dari : Nama sekolah, Mata Pelajaran, Kelas­, Semester, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dan Alokasi Waktu.
Hal yang perlu diperhatikan adalah :
a.        RPP boleh disusun untuk satu Kompetensi Dasar.
b.        Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus. (Standar kompetensi – Kompetensi Dasar – Indikator adalah suatu alur pikir yang saling terkait tidak dapat dipisahkan)
c.        Indikator merupakan:
·         ciri perilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa peserta didik telah mencapai kompetensi dasar
·         penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
·         dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan  potensi daerah.
·         rumusannya menggunakan kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
·         digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
a.     Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar, dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh: 2 x 45 menit). Karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam  satu atau beberapa kali pertemuan bergantung pada  kompetensi dasarnya.
b.             Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Output (hasil langsung) dari satu paket kegiatan pembelajaran.
Misalnya :
Kegiatan pembelajaran: Mendapat informasi tentang sistem peredaran darah pada manusia.
Tujuan pembelajaran, boleh salah satu atau keseluruhan tujuan pembelajaran, misalnya peserta didik dapat:
1.        mendeskripsikan mekanisme peredaran darah pada manusia.
2.        menyebutkan bagian-bagian jantung.
3.        merespon dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh teman-teman sekelasnya.
c.                    mengulang kembali informasi tentang peredaran darah yang telah disampaikan oleh guru.
Bila pembelajaran dilakukan lebih dari 1 (satu) pertemuan, ada baiknya tujuan pembelajaran juga dibedakan menurut waktu pertemuan, sehingga tiap pertemuan dapat memberikan hasil.
d.                    Menetukan Materi Pembelajaran
Untuk memudahkan penetapan materi pembelajaran,  dapat diacu dari indikator.
7.        Contoh Format RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata pelajaran         :……………………………………………...
Kelas/Semester        :……………………………………………...
Pertemuan  Ke         :………….......................................................
Alokasi waktu         :……………………………………………...
Standar Kompetensi                :……………………………………….
I.           Kompetensi Dasar:
……………………………………………………………………………….
II.         Indikator:
1.        ……………………………………………………………………………
2.        ……………………………………………………………………………
III.       Tujuanpembelajaran:
Setelahmengikutikegiatapembelajaranini, siswadapat:
a.        ……………………………………………………………………………
b.        ……………………………………………………………………………
IV.       Materi Ajar:
……………………………………………………………………………….
V.         MetodePembelajaran:………………………………………………………………..
VI.       Langkah-langkahPembelajaran
KegiatanAwal
……………………………………………………………………………….

KegiatanInti
a.                   ……………………………………………………………………
…………………
b.                 …………………………………………………………………….
…………………
KegiatanAkhir
a.        …………………………………………………………………………...
b.        ………..………………………………………………………………….
VII.     Alat/SumberBelajar:
……………………………………………………………………………….
VIII.   Penilaian
a.        Tehnik                :……………………………………………
b.        Bentuk                :……………………………………………
c.        Instrument          :……………………………………………...

Mengetahui Kepala                          Guru Mata Pelajaran            
        Sekolah





















Pengembangan Model Pembelajaran
5
1.           


1.          Konsep Dasar Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang di perlukan tergambar dari awal sampai akhir yang di sajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, strategi, metode, dan tekhnik pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran ialah titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.
Menurut Lawson dalam konteks belajar, pendekatan adalah segala cara atau strategi yang digunakan peserta didik untuk menunjang keefektifan, keefesienan dalam proses pembelajaran dalam materi tertentu.[32]
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplemntasikan rencana yang sudah di susun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Contoh: ceramah, demonstari, diskusi, simulasi, laboratorium, pengalaman lapangan, debat dll.
Tekhnik pembelajaran adalah cara yang di lakukan seseorang dalam meng implementasikan suatu metode secara spesifik. Contoh, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relative banyak membuntuhkan tekhnik sendiri, yang tentunya secara tekhnis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas.
Taktik pembelajaran adalah gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kek khasan dari masing- masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman, dan tipe kpribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajarn akan menjadi sebuah ilmu sekaligus juga seni (kiat).
Jadi, semua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa  model pembelajaran  memiliki arti yang sama dengan pendekatan, strategi atau metode pembelajaran. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran, dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit karena memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya.
2.             Sistem Pembelajaran PAI
a.             Strategi Pembelajaran
             strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
             Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk mencapai kesuksesan adalah dengan motivasi atau dorongan dan keyakinan yang dimulai dari diri sendiri bahwa seseorang mampu untuk mencapai kesuksesan atau keberhasilan yang diinginkan.[33]
2.        Tematik
                Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna pada siswa.
                Dengan tema di harapkan akan memberikan banyak keuntungan di antaranya:
a.        Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu.
b.        Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan pengembangan berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama.
c.        Pemahaman terhadap materi pelajarn lebih mendalam dan berkesan.
d.        Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar.
e.        Siswa lebih bersemangat untuk belajar.
f.         Guru dapat menghemat waktu.
2.        Landasan pembelajaran tematik
                Landasan filosofis dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi. Pengetahuan tidak dapat di transfer begitu saja dari seorang guru kepada anak, tetapi harus di interpretasikan sendiri oleh masing-masing siswa. pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya.
                Setelah menentukan keaktifan siswa sekarang bisa dibentuk atau di kembangkan kedalam diri si anak. Kita mulai dengan unsur pertama bagaimana telah kita tentukan, yakni semangat disiplin. Kita tahu sasaran yang akan dicapai yaitu tujuan kearah mana kita harus membimbing si anak. Jadi sudah waktunya kita harus memahami psikologi anak secara meendalam, satu-satu cara untuk bisa memperoleh informasi penting mengenai pokok persoalan ini. Yang terpenting disini menumbuhkan  unsur semangat disiplin.[34] 
Landasan Psikologis dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran tematik tersebut di sampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.
Landasan yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan/peraturan yang mendukung pelaksanaan pelajarn tematik di sekolah dasar.
3.          Arti penting pembelajaran tematik
                Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran. Sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan telatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang di pelajarinya. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan proses belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu merancang perancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan siswa.
4.          Karakteristik pembelajaran tematik
                Pembelajaran tematik ini memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Berpusat pada siswa, hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menenpatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktifitas belajar.
- Memberikan pengalaman langsung, hal ini sesuai dengan pembelajaran tematik agar dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Siswa di sini di hadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal- hal yang lebih abstrak.
- Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, ini dimaksud fokus pembelajaran di arahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
- Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, dengan demikian siswa mampu memahami konsep-konsep mata pelajaran secara utuh. Hal ini di perlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang di hadapi dalam kehidupan sehari-hari.
- Bersifat fleksibel, di mana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
- Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, siswa di beri kesempatan untuk mengoptimalakan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
- Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
Tahapan pembelajaran tematik:
1.          Tahap persiapan
Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik ini perlu di lakukan beberapa hal yang perlu meliputi tahap perencanaan yang mencakup kegiatan kompetensi dasar, pengembangan jaringan tema, pengembangan silabus dan penyusunan rencana.
2.          Tahap pelaksanaan:
Tahap kegiatan yaitu kegiatan  pembukaan/awal/pendahuluan/inti dan kegiatan penutup:
-          Kegiatan pendahuluan/awal/pembukaan.
Kegiatan ini dilakukakan terutama untuk  mendorong siswa untuk memfokuskan dirinya agar mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
-          Kegiatan inti.
Kegiatan inti ini di fokuskan dalam kegiatan yang bertujuan pengembangan kemampuan baca, tulis, dan hitung. Penyajian bahan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi/metode yang bervariasi dan dapat di lakukan secara klasikal, kelompok kecil, ataupun perorang.
-          Kegiatan penutup/ Akhir dan tindak lanjut
Kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Contoh kegiatan akhir yang dapat di lakukan adalah menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah di simpulkan.
3.          Tahap penilaian.
A.        Pengertian.
Penilaian dalam pembelajaran tematik adalah suatu usaha untuk mendapatkanberbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses  dan proses dan hasil pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar.
B.         Tujuan.
Tujuan penilaian tematik adalah:
-          Menegtahui pencapaian indicator yang di tetapkan.
-          Memperoleh umpan balik bagi guru untuk mengetahui hambatan yang terjadi.
-          Memproleh gambaran yang jelas tentang perkembagan siswa.
-          Sebagai acuan dalam menentukan rencana tindak lanjut (remedial ,pengayaan, dan pemantapan).

C.        Prinsip.
-          Penilaian di kelas harus sesuai kelas, mengingat siswa SD kelas 1 belum semua lanjar baca dan tulis. Maka cara penilaiannya ditekankan pada penilaian tertulis.
-          Untuk anak klz1,2 itu harus lancar baca,tulis,hitung oleh karena itu peserta didik harus mampu menguasai peserta didiknya itu mampu atau tidak dan itu syarat untuk naik kelas.
-          Penilaian di lakukan dengan mengacu pada indikator dari masing-masing kompetensi dasar dan hasil belajar.
-          Penilaian di lakukan secara terus-menerus dan selama proses belajar mengajar berlangsung.

D.        Alat Penilaian.
Alat penilaian dapat berupa Tes dan Non Tes. Dalam kegiatan belajar di kelas awalpenilaian lebih banyak yang di gunakan adalah melalui pemberian tugas dan portofolio. Guru menilai anak melalu pengamantan anak yang di catat pada sebuah buku bantu.          
Perlu ditegaskan bahwa, pemberian angka bukanlah maksud yang utama dari penilaian. Tetapi calon guru harus mengetahui, fungsi dari penilaian adalah: mengetahui tingkat kemajuan, perkembangan murid dalam satu periode tertentu. Hasil dari setiap penilaian akan dijadikan sebagai dasar untuk memperbaiki kemajuan setiap individu murid.[35]
3. Kooperatif
a. Pengertian pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai sistem kerja/belajar kelompok yang terstruktur.
Bekerja atau belajar bersama adalah suatu proses kelompok yang disokong oleh anggota-anggota kelompok , di mana ada ketergantungan satu dengan yang lain untuk mencapai suatu tujuan yang disepakati. Ruang kelas adalah tempat yang baik sekali untuk membangun kemahiran kelompok yang Anda butuhkan kemudian di dalam kehidupan.[36]
b. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif.
- Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi pelajaran.
- Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampua tinggi, sedang dan rendah.
- Penghargaan lebih berorientasi ketimbang individu
c.  Tujuan pembelajaran kooperatif.
- Hasil belajar akademik tujuannya untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas akademik.
- Penerimaan terhadap individu, maksudnya penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras,budaya,kelas sosial,kemampuan dan ketidak mampuan.
- Pengembangan keterampilan social bertujuan untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi.
d. Tujuan pembelajaran kooperatif.
Terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif yaitu:
-          Prinsip ketergantungan positif
-          Tanggung jawab perseorangan
-          Interaksi tatap muka.
-          Partisipasi dan komunikasi.
      e. Prosedur pembelajaran kooperatif.
Prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri dari empat tahap yaitu: penjelasan materi, belajar dalam kelompok, penilaian, dan pengakuan tim.
4.          Kontekstual.
a.                      Konsep pembelajaran kontekstual.
Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata ke murid dalam kelas dan membuat hub antara pengetahuan yang di milikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterempalilan dalam konteks yang terbatas sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkonstruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat.
b.                      Karakteristik pembelajaran kontestual.
Karakteristik pembelajaran kontekstual adalah melakukan hubungan yang bermakna.
 - Melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan.
- Belajar yang di atur sendiri.
- Bekerja sama.
- Berfikir kritis dan kreatif.
- Mengasuh atau memelihara pribadi siswa.
- Mencapai standar yang tinggi.
         c. Fokus pembelajaran kontestual.
Pembelajaran kontekstual menempatkan siswa di dalam konteks bermakna yang menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang sedang di pelajari dan sekaligus memperhatikan pengetahuan faktor kebutuhan individual siswa peranan guru.
d.       lima strategi umum pembelajaran kontekstual.
Terdapat lima strategi dalam rangka penerapan pembelajaran kontekstual yaitu: Relating, Exsperiencing, Applying, Cooperating, Tranperring.
e.        Komponen pembelajaran kontekstual.
Dalam pembelajaran kontekstual ada tujuh komponen pokok yang harus di kembangkan oleh guru yaitu: Kontruktivisme, Inquiry, Bertanya (Questioing), Masyarakat Belajar (Learning Comunnity), Pemodelan (Modeling), Refleksi (Reflection), Penilaian nyata (Authentic Assesment).
f.         Strategi pembelajaran kontekstual.
Beberapa strategi pengajaran yang dapat dikembangkan oleh guru melalui pembelajaran kontekstual antara lain:
- Pembelajaran berbasis masalah.
- Memanfaatkan lingkungan siswa untuk memperoleh pengalaman    belajar.
- Memberikan aktivitas kelompok.
- Membuat aktifitas belajar mandiri
- Membuat aktifitas belajar bekerjasama dengan masyarakat
- Menerapkan penilaian autentik.



















Pengembangan Bahan Ajar
6
1.         

1.               BAHAN AJAR
a.        Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang tertulis seperti buku, majalah, koran, LCD proyektor, maupun bahan yang tidak tertulis seperti kaset, radio, film dan lain sebagainya yang digunakan oleh para guru dalam melaksanakan kegiatan belajar.
Menurut Tim Siosialisasi KTSP, bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa  berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.[37] Sedangkan menurut Ahmad Sudrajat, bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.
Bahan ajar atau materi pelajaran secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, prinsip, konsep, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.[38]
e.        Jenis-jenis Bahan Ajar
Menurut Tim Sosialisasi KTSP Bahan ajar terdiri dari beberapa jenis, diantaranya yaitu :[39]
-          Bahan ajar pandang (visual) yang terdiri atas bahan cetak (printed) seperti buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, wallchart, foto/gambar, dan non cetak seperti model/market
-          Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam dan compact disk audio
-          Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti film dan VCD (video compact disk)
-          Bahan ajar multimedia interaktif (interactive learning material) seperti CAI ( Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials)
Jadi bahan ajar itu bisa berupa apa saja yang digunakan guru dalam kegiatan transfer informasi kepada siswa. Bahan ajar bisa berupa :
1.        Media yang mengandalkan indera penglihatan (visual) seperti buku, modul, koran, LKS, brosur, foto dan lain sebagainya.
2.        Media yang mengandalkan indera pendengaran (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, CD audio.
3.        Media yang menggabungkan antara audio dan visual (audio-visual) seperti film dan VCD. Dan,
4.        Bahan ajar multimedia interaktif seperti  CD multimedia pembelajaran interaktif dan internet.

2.        PROSEDUR  PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
a.        Kriteria Pemilihan Materi Pelajaran
       Pemilihan materi pelajaran harus disesuaikan dengan ukuran-ukuran (kriteria) yang digunakan untuk memilih isi kurikulum bidang studi yang bersangkutan. Kriteria pemilihan materi pelajaran yang akan dikembangkan dalam sistem instruksional dan yang mendasari penentuan strategi belajar mengajar diantaranya yaitu[40]:
1.     Kriteria tujuan instruksional
pelajaran yang dipilih hendaknya sejalan dengan tujuan-tujuan instruksional yang telah dirumuskan.
2.        Materi pelajaran
Ada keterkaitan antara tujuan yang ingin dicapai dengan materi pelajaran.
3.          Relevan dengan kebutuhan siswa
Setiap materi pelajaran yang disajikan hendaknya sesuai dengan usaha untuk mengembangkan pribadi siswa sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Oleh karena itu materi pelajaran yang disajikan hendaknya memuat pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan.
4.          Sesuai dengan kondisi masyarakat
Materi pelajaran yang dipilih hendaknya turut membantu siswa dalam memberikan pengalaman edukatif yang bermakna bagi perkembangan siswa menjadi manusia yang mudah menyesuaikan diri dan berguna di masyarakat.
2.     Materi pelajaran mengandung segi-segi etik
Materi pelajaran yang dipilih hendaknya mempertimbangkan perkembangan moral siswa. Pengetahuan dan keterampilan yang akan mereka dapat dari materi pelajaran yang telah mereka terima  hendaknya diarahkan untuk mengembangkan dirinya sebagai manusia yang etik sesuai dengan sistem nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
3.     Materi pelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematik dan logis
Setiap materi pelajaran disusun secara bulat dan menyeluruh, terbatas ruang lingkupnya dan terpusat pada satu topik masalah tertentu. Materi disusun secara berurutan dengan mempertimbangkan faktor perkembangan psikologis siswa. Dengan begitu materi pelajaran akan lebih mudah diserap oleh siswa dan dapat segera dilihat keberhasilannnya.
4.          Materi pelajaran bersumber dari buku sumber yang baku, pribadi guru yang ahli, dan masyarakat.
Buku sumber yang baku umumnya disusun oleh para ahli dalam bidangnya dan disusun berdasarkan GBPP yang berlaku. Guru yang ahli penting karena sumber utama memanglah guru itu sendiri. Guru dapat mengatur apa yang dianggapnya perlu atau tidak untuk disampaikan kepada siswa. Masyarakat juga merupakan sumber belajar yang luas, bahkan dapat dikatakan sebagai materi belajar yang paling besar.

1.        Prinsip-Prinsip Pengembangan Bahan Ajar
       Menurut Abdul Ghafur, dalam menyusun dan mengembangkan bahan ajar atau materi pelajaran ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan antara lain:
a.        Prinsip relevansi. Materi pelajaran harus ada hubungannya dengan pencapaian SK (Standar Kompetensi) dan KD (Kompetensi Dasar).
b.        Prinsip konsistensi. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga empat macam.
c.        Prinsip kecukupan. Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi yang diajarkan tidak boleh terlalu sedikit karena kurang membantu dalam pencapaian SK dan KD. Sebaliknya apabila materi yang diajarkan terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga apalagi materi yang tidak perlu untuk dipelajari.

2.        Teknik Pengembangan Bahan Ajar
       Sebuah bahan ajar paling tidak mencakup antara lain:[41]
a.      Petunjuk belajar (petunjuk siswa/guru)
b.     Kompetensi yang akan dicapai
c.      Content atau isi materi pembelajaran
d.     Informasi pendukung
e.      Latihan-latihan
       Rincian prosedur pengembangan bahan ajar menurut Depdiknas, adalah sebagai berikut:
a.        Menentukan kriteria pokok pemilihan bahan ajar dengan mengidentifikasi standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD). Standar kompetensi adalah ukuran kompetensi minimal yang harus dicapai peserta didik setelah mengikuti suatu proses pembelajaran pada satuan pendidikan tertentu.[42] Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan minimal yang harus dimiliki peserta didik dalam rangka menguasai SK mata pelajaran tertentu.[43]
b.        Mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar. Materi pelajaran adalah substansi isi yang harus dipelajari dan dikuasai peserta didik dalam proses pembelajaran. Materi pembelajaran dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif (fakta, konsep, dan prosedur), aspek afektif (pemberian respon, penerimaan, internalisasi dan penilaian), dan aspek psikomotorik (gerakan awal, semi rutin, dan rutin).
Contoh:
Kompetensi dasar (KD) : dapat mempraktikkan bersuci (thaharah)
Materi pembelajaran :
-          pengertian bersuci (thaharah)
-          macam-macam bersuci (thaharah)
-          pengertian najis
-          macam-macam najis
-          tata cara bersuci dari najis berat, sedang dan ringan
-          praktik bersuci dari najis berat, sedang dan ringan
c.        Mengembangkan bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan SK-KD yang telah teridentifikasi sebelumnya.
d.        Mengembangkan sumber bahan ajar. Sumber bahan ajar merupakan segala sesuatu yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran, berupa buku teks, media cetak, media elektronik, nara sumber, lingkungan alam sekitar, dan sebagainya. Menentukan sumber bahan ajar dapat berupa sumber, bahan, alat, atau media yang sengaja dirancang untuk digunakan dan difungsikan mencapai indikator SK dan KD dalam pembelajaran dan dapat memanfaatkan segala sumber yang dapat digunakan dan difungsikan untuk meningkatkan kualitas pencapaian kompetensi peserta didik.
3.        Penyusunan Satuan materi pelajaran
       Cara penyusunan satuan pelajaran ini bertujuan agar guru lebih mantap, terarah dan efisien di dalam menyusun satuan pelajaran. Tata cara penyusunan satuan pelajaran ini berisi tiga hal yaitu tentang:[44]




1)       Kerangka satuan pelajaran

Bidang Studi                                                     :   ............................................
Mata  Pelajaran/Subbidang Studi                      :   ............................................
Satuan bahasan                                                 :   ............................................
Kelas                                                                                :   ............................................
Semester                                                                           :   ..........................................
Waktu                                                                               :   ..........................................
I     Tujuan Instruksional Umum (TIU)
II    Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
III   Materi Pelajaran
IV  Kegiatan Belajar Mengajar
V    Alat dan Sumber Pelajaran
VI  Evaluasi   


2)       Isi satuan pelajaran
       Uraian yang harus dicantumkan pada setiap bagian dalam pelajaran adalah sebagai berikut:
a.        Tujuan Instruksional Umum (TIU)
TIU yang diambil adalah yang pencapaiannya ditunjang pokok bahasan yang dikembangkan dalam satuan pelajaran yang bersangkutan.
b.        Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
TIK yang merupakan penjabaran dari TIU yang menunjang pencapaian TIK dirumuskan secara lebih khusus dalam kalimat yang jelas menggambarkan hasil pelajaran siswa yang dapat diukur dengan alat evaluasi (tes).

Contoh Rumusan TIK
Bidang Studi/Sekolah : IPA/SMA
Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Pokok bahasan
Salah satu tujuan bahasan
Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
f.         Siswa memahmi susunan dan alat tubuh manusia
1.        Gerakan dan sistem alat gerak

2.        Darah dan sistem alat-alat peredaran d.s.t.
Pernafasan dan alat-alat pernafasan pada manusia
1.        Siswa dapat menyebutkan bentuk pernafasan pada manusia
2.        Siswa dapat menunjukkan proses terjadinya pernafasan dada d.s.t.

c.        Materi Pelajaran
Penyebaran-penyebaran satuan pokok bahasan dalam bentuk uraian singkat atau pokok-pokok bahan pelajaran dan perincian yang lebih khusus untuk mencapai TIK, sehingga luas dan kedalaman satuan bahasan yang dipelajari siswa benar-benar sesuai dengan tingkat sekolah/kelas dari siswa yang bersangkutan serta waktu yang tersedia.

Contoh Rumusan Materi Pelajaran
Bidang Studi/Sekolah : IPS/SMP
Satuan Bahasan
TIK
Materi Pelajaran
Kepulauan Indonesia (Letak, luas, pengetahuan peta)
1.        Siswa dapat menunjukkan pada peta letakk geografis Kepulauan Indonesia


2.        Siswa dapat menunjukkan pada globe letak astronomis kepulauan Indonesia

dan seterusnya
1.        Letak Geografis Kepulauan Indonesia

1.1     Antara dua Samudera Hindia dan Fasifik
1.2     Antara dua Benua Asia dan Australia
2.        Letak Astronomis Kepulauan Indonesia

2.1     Antara Garis Bujur 90˚ BB 141˚ BT
2.2     Antara Garis Lintang 6˚LU- 11˚ LS


d.        Kegiatan belajar-mengajar
       Bagian kegiatan belajar mengajar ini, diawali dengan penjelasan singkat tentang jenis pendekatan mengajar dan metode mengajar yang digunakan dalam satuan pelajaran yang bersangkutan.
       Setelah penjelasan singkat mengenai pendekatan dan metode selanjutnya rumuskan garis-garis besar kegiatan belajar mengajar yang akan dilakukan di dalam satuan pelajaran yang bersangkutan. Kegiatan belajar mengajar  dirumuskan dalam bentuk kegiatan siswa yang menggambarkan urutan langkah-langkah proses belajar mengajar yang dilakukan.









Contoh Rumusan Kegiatan Belajar Mengajar
Bidang Studi/Sekolah : IPA/SMP
TIK
Materi Pelajaran
Kegiatan Belajar Mengajar
Materi percobaan sederhana siswa dapat:
1.        Menjelaskan sifat-sifat yang dimiliki setiap zat.

2.        Membedakan perubahan fisika dari perubahan kimia



D.s.t.


1.        Sifat-sifat zat
1.1     mempunyai masa
1.2     mempunyai ruang

2.        Perubahan-perubahan pada zat
2.1     perubahan fisika
2.2     perubahan kimia
2.3     perbedaan antara keduanya
D.s.t.


1.        Mengadakan percobaan
Dan tanya jawab untuk  menarik kesimpulan tentang sifat zat.
2.        Mengadakan percobaan
Dan tanya jawab untuk menarik kesimpulan tentang adanya dua jenis perubahan zat dan perubahan antara keduanya.

D.s.t.


e.        Alat dan sumber pelajaran
       Jenis-jenis alat (termasuk perlengkapan dan bahan) yang dicantumkan dalam bagian ini adalah alat-alat yang khusus digunakan dalam mempelajari satuan bahasan yang bersangkutan (misalnya bak pasir, mikroskop, peta Asia,  jangka, asam belerang, dan lain-lain). Alat-alat yang umum (kapur, papan tulis, pensil dan lain-lain) tidak perlu dicantumkan.
       Sumber yang dipakai dalam satuan pelajaran ini mencantumkan bahan tertulis, objek langsung, narasumber dan lain-lain. Cara menuliskan sumber bahan ajar misalnya “Makhluk hidup 1, Dept. P dan K 1972, hal.34-40” dan “Patal Senayan”, Senayan, Jakarta.

f.         Evaluasi
       Untuk menilai efektivitas satuan pelajaran maka digunakanlah tes akhir (evaluasi). Dalam menyusun evaluasi, butir-butir soal yang diberikan harus sesuai dengan TIK yang telah dirumuskan.
Contoh soal tes:
Bidang Studi
TIK
IPA
Siswa dapat membedakan bagian-bagian permukaan lidah yang peka terhadap rangsangan pahit, manis, asin, dan asam.

IPS
Siswa dapat menunjukkan tempat ditemukannya fosil manusia purba Indonesia





Untuk mengukur TIK:
Soal Tes
1.        Bagian manakah dari permukaan lidah yang peka terhadap masing-masing rangsangan di bawah ini:
Rangsangan
Bagian
a.        Pahit
b.        Manis                   
c.        Asin
d.        Asam
   .................................................................
   .................................................................
   .................................................................
   .................................................................
2.        Daerah ditemukan sisa-sisa fosil manusia purba Indonesia adalah di Lembah Sungai:
a.        Mahakam
b.        Batanghari
c.        Citarum
d.        Solo

3)       Bentuk satuan pelajaran
       Kegiatan-kegiatan dalam satuan pelajaran (TIU, TIK, Materi Pelajaran dan lain-lain) bisa disusun ke samping (horizontal) maupun ke bawah (vertikal). Contoh formatnya adalah sebagai berikut:[45]
Satuan Pelajaran
1.        Bidang Studi                                          : Bahasa Indonesia                 
2.        Subbidang Studi                    : -
3.        Satuan Bahasan                      : Pelajaran I/IA-B-C (Cakapan)
a.        Pokok Bahasan                              : Intonasi Bahasan (1.2.1.)
b.        Subpokok Bahasan        : Lagu Kalimat Berita (1.2.1.)
                                           Lagu Kalimat Tanya (1.2.1.2.)
4.        Kelas                                                      : IV
5.        Semester                                                : II
6.        Waktu                                                    : 4 jam (2xpertemuan)
I.         Tujuan Instruksional Umum  :
II.       Tujuan Instruksional Khusus :
III.     Materi Pelajaran                     :
IV.    Kegiatan Belajar Mengajar     :
a.        Metode                                           :
b.        Pokok-pokok Kegiatan  :
Siswa
Guru
1.1.
1.2.
2.1.
2.2.
1

2
V.         Alat dan Sumber Bahan       :
a.        Alat Pelajaran                              
b.        Sumber Bahan
VI.       Evaluasi
a.        Prosedur                                       :
b.        Jenis Tes                                      :
c.        Soal-soal                                      :

                              





                                  




Penilaian Berbasis Kelas
7


1.               Pengertian Penilaian Berbasis Kelas
Penilaian adalah suatu proses sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka, deskripsi verbal) analisis, interpretasi informasi untuk membuat keputusan.
Secara khusus, dalam konteks pembelajaran di kelas, penilaian dilakukan untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar, dan penentuan kenaikan kelas.
Melalui penilaian dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik, guru, serta proses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan informasi itu, dapat dibuat keputusan tentang pembelajaran, kesulitan peserta didik dan upaya bimbingan yang diperlukan serta keberadaan kurikukulum itu sendiri.[46]
Penilaian Kelas adalah suatau bentuk kegiatan guru yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran tertentu.
Dalam implementasi KTSP sebaiknya guru menggunakan penilaian berbasis kelas yang memandu sejauh mana transformasi pembelajaran di kelas. Authentik assessment (penilaian yang sebenarnya) menjadi acuan dalam penilaian di kelas, artinya penilaian tentang kemajuan belajar siswa diperoleh di sepanjang proses pembelajaran. Oleh karena itu penilaian tidak hanya dilakukan pada akhir periode tetapi dilakukan secara terintregrasi dari kegiatan pembelajaran dalam arti kemajuan belajar dinilai dari proses bukan semata-mata hasil.[47]
Penilaian berbasis kelas adalah penilaian yang dilakukan oleh guru dalam rangka pembelajaran. Penilaian berbasis kelas merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru untuk menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian belajar yang terdapat dalam kurikulum.[48]

1.        Prinsip-prinsip Penilaian Berbasis Kelas
Dalam melaksanakan penilaian berbasis kelas, guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip dasar yang harus digunakan, terutama dalam rangka pencapaian kompetensi, sebagai berikut:
a.        Motivasi, artinya tujuan akhir penilaian berbasis kelas bukan terletak pada pencapaian angka yang tinggi, melainkan terletak pada cara bagaimana memotivasi peserta didik sehingga diperoleh hasil yang maksimum. Hasil penilaian harus dinyatakan dan dapat dirasakan sebagai penghargaan bagi siswa yang berhasil atau sebagai pemicu semangat belajar bagi yang kurang berhasil.
b.        Valid, artinya penilaian harus memberikan informasi yang akurat tentang hasil belajar siswa, misalnya apabila pembelajaran menggunakan pendekatan eksperimen maka kegiatan melakukan eksperimen harus menjadi salah satu obyek yang dinilai. Oleh sebab itu penilaian tidak menyimpang dari kompeensi yang akan dicapai.
c.        Adil, artinya penilaian harus adil terhadap semua siswa dengan tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, bahasa, dan jender. Penilaian berbasis kelas menempatkan posisi siswa dalam kesejajaran, dengan demikian setiap siswa akan memperoleh perlakan yang sama.
d.        Terbuka, artinya kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan harus jelas dan terbuka bagi semua pihak (siswa, guru, sekolah, orang tua, dan pihak lain yang terkait).
e.        Berkesinambungan, artinya penilaian dilakukan secara berencana, bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar siswa sebagai hasil kegiatan belajarnya.
f.         Bermakna, artinya penilaian hendaknya mudah dipahami, mempunyai arti, berguna dan bisa ditindaklanjuti oleh semua pihak, terutama guru, peserta didik, dan orangtua.
g.        Menyeluruh, artinya penilaian dapat dilakukan dengan berbagai teknik dan prosedur termasuk mengumpulkan berbagai bukti hasil belajar siswa. Penilaian terhadap hasil belajar siswa meliputi pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), sikap dan nilai (afektif) yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
h.        Edukatif, artinya tidak semata-mata diarahkan untuk memperoleh gambaran kemampuan siswa dalam pencapaian kompetensi melalui angka yang diperoleh akan tetapi hasil penilaian harus memberikan umpan balik untuk memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru maupun siswa, sehingga hasil belajar akan lebih optimal.[49]
Penilaian berbasis kelas dikembangkan untuk mendorong guru agar mengajar lebih sistematik dan terarah sehingga pihak-pihak terkait seperti kepala sekolah, pengawas, peserta didik, maupun orangtua mampu melihat keefektifan proses pembelajaran.

2.        Jenis Penilaian Berbasis Kelas
a.        Tes tertulis merupakan alat penilaian berbasis kelas yang penyajian maupun penggunaannya dalam bentuk tertulis. Tes tertulis dapat diberikan pada saat ulangan harian dan ulangan umum. Bentuk tes tertulis dapat berupa pilihan ganda, menjodohkan, benar-salah, isian singkat, dan uraian (esai). Tes tertulis ini biasanya sangat cocok untuk hampir semua kompetensi yang terdapat dalam kurikulum.
b.        Tes perbuatan, dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung yang memungkinkan terjadinya praktek. Pengamatan dilakukan terhadap perilaku peserta didik pada saat proses pembelajaran berlangsung.
c.        Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok. Pelaksanaan pemberian tugas perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1.        Banyaknya tugas satu mata pelajaran diusahakan agar tidak memberatkan pesertaa didik, karena peserta didik memerlukan waktu untuk bermain, belajar mata pelajaran lain, bersosialisasi dengan teman dan lingkungan sosial lainnya.
2.        Materi tugas dipilih yang esensial sehingga peserta didik dapat mengembangkan keterampilan hidup yang sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, perkembangan, dan lingkungannya.
3.        Diupayakan pemberian tugas dapat mengembangkan kreatifitas dan rasa tanggung jawab serta kemandirian.[50]
d.     Penilaian proyek adalah penilaian berbasis kelas terhadap tugas yang diberikan kepada peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Peserta didik dapat melakukan penelitian melalui pengumpulan, pengorganisasian, dan analisis data, serta pelaporan hasil kerjanya. Penilaian projek dilaksanakan terhadap persiapan, pelaksanaan, dan hasil.
e. Penilaian produk adalah penilaian yang meminta peserta didik menghasilkan suatu hasil karya. Seperti kemampuan membuat produk teknologi dan seni Penilaian produk dilakukan terhadap tahapan persiapan, pelaksanaan/proses pembuatan, dan hasil.
f. Penialaian sikap merupakan penilaian terhadap perilaku dan keyakinan  siswa terhadap obyek sikap, antara lain:
1)       Sikap terhadap mata pelajaran
2)       Sikap terhadap guru mata pelajaran
3)       Sikap terhadap proses pembelajaran
4)       Sikap terhadap materi pembelajaran
5)       Sikap berhubungan dengan nilai-nilai yang diinginkan dala diri pserta didik melalui materi tertentu.
g. Penilaian portofolio merupakan Penilaian melalui koleksi karya (hasil       kerja) siswa yang  sistematis dan terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu.[51]

4.        Tujuan dan Fungsi Penilaian Berbasis Kelas
Tujuan dari penilaian adalah untuk mengukur seberapa jauh tingkat keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan, dikembangkan dan ditanamkan di sekolah serta dapat dihayati, diamalkan/diterapkan, dan dipertahankan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu penilaian juga bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang digunakan sebagai feedback/umpan balik bagi guru dalam merencanakan proses pembelajaran selanjutnya. Hal ini dimaksudkan untuk mempertahankan, memperbaiki dan menyempurnakan proses pembelajaran yang dilaksanakan (Sudjana, 2002: 2). Penilaian ini harus dilakukan secara jujur, dan transparan agar dapat mengungkap informasi yang sebenarnya.
Secara umum semua jenis penilaian berbasis kelas bertujuan untuk menilai hasil belajar peserta didik di sekolah, mempertanggungjawabkan penyelenggaraan pendidikan kepada masyarakat, dan untuk mengetahui ketercapaian mutu penddikan secara umum.
Penilaian berbasis kelas bertujuan untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosis kesulitan belajar, memberikan umpan balik/perbaikan proses pembelajaran, penentuan kenaikan kelas, dan memotivasi belajar peserta didik dengan cara mengenal dan memahami diri dan merangsang untuk melakukan usaha perbaikan.
Intinya tujuan dari penilaian adalah :
1.        Menilai kemampuan individual melalui tagihan dan tugas tertentu
2.        Menentukan kebutuhan pembelajaran
3.        Membantu dan mendorong peserta didik
4.        Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik
5.        Menentukan strategi pembelajaran
6.        Akuntabilitas lembaga
7.        Meningkatkan kualitas pendidikan [52]
Manfaat penilaian berbasis kelas:
1.                 Memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi, sehingga termotivasi untuk meningkatkan dan memperbaiki proses dan hasil belajarnya
2.                 Memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remedial
3.                 Untuk umpan balik guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan dan sumber belajar yang digunakan
4.                 Untuk masukan bagi guru guna merancang kegiatan belajar sedemikian rupasehingga para peserta didik dapat mencapai kompetensi dengan kecepatan belajar yang berbeda-beda dalam suasana yang kondusif menyenangkan
5.                 Untuk memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan sehingga partisipasi orang tua dan komite sekolah dapat ditngkatkan.[53]
































Daftar Pustaka

ArikuntoSuharsimi, Penilaian program pendidikan, Cet 1(Jakarta: PT. BINA AKSARA, 1988)
Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008
SanjayaWina, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Cet.3Jakarta: Kencana, 2010
Sodiqiy Ahmad & Djunaidatul Munawwarah, Modul Pengembangan Perangkat pembelajaran PAI, Samarinda:T.tp, 2011
http://www.staimu-tpi.ac.id/2009/01/pengertian-dan-program-semester.html
http://dody-dimazdody.blogspot.com/2012/02/cara-menyusun-program-semester-dan.html
Blogspot.com/…/Pengembangan Silabus.html-106h
Edu-articles.com-Situs Pendidikan Indonesia
Handayani, Tut Wuri, Pelayanan Profesional Kurikulum, Jakarta; BP. Cipta Jaya, 2006
Mulyasa, Enco, Implementasi Kurikulum 2004, Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2006
Susilo, Muhammad Joko, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Yogyakarta; Pusstaka Belajar, 2007

E. Mulyasa, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), PT Remaja Rosdakarya, Bandung 2008

Wina Sanjaya, Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran,PT Kencana, Jakarta 2010

Hamza,Perencanaan Pembelajaran, PT. Bumi Aksara, Jakarta 2007)
Anggraini, Justina.  kiat sukses dalam study, (Bandung: CV. Pionir Jaya, 2005)
Evi L. Bakar , James Popham  , teknik mengajar secara sistematis, (Jakarta: PT Rineka Ciipta, 1992)
Durkhem, Emile. pendidikan moral, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2005)
Ramayulis, ilmu pendidikan islam, (Jakarta:           Kalam Mulia, 2008)
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2005.
Muhaimin, Sutiah, dan Sugeng Listyo Prabowo, Pengembangan Model KTSP pada Sekolah dan Madrasah, Jakarta: Rajawali Pers, 2009.
Slide Sosialisasai KTSP, Depdiknas, 2009.
Tim Pustaka Yustia, panduan Penyusunan KTSP Lengkap Kurikulum Tingkat Satuan   Pendidikan SD, SMP, SMA, Jakarta: Buku Kita, 2007.
http://www.scribd.com/doc/37662544/BAHAN-AJAR-makalah-1
Sanjaya, Wina, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Cet.4, Jakarta, Kencana, 2008
Surapranata, Sumarna dan Muhammad Hatta, Penilaian PORTOFOLIO Implementasi Kurikulum 2004,Cet.1, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2004
_______, Standar Kompetensi Kepala Sekolah, Cet.1, Yogyakarta, Pustaka Yustisia, 2007
http://yudikustiana.wordpress.com/2011/05/18/makalah-penilaian-hasil-belajar-siswa/


[1]Suharsimi Arikunto, Penilaian program pendidikan, Cet 1(Jakarta: PT. BINA AKSARA, 1988)
[2] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Cet.3(Jakarta: Kencana, 2010), Hal. 52
[3] Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008) Hal. 95
[4]Op.cit Wina SanjayaHal. 52
[5] http://www.staimu-tpi.ac.id/2009/01/pengertian-dan-program-semester.html
[6] Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008) Hal. 98
[7] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Cet.3(Jakarta: Kencana, 2010), Hal. 53
[8]Op.cit Mulyasa,  Hal. 98
[9]Ibid, mulyasa ... Hal. 99
[10] Ahmad sodiqiy & Djunaidatul Munawwarah, Modul Pengembangan Perangkat pembelajaran PAI (Samarinda:T.tp, 2011) hal. 22

[12]Ahmad sodiqiy & Djunaidatul Munawwarah, Modul Pengembangan Perangkat pembelajaran PAI (Samarinda:T.tp, 2011) hal. 22
[13] Enco Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Cet. V, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 190
[14] Tut Wuri handayani, Pelayanan Profesional Kurikulum, (Jakarta: BP Cipta Jaya, 2006), hlm. 164
[15] Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Cet. I, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2007), hlm. 107
[16] Ibid, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Cet. I, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2007), hlm. 107
[17] Ibid, hlm 108
[18] Enco Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, Cet. I, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 44
[19] Ahmad sodiqi & Djanaidatul Munawwarah, Modul pengembangan Perangkat Pembelajaan PAI, t.tp, (Samarinda, 2011), hlm. 13
[20] Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Cet. I, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2007), hlm. 114
[21] Ahmad sodiqi & Djanaidatul Munawwarah, Modul pengembangan Perangkat Pembelajaan PAI, t.tp, (Samarinda, 2011), hlm. 11
[22] Enco Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Cet. V, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 203
[23] Enco Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, Cet. I, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 39
[24] Op.Cit, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Cet. V, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 205
[25] Ibid, hlm. 206
[26] E. Mulyasa, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2008), H. 212 
[27] Wina Sanjaya, Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran,(Jakarta;PT Kencana,2010), H.24
[28] Hamza,Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta;PT. Bumi Aksara,2007),H.24
[31] http://qaishar-omarbakriebicara.blogspot.com/2012/02/prinsip-pengembangan-rpp.html, diakses 21-03-2012 jam 04.45
[32] Ramayulis, ilmu pendidikan islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), h. 169
[33] Justina Anggraini, kiat sukses dalam study, (Bandung: CV. Pionir Jaya, 2005), h. 4
[34] Emile Durkhem, pendidikan moral, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2005), h. 93
[35]             W. James Popham & Evi L. Bakar, teknik mengajar secara sistematis, (Jakarta: PT Rineka Ciipta, 1992), h. 151
       [37] Slide Sosialisasai KTSP, Depdiknas, 2009.
       [38] Tim Pustaka Yustia, Panduan Penyusunan KTSP Lengkap Kurikulum Tingkat Satuan   Pendidikan SD, SMP, SMA, (Jakarta: Buku Kita, 2007), hlm. 194.
       [39] Tim Sosialisasi KTSP,....
       [40] Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 222.
        [41]  http://www.scribd.com/doc/37662544/BAHAN-AJAR-makalah-1, diakses pada tanggal 20 Maret 2012
        [42] Muhaimin, Sutiah, dan Sugeng Listyo Prabowo, Pengembangan Model KTSP pada Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 48.
       [43] Muhaimin, Sutiah, dan Sugeng Listyo Prabowo, Pengembangan...,  hlm. 119.
       [44] Harjanto, Perencanaan ..., hlm. 229.
       [45] Harjanto, Perencanaan..., hlm. 310.
                [46] http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/01/penilaian-hasil-belajar/ diakses pada tanggal 16/03/12 21.45

          [47] http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/penilian-berbasis-kelas.html/ diakses pada tanggal 16/03/12 22.00


                [48] Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta, Penilaian PORTOFOLIO Implementasi Kurikulum 2004,Cet.1, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 5

          [49]Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Cet.4, (Jakarta:Kencana,2008), hal.185


                [50]Penilaian PORTOFOLIO Implementasi Kurikulum 2004, Op. Cit, hal. 19
[51] http://yudikustiana.wordpress.com/2011/05/18/makalah-penilaian-hasil-belajar-siswa/ diakses pada tanggal 17/03/12 21:38

[53]T.NP, Standar Kompetensi Kepala Sekolah,Cet.1,(Yogyakarta :Pustaka Yustisia,2007), hal.209