Jumat, 10 Februari 2012

Tempat Kembalinya Para Naga, BalikDelapan Jadi Asal Nama Kota "Cerita Legenda Balikpapan Versi Aji Pangeran Proyo Projo"


     Banyak versi cerita tentang Balikpapan. Antara lain, dari kayu papan yang terbalik. Dari Suku Balik, yang disebut suku asli kota ini. Ada juga kisah sejarah tentang Balikpapan versi Kesultanan Kutai Ing Martadipura. Percaya tak percaya, inilah legenda yang menjadi cerita… 


    SEJARAH Kota Balikpapan punya versinya sendiri bagi Aji Pangeran Proyo Projo. Ditemui saat ritual Erau BalikDelapan di Pantai Kilang Mandiri,  Banua Patra Balikpapan, belum lama ini, tertuturkan cerita bahwa pada dulu kala,  ada Dewa bernama Sanghiyang Ario Bangsa yang mempunyai seorang anak laki-laki bernama Aji Betara Agung Dewa Sakti yang diturunkan dari Jangkat atau kayangan ke bumi sekira abad 13 Masehi. “Mungkin pada abad ke 13 inilah, nama Balikpapan pertama kali muncul, “ ceritanya.
Nun pada suatu hari di masa itu, Aji mengisahkan sambil menuliskan sesuatu di secarik kertas,  bahwa ada delapan ekor naga datang ke kota ini mencari kemala mereka yang hilang  di tengah samudera. “Delapan ekor naga itu tidak diketahui dari mana asalnya,” tuturnya.
Naga asing itu, lanjut Aji, kemudian melihat ada cahaya di Pulau Kalimantan. Mereka lalu berangkat menuju Pulau Kalimantan karena cahaya tersebut disangka Kemala yang dicari-cari.
Ketika kumpulan naga itu sampai di Muara Sungai Mahakam, ternyata cahaya tersebut memagari seluruh kawasan muara sungai dengan cahaya pelangi. “Muara tersebut dijaga dua ekor naga yang bermahkota,” kisahnya.
   Ke delapan ekor naga tadi berputar-putar dan membuat gelombang air hingga menggunung. Melihat keadaan itu,  marahlah dua ekor naga yang bermahkota penjaga muara Sungai Mahakam. Tak lama, diseranglah  delapan ekor naga asing itu dan terjadilah pertarungan yang sengit.  Saking sengitnya pertarungan itu, menurut Aji, dikisahkan berlangsung selama tiga hari tiga malam.
Mengingat kekuatan yang dimiliki dua naga itu,  delapan ekor naga tadi kewalahan. “Karena terdesak, mereka mundur dan terus mundur sampai di tengah laut yang pada saat itu belum bernama teluk atau laut Balikpapan,” paparnya.

DELAPAN NAGA BERBALIK
   Delapan ekor naga itu berbalik melarikan diri ke Samudera. Adapun kemala yang mereka cari, timbul tenggelam di tengah laut. “Pada akhirnya,  kemala tersebut terdampar di pinggir pantai, dan berubah menjadi pulau kecil yang disebut Pulau Tokong, dan sekarang lebih dikenal dengan Pulau Tukung. Dalam Bahasa Kutai, Tokong berarti halus atau kecil,” tambahnya.
Kembali ke Aji Betara Agung Dewa Sakti yang diceritakan di awal, setelah delapan ekor naga itu berbalik menuju Samudera, Aji Betara Agung datang dengan beberapa penggawanya melihat-lihat di mana tempat pertarungan dan dimana tempat kembalinya delapan ekor naga itu.
“Setelah Aji Batara Agung Sakti mengetahui tempat delapan ekor naga itu berbalik, maka di tempat berbaliknya  naga asing menuju samudera itulah, dinamai BalikDelapan,” paparnya.
Aji Batara Agung Sakti lalu pergi menuju pantai dimana Kemala milik naga-naga itu terdampar -- yang diceritakan telah berubah menjadi Pulau Kecil/ Pulau Tokong.
“Di Pulau Tukung itu, Aji Batara Agung Sakti langsung menabur Wija Kuning atau beras kuning serta membakar dupa laki bini,” jelasnya.
Di saat itu,  Pulau Kecil itu bernama Pulau Tokong/ Tukung. Aji Batara Agung Dewa Sakti langsung bersemedi dan muncullah ikan besar yang ikut menjaga keberadaan Pulau Tokong itu.
Di akhir pertemuan, Aji menekankan bahwa apa yang dikisahkan itu adalah legenda. “Tentu secara logika kurang bisa diterima. Namun versi cerita ini memang ada. Mungkin beberapa cerita legenda bisa diturunkan ke  anak cucu kita,” tandasnya. 
 
Posted By Arul 10/02/2012
http://www.kaltimpost.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=125500