PERENCANAAN
SISTEM PAI
Rangkuman ini disusun guna memenuhi
tugas mata kuliah Perencanaan Sistem PAI dengan dosen pembimbing
Di Susun Oleh :
Darul Zhulfi 10.1102.0007
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI KEPENDIDIKAN ISLAM (KI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SAMARINDA 2011/2012
Kata Pengantar
Puji syukur yang sebesar-besarnya
kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami telah dapat menyelesaikan tugas pembukuan makalah ini tepat pada waktunya.
Pembukuan makalah ini berisikan mengenai hasil makalah-makalah dari kolompok
mahasiswa STAIN khususnya jurusan Tarbiyah Kependidikan Islam semester empat
yang membahas tentang Perencanaan Sistem PAI.
Kami juga mengucapkan banyak terima
kasih kepada dosen pembimbing Mata Kuliah Perencanaan Sistem PAI yaitu bapa
Rusdi S. Ag, M.SI yang sangat membantu dalam mata kuliah ini selama satu
semester. Dan kepada teman-teman mahasiswa jurusan Tarbiyah, Kependidikan Islam
Semester empat yang turut membantu untuk rangkumnya pembukuan ini.
Kami berharaf pembukuan makalah-makalah
ini dapat bermanfaat bagi kami pribadi dan para pembaca. Kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan baik dalam pengetikan ataupun
perkataan yang ada didalam buku ini. kebenaran hanya milik Allah SWT dan
kesalahan hanya milik hamba-Nya.
Dan yang terakhir kami mohon kritik dan
saran serta masukan yang sifatnya membangun.
Samarinda, 27
juni 2012
Daftar
Isi
Kata
Pengantar.................................................................................................................... i
Daftar
Isi............................................................................................................................... ii
1.
Pengertian Sistem PAI....................................................................................... 1
1.
Pengertian Perencanaan Sistem PAI........................................................ 1
2.
Fungsi Perencanaan Sistem Pembelajaran
PAI...................................... 2
3.
Manfaat dan Pentingnya Perencanaan
Pembelajaran........................... 2
2.
Penyusunan Program Tahunan, Program
Semester dan Pekan Efektif....... 4
1.
Pengertian Program Tahunan................................................................... 4
2.
Pengertian Program Semester................................................................... 5
3.
Pengertian Analisis Pekan Efektif............................................................ 5
4.
Langkah-Langkah Penyusunan Program
Tahunan............................... 6
5.
Langkah-Langkah Penyusunan Program
Semester............................... 7
3.
Pengembangan Silabus...................................................................................... 8
1.
Konsep Dasar Pengembangan Silabus................................................... 8
2.
Landasan Pengembangan......................................................................... 8
3.
Prinsip-Prinsip Pengembangan Silabus................................................... 9
4.
Langkah-langkah Pengembangan........................................................... 10
5.
Komponen-komponen Silabus................................................................ 11
4.
Pengembangan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran................................... 13
1.
Konsep Dasar Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran............................. 13
2.
Tujuan RPP................................................................................................. 14
3.
Prosedur Pengembangan RPP................................................................. 15
4.
Komponen RPP.......................................................................................... 16
5.
Prinsip-prinsip Penyusunan RPP............................................................ 18
6.
Langkah-langkah Penyusunan RPP........................................................ 19
7.
Contoh Format RPP................................................................................... 21
5.
Pengembangan Model Pembelajaran.............................................................. 23
1.
Konsep Dasar Model Pembelajaran........................................................ 23
2.
Sistem Pembelajaran PAI.......................................................................... 24
3.
Tahap penilaian.......................................................................................... 27
6.
Pengembangan Bahan Ajar.............................................................................. 31
1.
Bahan Ajar.................................................................................................. 31
2.
Prosedur Pengembangan Bahan Ajar..................................................... 32
7.
Penilaian Berbasis Kelas................................................................................... 42
1.
Pengertian Penilaian Berbasis Kelas....................................................... 42
2.
Prinsip-prinsip Penilaian Berbasis Kelas................................................ 43
3.
Jenis Penilaian Berbasis Kelas................................................................. 44
4.
Tujuan dan Fungsi Penilaian Berbasis
Kelas........................................ 45
Daftar
Pustaka
Pengertian Perencanaan Sistem PAI
|
1.
Pengertian Perencanaan Sistem PAI
Perencanaan sistem PAI adalah suatu
pemikiran atau persiapan untuk melaksanakan tujuan
pengajaran atau aktifitas pengajaran dengan menerapkan prinsip-prinsip
pembelajaran serta melalui langkah-langkah dalam pembelajaran yaitu:
pelaksanaan perencanaan, penilaian dalam rangka mengatasi tujuan yang telah
ditetapkan dalam sistem PAI.
Sedangkan pengertian pembelajaran
adalah adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,
material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi
mencapai tujuan pembelajaran. Dalam definisi yang paling umum, sebuah sistem
adalah sekumpulan objek/benda yang memiliki hubungan diantara mereka.
Jadi perencanaan sistem pembelajaran
PAI adalah suatu pemikiran atau persiapan untuk melaksanakan tujuan pengajaran atau
aktifitas pengajaran dengan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran serta
melalui langkah-langkah dalam pembelajaran yang menjadi suatu kesatuan yang
terdiri atas komponen atau elemen yang saling berinteraksi, saling terkait,
atau saling bergantung membentuk keseluruhan yang kompleks menjadi kombinasi
yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan
dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.
2.
Fungsi Perencanaan Sistem Pembelajaran PAI
1.
Fungsi
perencanaan pembelajaran bagi guru
a.
Perencanaan
pembelajaran sebagai pedoman atau acuan dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar.
b.
Untuk
menambah penguasaan guru terhadap materi yang diajarkan dan juga menyeleksi
atau mengkombinasikan materi.
c.
Perencanaan
pembelajaran sebagai alat untuk mengukur keberhasilan,belajar-mengajar, baik
proses maupun hasil.
d.
Sebagai
alat untuk membantu pengelolaan pendidikan
e.
Menjadikan
kegiatan pembelajaran lebih terarah dan berjalan secara efektif dan efesien
f.
Fungsi
perencanaan pembelajaran bagi siswa
1.
sebagai
pedoman dan acuan belajar, karena materi pelajarannya sudah terencana.
2.
sebagai
persiapan belajar, karena materi pelajarannya tidak akan berubah-ubah lagi
(sudah terencana)
3.
menjadikan
siswa senang dalam belajar, karena pembelajarannya terncana.
3.
Manfaat Dan Pentingnya Perencanaan Pembelajaran
Banyak manfaat yang diperoleh dari
perencanaan pengajaran dalam proses belajar mengajar yaitu :
a.
Sebagai
petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
b.
Sebagai
pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat
dalam kegiatan.
c.
Sebagai
pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.
d.
Sebagai
alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat
diketahui ketepatan dan kelambatan kerja.
e.
Untuk
bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
f.
Untuk
menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya.
Menurut Udin Syaefudin Sa’ud dan
Abin Syamsudin Makmun, perencanaan memiliki arti penting sebagai berikut :
1.
Dengan
adanya perencanaan diharapkan tumbuhnya suatu pengarahan kegiatan, adanya
pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian
tujuan pembangunan.
2.
Dengan
perencanaan, maka dapat dilakukan suatu perkiraan (fore-casting) terhadap
hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui.
3.
Perencanaan
memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara terbaik
(the best alternatif) atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik
(the best combination).
4.
Dengan
perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas.
5.
Dengan
adanya rencana, maka akan ada suatu alat pengukur atau standar untuk mengadakan
pengawasan atau evaluasi kinerja usaha atau organisasi, termasuk pendidikan.
Penyusunan Program Tahunan, Program Semester dan Pekan Efektif
|
1.
Pengertian
Program Tahunan
Program adalah sederetan
kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.[1]Dalam pengertian program
tahunan terdapat beberapa pendapat yang menjelaskan tentang pengertian
tersebut.
Program
tahunan adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun ajaran untuk mencapai
tujuan (standar kompetensi dan kompetensi dasar) yang telah ditetapkan.
Penetapan alokasi waktu diperlukan agar seluruh kompetensi dasar yang ada dalam
kurikulum seluruhnya dapat dicapai oleh siswa.[2]
Program
tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas, yang
dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. Program ini perlu
dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun ajaran, karena merupakan
pedoman bagi pengembangan program-program berikutnya, seperti program semester,
program mingguan, dan program harian atau program pembelajaran setiap pokok
bahasan, yang dalam KBK dikenal modul.[3]
Dalam
program perencanaan menetapkan alokasi waktu untuk setiap kompetensi dasar yang
harus dicapai, disusun dalam program tahunan. Dengan demikian, penyusunan
program tahunan pada dasarnya adalah menetapkan jumlah waktu yang tersedia
untuk setiap kompetensi dasar.[4]
2.
Pengertian
Program Semester
Semester
adalah satuan waktu yang digunakan untuk penyelenggaraan program pendidikan.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam semester itu ialah kegiatan tatap muka, praktikum, keraja lapangan,
mid semester, ujian semester dan berbagai kegiatan lainya yang diberi penilaian
keberhasilan.[5]
Dalam
program pendidikan semester dipakai satuan waktu terkecil, yaitu satuan
semester untuk menyatakan lamanya satu program pendidikan.Masing-masing program
semester sifatnya lengkap dan merupakan satu kebulatan dan berdiri sendiri.
Pada setiap akhir semester segenap bahan kegiatan program semester yang
disajikan harus sudah selesai dilaksanakan dan mahasiswa yang mengambil program
tersebut sudah dapat ditentukan lulus atau tidak.
Program
semester berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan
dan dicapai dalam semester tersebut. Program semester ini merupakan penjabaran
dari program tahunan.[6]Kalau
program tahunan disusun untuk menentukan jumlah jam yang diperlukan untuk
mencapai kompetensi dasar, maka dalam program semester diarahkan untuk menjawab
minggu keberapa atau kapan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar itu
dilakukan.[7] Pada
umumnya program semester ini berisikan tentang
bulan, pokok bahasan yang hendak disampaikan, waktu yang direncanakan, dan
keterangan-keterangan.[8]
3.
Pengertian
Analisis pekan evektif
Pekan
efektif adalah hitungan
hari-hari efektif yang ada pada tahun pelajaran berlangsung. Untuk membantu
kemajuan belajar peserta didik, di samping modul perlu dikembangkan program
mingguan dan harian. Program ini merupakan penjabaran dari program semster dan
program modul. Melalui program ini dapat diketahui tujuan-tujuan yang telah
dicapai dan yang perlu diulang, bagi setiap peserta didik. Melalui program ini
juga diidentifikasi kemajuan belajar setiap peserta didik, sehingga dapat
diketahui peserta didik yang mendapat kesulitan dalam setiap modul yang
dikerjakan, dan peserta didik yang memiliki kecepatan belajar di atas rata-rata
kelas.
Bagi
peserta didik yang cepat bisa diberikan pengayaan, sedang bagi yang lambat
dilakukan pengulangan modul untuk mencapai tujuan yang belum dica[ai dengan
menggunakan waktu cadangan.[9]
Cara
menentukan Pekan efektif
·
Menentukan
jumlah minggu selama satu tahun.
·
Menghitung
jumlah minggu tidak efektif selama satu tahun.
·
Menghitung
jumlah minggu efektif dengan cara jumlah minggu dalam satu tahun dikurang
jumlah minggu tidak efektif .
·
Menghitung
jumlah jam efektif selama satu tahun dengan cara jumlah minggu efektif dikali
jumlah jam pelajaran per minggu.
4.
Langkah-langkah Penyusunan Program
Tahunan[10]
a.
Menelaah kalender pendidikan, dan ciri
khas sekolah/madrasah berdasarkan kebutuhan tingkat satuan pendidikan.
b.
Menandai hari-hari libur, permulaan
tahun pelajaran, minggu efektif, belajar, waktu pembelajaran efektif (per
minggu). Hari-hari libur meliputi :
1.
Jeda tengah semester
2.
Jeda antar semester
3.
Libur akhir tahun pelajara
4.
Hari libur keagaman
5.
Hari libur umum termasuk hari-hari besar
nasional
6.
Hari libur khusus
c.
Menghitung jumlah minggu efektif setiap
bulan dan semester dalam satu tahun dan memasukkan dalam format matrik yang
tersedia.
d.
Medistribusikan olokasi waktu yang
disediakan untuk suatu mata pelajaran, pada setiap KD dan topik bahasannya pada
minggu efektif, sesuai ruang lingkup cakupan maeri, tingkat kesulitan dan
pentingnya materi tersebut, serta mempertimbangkan waktu untuk ulangan serta
review materi.
Cara
menentukan Jam Efektif
·
Banyaknya
pekan efektif pada perhitungan alokasi waktu per semester dikurangi pekan tidak
efektifnya. Contoh : Pekan dalam semester ini 26 pekan, yang tidak efektif 9
pekan maka pekan efektif adalah 26-9 =17 Pekan.
·
Jam
efektif semester adalah hasil perkalian pekan efektif dengan jumlah jam
pelajaran per minggu. Misal : Fisika kelas VII Jumlah jam per minggu 2 jam/
kelas. Maka jam pelajaran efektif per semester adalah 17 x 2 jam pel = 34 jam
pel. [11]
5.
Langkah-langkah Penyusunan Program
Semester[12]
1.
Memasukkan KD, topik dan sub topik
bahasan dalam format Program Semester
2.
Menentukan jumlah jam pada setiap kolom
minggu dan jumlah tatap muka per minggu untuk mata pelajaran
3.
Mengalokasikan waktu sesuai kebutuhan
bahasan topik dan sub topik pada kolom minggu dan bulan.
4.
Membuat catatan atau keterangan untuk
bagian-bagian yang membutuhkan
penjelasan.
Pengembangan Silabus
|
1.
Konsep
Dasar Pengembangan Silabus
Menurut Dr. E. Mulyasa, M.Pd silabus merupakan
rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu,
yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran,
indicator, penilaian, alokasi waktu dam sumber belajar yang dikembangkan oleh
setiap satuan pendidikan.[13]
Silabus merupakan acuan dalam penyusunan
rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan pengembangan
penilaian hasil belajarnya.[14]
Dapat disimpulkan bahwa silabus adalah
sebuah rencana pembelajara yang tersusun secara sistematis dan disertai dengan
komponen-komponen tertentu yang disusun oleh setiap mata pelajaran dalam sebuah
lembaga pendidikan.
2.
Landasan
Pengembangan
Dalam Undang-undang Sisdiknas No 22
tahun 2003 BAB X pasal 36 ayat 1 disebutkan bahwa pengembangan kurikulum
dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.[15]
Selain itu, Oemar Hamalik menambahkan
bahwa pendidikan nasional berakar pada kebudayaan nasional. Dan pendidikan
nasional berdasarkan pancasila dan Undang –Undang Dasar 1945.[16]
Soetopo dan soemanto menjelaskan bahwa
landasan pengembangan kurikulum dapat menjadi titik tolak sekaligus titik
sampai.[17]
Perlu diadakan sebuah seleksi dalam
proses pengembangan silabus, agar rumusan kompetensi yang betul-betul diperoleh
dapat bermanfaat bagi peserta didik serta sesuai dengan tuntutan yang akan
dilakukan setelah mengikuti sebuah pembelajaran.
Kompetensi yang dikembangkan harus mampu
membekali peserta didik untuk menjalani kehidupan yang penuh dengan berbagai
macam tantangan dan permasalahan yang semakin rumit dan kompleks, terutama
dalam memasuki era globalisasi yang tidak pasti.
Kompetensi-kometensi yang ingin dicapai
oleh suatu sekolah perlu digambarkan secara jelas dan tertulis, baik yang
menyangkut kemampuan untuk belajar mengetahui, kemampuan untuk belajar
melakukan, kemampuan untuk belajar hidup dalam kebersamaan, kemampuan untuk
belajar menjadi diri sendiri dan kemampuan untuk belajar seumur hidup.[18]
Dari hasil analisis yang telah dilakukan
tadi, kita dapat merumuskan kompetensi dan tujuan pendidikan dalam setiap mata
pelajaran. Setiap mata pelajaran harus dirumuskan dengan jelas agar peserta
didik mengetahui apa yang harus mereka pelajari. Berdasarkan kompetensi dan
tujuan yang akan dicapai dikembangkan alat evaluasi untuk mengukur
ketercapaiaan tujuan sesuai dengan
kompetensi yang telah dtetapkan.
3.
Prinsip-prinsip
Pengembangan Silabus
Sebagaimana dikemukakan oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP), pengembangan silabus dilakukan berdasarkan
pada prinsip-prinsip tertentu, yaitu :[19]
a.
Ilmiah
Keseluruhan
materi dan kegiatan yang ada dalam silabus harus benar, logis dan
dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
b.
Relevan
Cakupan,
kedalaman, ruang lingkup, dan urutan penyajian materi dalam silabus disesuaikan
dengan karakteristik peserta didik atau dapat dikatakan saling berhubungan.
c.
Sistematis
Komponen-komponen
silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
d.
Konsisten
Antara
komponen-komponen yang ada dalam pengembangan silabus harus memiliki hubungan
yang teratur tidak berubah.
e.
Memadai
Semua
komponen silabus yang dilaksanakan dapat mencapai kompetensi dasar yang telah
ditetapkan, serta tetap memperhatikan sarana dan prasarana yang menunjang
kegiatan belajar-mengajar.
f.
Aktual dan Konsektual
Segala
komponen yang ada dalam silabus, harus memperhatikan segala perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan peristiwa yang sedang berlangsung di masyarakat.
g.
Fleksibel
Keseluruhan
komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik serta
dinamika perubahan yang terjadi di madrasah dan tuntutan masyarakat.
h.
Menyeluruh
Komponen
silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi seperti kognitif, afektif dan
psikomotor.
4.
Langkah-Langkah
Pengembangan
Langkah-langkah
pengembangan perangkat kurikulum dalam bentuk silabus, dapat dijelaskan sebagai
berikut:[20]
a.
Penentuan Format dan Sistematika Silabus
Silabus sebagai sub-sistem pembelajaran
terdiri dari komponen-komponen yang satu sama lain saling berhubungan dalam
rangka mencapai tujuan. Sesuai prinsipnya format penyajian silabus diwujudkan
dalam bentuk matrik agar hubungan antar komponen dapat dilihat dengan jelas.
b.
Penentuan Kemasan Silabus
Kemasan adalah bentuk atau format fisik
silabus. Penentuan kemasan silabus berdasarkan atas prinsip keterbacaan,
kepraktisan dalam menggunakan dan kemudahan dalam membawa dan menyimpan.
Kemasan silabus diwujudkan dalam bentuk media cetak atau buku, dijilid per
tingkatan kelas atau sekolah.
c.
Penentuan Kemampuam Dasar
Kemampuan dasar adalah suatu pengetahuan,
keterampilan, serta sikap yang harus dikuasai siswa untuk menunjukkan bahwa
siswa telah menguasai standar kompetensi dan materi pelajaran.
d.
Penentuan materi Pembelajaran dan
Uraiannya
Materi pembelajaran adalah pokok-pokok
materi pelajaran yang haris dipelajari siswa sebagai saran pencapaian kemampuan
dasar yang akan dinilai dengan menggunakan instrument penilaian yang disusun
berdasarkan indicator pencapaian belajar.
e.
Penentuan Pengalaman Belajar Siswa
Segala aktifitas yang dilakukan oleh
setiap peserta didik diharapkan mampu mencapai penguasaan kemampuan dasar dan
materi pelajaran.
f.
Penentuan Alokasi Waktu
Alokasi waktu perlu diperhatikan pada
tahap pengembangan silabus dan perencanaan pembelajaran. Hal ini untuk
memperkirakan jumlah jam tatapa muka yang diperlukan.
g.
Penentuan Sumber Bacaan
Rujukan, referensi maupun literature
merupakan sumber acuan yang digunakan untuk menyusun silabus.
5.
Komponen-Komponen
Silabus
Pengembangan
silabus harus dilakukan secara sistematis dan mencakup komponen-komponen yang
saling berkaitan untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
Komponen
ini dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan atau kompetensi dasar pembelajaran. Dalam
pedoman KTSP BSNP (2006) tentang pengembangan silabus dikemukakan ada delapan
komponen silabus, yaitu :[21]
a.
Standar Kompetensi
Mengkaji
dan menganalisis standar kompetensi mata pelajaran dengan memperhitikan hal-hal
berikut:[22]
1.
Urutan tidak harus sesuai dengan urutan
yang dalam standar isi.
2.
Keterkaitan antara standar kompetensi
dan dompetensi dasar dalam mata pelajaran.
b.
Kompetensi dasar
Kompetensi
dasar dalam silabus berfungsi untuk mengarahkan guru dan fasilitator
pembelajaran, mengenai target yang harus dicapai dalam pembelajaran.
c.
Materi pokok
Materi
merupakan bagian dari struktur keilmuan suatu bahan kajian yang dapat berupa
proses, bidang ajar dan keterampilan.[23]
Yang bertujuan untuk memberikan petunjuk kepada peserta didik maupun guru.
d.
Kegiatan pembelajaran
Segala
kegiatan dalam proses pembelajaran diharapkan dapat menunjang segala sesuatu
yang sudah menjadi tijian dalam pengembangan silabus.
e.
Indikator
Indicator
merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukan tanda-tanda,
perbuatan dan respon yang dilakukan dan ditampilkan oleh peserta didik.[24]
f.
Penilaian
Penilaian
dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
g.
Alokasi waktu
Alokasi
waktu pada setiap kompetensi dasara dilakukan dengan memperhatikan jumlah
minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran perminggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalama, tingkat kesulitan
an kepentingannya.[25]
h.
Sumber, bahan atau alat
Sumber,
bahan atau alat disini seperti rujukan, literature, referensi yang dapat berupa
media cetak dan elektronik, narasumber
dan lain-lain.
Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
|
1.
Konsep
Dasar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah
rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai
satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar Isi dan
dijabarkan dalam silabus. RPP merupakan komponen penting dari kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP), yang pengembangannya harus dilakukan secara
professional. Tugas guru yang paling utama terkait dengan RPP berbasis KTSP
adalah menjabarkan silabus kedalam RPP yang lebih koperasional dan rinci, serta
siap dijadikan pedoman atau skenario dalam pembelajaran. Dalam pengembangan RPP
guru diberi kebebasan untuk mengubah, memodifikasi, dan menyesuaikan silabus
dengan kondisi sekolah dan daerah, serta dengan karektaristik peserta didik.
Hal ini harus dipahami dan dilakukan guru, terutama kalau sekolah tempatnya
mengajar tidak mengembangkan silabus sendiri, tetapi menggunakan silabus yang
dikembangkan Depdiknas atau silabus dari sekolah lain.
Dalam KTSP guru diberikan kewenangan
secara leluasa untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan karektaristik dan
kondisi sekolah, serta kemampuan guru itu sendiri dalam menjabarkannya menjadi
rencana pelaksanaan pembelajaran yang siap dijadikan pedoman pembentukan
kompetensi peserta didik. Agar guru dapat membuat RPP yang baik dan efektif dan
dituntut untuk memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan hakekat, fungsi,
prinsif dan prosedur pengembangan, serta cara mengukur efektifitas
pelaksanaanya dalam pembelajaran.[26]
Rencana pelaksanaan pembelajaran juga
berarti perkiraan atau proyeksi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan pada
saat pelaksanaan pembelajaran. Rencana yang menggambarkan prosuder dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang
ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan silabus. Perencanaan
merupakan hasil proses berpikir yang mendalam, hasil dari proses pengkajian dan
mungkin penyeleksian dari berbagai alternatif yang dianggap lebih memiliki
nilai efektifitas dan efisiensi. Perencanaan adalah awal dari semua proses
suatu pelaksanaan kegiatan bersifat rasional. Dengan demikian, maka seorang
perencana harus dapat memvisualisasikan yang harus dicapai serta bagaimana cara
untuk mencapai tujuan tersebut melalui pemanfaatan berbagai potensi yang ada
agar proses pencapaian tujuan itu efektif dan efisien.[27]
Dalam proses belajar mengajar perumusan
RPP merupakan hal penting yang harus dilakaukan oleh guru agar pencapaian
rencana pembelajaran pelaksanaan sampai kepada titik yang diinginkan, karena
tanpa adanya RPP proses pembelajaran tidak akan mencapai hasil yang maksimal
sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
2.
Tujuan
RPP.
Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
tujuan merupakan arah yang harus di capai agar perencanaan dapat di susun dan
tentukan dengan baik, maka tujuan itu perlu di rumuskan dalam bentuk sasaran
yang jelas dan terukur dengan adanya yang jelas, maka ada target yang harus di
capai. Target itulah yang selanjutnya menjadi fokus dalam menentukan langkah-langkah
selanjutnya. Tujuan rencana pelaksanaan
pembelajaran itu memberikan landasan pokok bagi guru dan siswa dalam
mencapai kompetensi dasar dan indicator.
Kompetensi dasar adalah kemampuan
minimal yang harus di capai peserta didik dalam penguasaan konsep atau materi
pelajaran yang di berikan dalam kelas dalam jenjang pendidikan tertentu. Dengan
demikian, dalam suatu mata pelajaran terdapat beberapa kompetensi dasar yang
harus di capai sebagai kreteria pencapaian standar.
Dalam kurikulum, kompetensi sebagai
tujuan pembelajaran itu dideskripsikan secara eksplisit, sehinggga dijadikan
standar dalam pencapaian tujuan kurikulum. Baik guru maupun siswa perlu
memahami kompetensi yang harus dicapai dalam proses pendidikan dan
pembelajaran. Pemahaman ini diperlukan untuk memudahkan dalam merancang
strategi pembelajaran.
Kompetensi dasar sebagai tujuan
pembelajaran dirumuskan dalam bentuk perilaku yang bersifat umum sehingga masih
sulit diukur ketercapaiannya. Oleh sebab itu, tugas guru dalam mengembangkan program
perencanaan salah satunya adalah menjabarkan kompetensi dasar menjadi indikator
hasil belajar. Indikator hasil belajar inilah yang menjadi kriteria
keberhasilan pencapaian kompetensi dasar.
Indikator hasil belajar adalah tujuan
pembelajaran yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan
proses pembelajaran tertentu. Dengan demikian, indikator hasil belajar
merupakan kemampuan siswa yang dapat diobservasi (observable ). Artinya, apa
hasil yang diperoleh siswa setelah mereka mengikuti proses pembelajaran.[28]
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
juga merupakan perkiraan atau proyeksi mengenai tindakan apa yang akan
dilakukan pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran. RPP mengambarkan
prosedur dan pengoraginasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar
yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus.
Adapun tujuan dan manfaat pembuatan RPP
yaitu; untuk memberikan landasan pokok bagi guru dan siswa dalam mencapai
kompetensi dasar dan indikator, memberi gambaran mengenai acuan kerja jangka
pendek, karena disusun dengan menggunakan pendekatan sistem, memberi pengaruh
terhadap pengembangan individu siswa, karena dirancang secara matang sebelum
pembelajaran, berakibat terhadap nurturant effect.[29]
3.
Prosedur
Pengembangan RPP
Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal
20 dinyatakan bahwa:
”Perencanaan proses pembelajaran
meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat
sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar,
dan penilaian hasil belajar”.
Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41
Tahun 2007 tentang Standar Proses dijelaskan bahwa RPP dijabarkan dari silabus
untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD.
Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara
lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.[30]
4.
Komponen
RPP
RPP disusun untuk setiap KD yang
dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang
penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di
satuan pendidikan.
Komponen RPP adalah:
a.
Identitas
mata pelajaran
Identitas mata pelajaran meliputi:
1.
Satuan
pendidikan
2.
Kelas
3.
Semester
4.
Program
studi
5.
Mata
pelajaran atau tema pelajaran
6.
Jumlah
pertemuan
b.
Standar
Kompetensi
Merupakan kualifikasi kemampuan
minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada
suatu mata pelajaran.
c.
Kompetensi
dasar
Adalah sejumlah kemampuan yang harus
dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan
penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.
d.
Indikator
Pencapaian Kompetensi
Adalah perilaku yang dapat diukur
dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu
yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi
dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan
diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
e.
Tujuan
pembelajaran
Menggambarkan proses dan hasil
belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi
dasar.
f.
Materi
pelajaran
Memuat fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator pencapaian kompetensi.
g.
Alokasi
waktu
Ditentukan sesuai dengan keperluan
untuk pencapaian KD dan beban belajar.
h.
metode
pembelajaran
Digunakan oleh guru untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi
dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode
pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta
karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada
setiap mata pelajaran.
i.
kegiatan
pembelajaran :
1.
Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal
dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi
dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran.
2.
Inti
Kegiatan inti merupakan proses
pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan
sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
3.
Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam
bentuk rangkuman atau simpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan
tindaklanjut.
j.
Penilaian
hasil belajar
Prosedur dan instrumen penilaian
proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi
dan mengacu kepada Standar Penilaian.
k.
Sumber
belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan
pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
5. Prinsip-Prinsip Penyusunan RPP
a. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
RPP disusun dengan memperhatikan
perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi
belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan
khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau
lingkungan peserta didik.
b. Mendorong partisipasi aktif peserta didik
Proses pembelajaran dirancang dengan
berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas,
inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar.
c. Mengembangkan budaya membaca dan menulis Proses pembelajaran
Dirancang untuk mengembangkan
kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai
bentuk tulisan.
e. Memberikan umpan balik dan tindak
lanjut
RPP memuat rancangan program
pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
f.
Keterkaitan
dan keterpaduan
RPP disusun dengan memperhatikan
keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar
dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan
pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar,
dan keragaman budaya.
g.
Menerapkan
Teknologi dan Informasi
RPP disusun dengan mempertimbangkan
penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis,
dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.[31]
6. Langkah-Langkah Penyusunan RPP
Langkah-langkah minimal dari
penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dimulai dari
mencantumkan Identitas RPP, Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Metode
Pembelajaran, Langkah-langkah Kegiatan pembelajaran, Sumber Belajar, dan
Penilaian. Setiap komponen mempunyai arah pengembangan masing-masing,
namun semua merupakan suatu kesatuan.
Penjelasan tiap-tiap komponen adalah
sebagai berikut.
1. Mencantumkan Identitas
Terdiri dari : Nama sekolah, Mata
Pelajaran, Kelas, Semester, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator
dan Alokasi Waktu.
Hal yang perlu diperhatikan adalah :
a.
RPP
boleh disusun untuk satu Kompetensi Dasar.
b.
Standar
Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus. (Standar
kompetensi – Kompetensi Dasar – Indikator adalah suatu alur pikir yang saling
terkait tidak dapat dipisahkan)
c.
Indikator
merupakan:
·
ciri
perilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa peserta
didik telah mencapai kompetensi dasar
·
penanda
pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat
diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
·
dikembangkan
sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi
daerah.
·
rumusannya
menggunakan kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
·
digunakan
sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
a. Alokasi waktu diperhitungkan untuk
pencapaian satu kompetensi dasar, dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya
pertemuan (contoh: 2 x 45 menit). Karena itu, waktu untuk mencapai suatu
kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali
pertemuan bergantung pada kompetensi dasarnya.
b. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Output (hasil langsung) dari
satu paket kegiatan pembelajaran.
Misalnya :
Kegiatan pembelajaran: Mendapat
informasi tentang sistem peredaran darah pada manusia.
Tujuan pembelajaran, boleh salah
satu atau keseluruhan tujuan pembelajaran, misalnya peserta didik dapat:
1.
mendeskripsikan
mekanisme peredaran darah pada manusia.
2.
menyebutkan
bagian-bagian jantung.
3.
merespon
dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh teman-teman sekelasnya.
c.
mengulang
kembali informasi tentang peredaran darah yang telah disampaikan oleh guru.
Bila pembelajaran dilakukan lebih
dari 1 (satu) pertemuan, ada baiknya tujuan pembelajaran juga dibedakan menurut
waktu pertemuan, sehingga tiap pertemuan dapat memberikan hasil.
d.
Menetukan
Materi Pembelajaran
Untuk memudahkan penetapan materi
pembelajaran, dapat diacu dari indikator.
7.
Contoh Format RPP
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata pelajaran :……………………………………………...
Kelas/Semester :……………………………………………...
Pertemuan Ke :………….......................................................
Alokasi waktu :……………………………………………...
Standar Kompetensi :……………………………………….
I.
Kompetensi Dasar:
……………………………………………………………………………….
II.
Indikator:
1.
……………………………………………………………………………
2.
……………………………………………………………………………
III. Tujuanpembelajaran:
Setelahmengikutikegiatapembelajaranini,
siswadapat:
a.
……………………………………………………………………………
b.
……………………………………………………………………………
IV. Materi
Ajar:
……………………………………………………………………………….
V.
MetodePembelajaran:………………………………………………………………..
VI. Langkah-langkahPembelajaran
KegiatanAwal
……………………………………………………………………………….
a.
……………………………………………………………………
…………………
b.
…………………………………………………………………….
…………………
KegiatanAkhir
a.
…………………………………………………………………………...
b.
………..………………………………………………………………….
VII. Alat/SumberBelajar:
……………………………………………………………………………….
VIII. Penilaian
a.
Tehnik :……………………………………………
b.
Bentuk :……………………………………………
c.
Instrument :……………………………………………...
Mengetahui
Kepala Guru Mata Pelajaran
Sekolah
Pengembangan Model Pembelajaran
|
1.
1.
Konsep
Dasar Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah bentuk
pembelajaran yang di perlukan tergambar dari awal sampai akhir yang di sajikan
secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus
atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, strategi, metode, dan tekhnik
pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran ialah titik
tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.
Menurut Lawson dalam konteks belajar,
pendekatan adalah segala cara atau strategi yang digunakan peserta didik untuk
menunjang keefektifan, keefesienan dalam proses pembelajaran dalam materi
tertentu.[32]
Metode pembelajaran adalah cara yang
digunakan untuk mengimplemntasikan rencana yang sudah di susun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Contoh: ceramah,
demonstari, diskusi, simulasi, laboratorium, pengalaman lapangan, debat dll.
Tekhnik pembelajaran adalah cara yang di
lakukan seseorang dalam meng implementasikan suatu metode secara spesifik.
Contoh, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relative
banyak membuntuhkan tekhnik sendiri, yang tentunya secara tekhnis akan berbeda
dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas.
Taktik pembelajaran adalah gaya seseorang
dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya
individual. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kek khasan dari
masing- masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman, dan tipe kpribadian
dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajarn akan menjadi sebuah
ilmu sekaligus juga seni (kiat).
Jadi,
semua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan,
strategi atau metode pembelajaran. Saat ini telah banyak dikembangkan
berbagai macam
model pembelajaran, dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks
dan rumit karena memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya.
2. Sistem Pembelajaran PAI
a. Strategi Pembelajaran
strategi
digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan.
Dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang
di desain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Salah
satu strategi yang dapat digunakan untuk mencapai kesuksesan adalah dengan
motivasi atau dorongan dan keyakinan yang dimulai dari diri sendiri bahwa
seseorang mampu untuk mencapai kesuksesan atau keberhasilan yang diinginkan.[33]
2.
Tematik
Pembelajaran
tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna pada
siswa.
Dengan
tema di harapkan akan memberikan banyak keuntungan di antaranya:
a.
Siswa
mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu.
b.
Siswa
mampu mempelajari pengetahuan dan pengembangan berbagai kompetensi dasar antar
mata pelajaran dalam tema yang sama.
c.
Pemahaman
terhadap materi pelajarn lebih mendalam dan berkesan.
d.
Siswa
mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar.
e.
Siswa
lebih bersemangat untuk belajar.
f.
Guru
dapat menghemat waktu.
2.
Landasan pembelajaran tematik
Landasan filosofis dalam
pembelajaran tematik sangat dipengaruhi. Pengetahuan tidak dapat di transfer
begitu saja dari seorang guru kepada anak, tetapi harus di interpretasikan
sendiri oleh masing-masing siswa. pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi
melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Keaktifan siswa yang
diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sangat berperan dalam perkembangan
pengetahuannya.
Setelah
menentukan keaktifan siswa sekarang bisa dibentuk atau di kembangkan kedalam
diri si anak. Kita mulai dengan unsur pertama bagaimana telah kita tentukan,
yakni semangat disiplin. Kita tahu sasaran yang akan dicapai yaitu tujuan
kearah mana kita harus membimbing si anak. Jadi sudah waktunya kita harus
memahami psikologi anak secara meendalam, satu-satu cara untuk bisa memperoleh
informasi penting mengenai pokok persoalan ini. Yang terpenting disini
menumbuhkan unsur semangat disiplin.[34]
Landasan
Psikologis dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi
perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. psikologi belajar memberikan
kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran tematik tersebut di
sampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.
Landasan
yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai
kebijakan/peraturan yang mendukung pelaksanaan pelajarn tematik di sekolah
dasar.
3.
Arti penting pembelajaran tematik
Pembelajaran tematik lebih
menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam
proses pembelajaran. Sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan
telatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang di pelajarinya.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan proses belajar sambil
melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu merancang
perancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan siswa.
4.
Karakteristik pembelajaran tematik
Pembelajaran tematik ini memiliki
karakteristik sebagai berikut:
- Berpusat pada siswa, hal ini
sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menenpatkan siswa
sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator
yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktifitas
belajar.
- Memberikan pengalaman langsung,
hal ini sesuai dengan pembelajaran tematik agar dapat memberikan pengalaman
langsung kepada siswa. Siswa di sini di hadapkan pada sesuatu yang nyata
(konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal- hal yang lebih abstrak.
- Pemisahan mata pelajaran tidak
begitu jelas, ini dimaksud fokus pembelajaran di arahkan kepada pembahasan
tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
- Menyajikan konsep dari berbagai
mata pelajaran, dengan demikian siswa mampu memahami konsep-konsep mata pelajaran secara utuh. Hal ini di
perlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang di hadapi
dalam kehidupan sehari-hari.
- Bersifat fleksibel, di mana guru
dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang
lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan
dimana sekolah dan siswa berada.
- Hasil pembelajaran sesuai dengan
minat dan kebutuhan siswa, siswa di beri kesempatan untuk mengoptimalakan
potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
- Menggunakan prinsip belajar sambil
bermain dan menyenangkan.
Tahapan pembelajaran tematik:
1.
Tahap persiapan
Dalam
pelaksanaan pembelajaran tematik ini perlu di lakukan beberapa hal yang perlu
meliputi tahap perencanaan yang mencakup kegiatan kompetensi dasar,
pengembangan jaringan tema, pengembangan silabus dan penyusunan rencana.
2.
Tahap pelaksanaan:
Tahap kegiatan yaitu kegiatan pembukaan/awal/pendahuluan/inti dan kegiatan
penutup:
-
Kegiatan
pendahuluan/awal/pembukaan.
Kegiatan ini dilakukakan terutama
untuk mendorong siswa untuk memfokuskan
dirinya agar mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
-
Kegiatan
inti.
Kegiatan inti ini di fokuskan dalam
kegiatan yang bertujuan pengembangan kemampuan baca, tulis, dan hitung.
Penyajian bahan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai
strategi/metode yang bervariasi dan dapat di lakukan secara klasikal, kelompok
kecil, ataupun perorang.
-
Kegiatan
penutup/ Akhir dan tindak lanjut
Kegiatan penutup adalah untuk
menenangkan. Contoh kegiatan akhir yang dapat di lakukan adalah menyimpulkan
hasil pembelajaran yang telah di simpulkan.
3.
Tahap penilaian.
A.
Pengertian.
Penilaian dalam pembelajaran tematik
adalah suatu usaha untuk mendapatkanberbagai informasi secara berkala,
berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses
dan proses dan hasil pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai
oleh anak didik melalui program kegiatan belajar.
B.
Tujuan.
Tujuan penilaian tematik adalah:
-
Menegtahui
pencapaian indicator yang di tetapkan.
-
Memperoleh
umpan balik bagi guru untuk mengetahui hambatan yang terjadi.
-
Memproleh
gambaran yang jelas tentang perkembagan siswa.
-
Sebagai
acuan dalam menentukan rencana tindak lanjut (remedial ,pengayaan, dan
pemantapan).
C.
Prinsip.
-
Penilaian
di kelas harus sesuai kelas, mengingat siswa SD kelas 1 belum semua lanjar baca
dan tulis. Maka cara penilaiannya ditekankan pada penilaian tertulis.
-
Untuk
anak klz1,2 itu harus lancar baca,tulis,hitung oleh karena itu peserta didik
harus mampu menguasai peserta didiknya itu mampu atau tidak dan itu syarat
untuk naik kelas.
-
Penilaian
di lakukan dengan mengacu pada indikator dari masing-masing kompetensi dasar
dan hasil belajar.
-
Penilaian
di lakukan secara terus-menerus dan selama proses belajar mengajar berlangsung.
D.
Alat Penilaian.
Alat penilaian dapat berupa Tes dan
Non Tes. Dalam kegiatan belajar di kelas awalpenilaian lebih banyak yang di
gunakan adalah melalui pemberian tugas dan portofolio. Guru menilai anak melalu
pengamantan anak yang di catat pada sebuah buku bantu.
Perlu ditegaskan bahwa, pemberian
angka bukanlah maksud yang utama dari penilaian. Tetapi calon guru harus
mengetahui, fungsi dari penilaian adalah: mengetahui tingkat kemajuan,
perkembangan murid dalam satu periode tertentu. Hasil dari setiap penilaian
akan dijadikan sebagai dasar untuk memperbaiki kemajuan setiap individu murid.[35]
3. Kooperatif
a. Pengertian pembelajaran
kooperatif.
Pembelajaran
kooperatif dapat didefinisikan sebagai sistem kerja/belajar kelompok yang
terstruktur.
Bekerja atau belajar bersama adalah
suatu proses kelompok yang disokong oleh anggota-anggota kelompok , di mana ada
ketergantungan satu dengan yang lain untuk mencapai suatu tujuan yang
disepakati. Ruang kelas adalah tempat yang baik sekali untuk membangun
kemahiran kelompok yang Anda butuhkan kemudian di dalam kehidupan.[36]
b. Ciri-ciri pembelajaran
kooperatif.
- Siswa bekerja dalam kelompok secara
kooperatif untuk menuntaskan materi pelajaran.
- Kelompok dibentuk dari siswa yang
memiliki kemampua tinggi, sedang dan rendah.
- Penghargaan lebih berorientasi
ketimbang individu
c.
Tujuan pembelajaran kooperatif.
- Hasil belajar akademik tujuannya
untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas akademik.
- Penerimaan terhadap individu,
maksudnya penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut
ras,budaya,kelas sosial,kemampuan dan ketidak mampuan.
- Pengembangan keterampilan social
bertujuan untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan
kolaborasi.
d. Tujuan pembelajaran kooperatif.
Terdapat empat prinsip dasar
pembelajaran kooperatif yaitu:
-
Prinsip
ketergantungan positif
-
Tanggung
jawab perseorangan
-
Interaksi
tatap muka.
-
Partisipasi
dan komunikasi.
e.
Prosedur pembelajaran kooperatif.
Prosedur
pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri dari empat tahap yaitu:
penjelasan materi, belajar dalam kelompok, penilaian, dan pengakuan tim.
4.
Kontekstual.
a.
Konsep pembelajaran kontekstual.
Pembelajaran
kontekstual adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata ke murid
dalam kelas dan membuat hub antara pengetahuan yang di milikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, sementara siswa memperoleh
pengetahuan dan keterempalilan dalam konteks yang terbatas sedikit demi
sedikit, dan dari proses mengkonstruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan
masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat.
b.
Karakteristik pembelajaran
kontestual.
Karakteristik
pembelajaran kontekstual adalah melakukan hubungan yang bermakna.
- Melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan.
-
Belajar yang di atur sendiri.
-
Bekerja sama.
-
Berfikir kritis dan kreatif.
-
Mengasuh atau memelihara pribadi siswa.
-
Mencapai standar yang tinggi.
c.
Fokus pembelajaran kontestual.
Pembelajaran
kontekstual menempatkan siswa di dalam konteks bermakna yang menghubungkan
pengetahuan awal siswa dengan materi yang sedang di pelajari dan sekaligus memperhatikan
pengetahuan faktor kebutuhan individual siswa peranan guru.
d.
lima strategi umum pembelajaran
kontekstual.
Terdapat
lima strategi dalam rangka penerapan pembelajaran kontekstual yaitu: Relating,
Exsperiencing, Applying, Cooperating, Tranperring.
e.
Komponen pembelajaran kontekstual.
Dalam
pembelajaran kontekstual ada tujuh komponen pokok yang harus di kembangkan oleh
guru yaitu: Kontruktivisme, Inquiry, Bertanya (Questioing), Masyarakat Belajar
(Learning Comunnity), Pemodelan (Modeling), Refleksi (Reflection), Penilaian
nyata (Authentic Assesment).
f.
Strategi pembelajaran kontekstual.
Beberapa
strategi pengajaran yang dapat dikembangkan oleh guru melalui pembelajaran
kontekstual antara lain:
-
Pembelajaran berbasis masalah.
-
Memanfaatkan lingkungan siswa untuk memperoleh pengalaman belajar.
-
Memberikan aktivitas kelompok.
-
Membuat aktifitas belajar mandiri
-
Membuat aktifitas belajar bekerjasama dengan masyarakat
-
Menerapkan penilaian autentik.
Pengembangan Bahan Ajar
|
1.
1.
BAHAN
AJAR
a.
Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan
yang tertulis seperti buku, majalah, koran, LCD proyektor, maupun bahan yang
tidak tertulis seperti kaset, radio, film dan lain sebagainya yang digunakan
oleh para guru dalam melaksanakan kegiatan belajar.
Menurut Tim Siosialisasi KTSP, bahan
ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud
bisa berupa bahan tertulis maupun bahan
tidak tertulis.[37]
Sedangkan menurut Ahmad Sudrajat, bahan ajar adalah seperangkat materi yang
disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis sehingga tercipta
lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.
Bahan ajar atau materi pelajaran secara
garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus
dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah
ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari
pengetahuan (fakta, prinsip, konsep, prosedur), keterampilan, dan sikap atau
nilai yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang
telah ditentukan.[38]
e.
Jenis-jenis Bahan Ajar
Menurut Tim Sosialisasi KTSP Bahan ajar
terdiri dari beberapa jenis, diantaranya yaitu :[39]
-
Bahan ajar pandang (visual) yang terdiri
atas bahan cetak (printed) seperti buku, modul, lembar kerja siswa, brosur,
wallchart, foto/gambar, dan non cetak seperti model/market
-
Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset,
radio, piringan hitam dan compact disk audio
-
Bahan ajar pandang dengar (audio visual)
seperti film dan VCD (video compact disk)
-
Bahan ajar multimedia interaktif
(interactive learning material) seperti CAI ( Computer Assisted Instruction),
compact disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis
web (web based learning materials)
Jadi bahan ajar itu bisa berupa apa saja
yang digunakan guru dalam kegiatan transfer informasi kepada siswa. Bahan ajar
bisa berupa :
1.
Media yang mengandalkan indera
penglihatan (visual) seperti buku, modul, koran, LKS, brosur, foto dan lain
sebagainya.
2.
Media yang mengandalkan indera
pendengaran (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, CD audio.
3.
Media yang menggabungkan antara audio
dan visual (audio-visual) seperti film dan VCD. Dan,
4.
Bahan ajar multimedia interaktif
seperti CD multimedia pembelajaran
interaktif dan internet.
2.
PROSEDUR
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
a.
Kriteria Pemilihan Materi Pelajaran
Pemilihan materi pelajaran harus
disesuaikan dengan ukuran-ukuran (kriteria) yang digunakan untuk memilih isi
kurikulum bidang studi yang bersangkutan. Kriteria pemilihan materi pelajaran
yang akan dikembangkan dalam sistem instruksional dan yang mendasari penentuan
strategi belajar mengajar diantaranya yaitu[40]:
1. Kriteria
tujuan instruksional
pelajaran yang dipilih hendaknya sejalan
dengan tujuan-tujuan instruksional yang telah dirumuskan.
2.
Materi pelajaran
Ada keterkaitan antara tujuan yang ingin
dicapai dengan materi pelajaran.
3.
Relevan dengan kebutuhan siswa
Setiap materi pelajaran yang disajikan
hendaknya sesuai dengan usaha untuk mengembangkan pribadi siswa sesuai dengan
potensi yang dimilikinya. Oleh karena itu materi pelajaran yang disajikan hendaknya
memuat pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan.
4.
Sesuai dengan kondisi masyarakat
Materi pelajaran yang dipilih hendaknya
turut membantu siswa dalam memberikan pengalaman edukatif yang bermakna bagi
perkembangan siswa menjadi manusia yang mudah menyesuaikan diri dan berguna di
masyarakat.
2.
Materi pelajaran mengandung segi-segi
etik
Materi pelajaran yang dipilih hendaknya
mempertimbangkan perkembangan moral siswa. Pengetahuan dan keterampilan yang
akan mereka dapat dari materi pelajaran yang telah mereka terima hendaknya diarahkan untuk mengembangkan
dirinya sebagai manusia yang etik sesuai dengan sistem nilai dan norma-norma
yang berlaku di masyarakat.
3.
Materi pelajaran tersusun dalam ruang
lingkup dan urutan yang sistematik dan logis
Setiap materi pelajaran disusun secara
bulat dan menyeluruh, terbatas ruang lingkupnya dan terpusat pada satu topik
masalah tertentu. Materi disusun secara berurutan dengan mempertimbangkan
faktor perkembangan psikologis siswa. Dengan begitu materi pelajaran akan lebih
mudah diserap oleh siswa dan dapat segera dilihat keberhasilannnya.
4.
Materi pelajaran bersumber dari buku
sumber yang baku, pribadi guru yang ahli, dan masyarakat.
Buku sumber yang baku umumnya disusun
oleh para ahli dalam bidangnya dan disusun berdasarkan GBPP yang berlaku. Guru
yang ahli penting karena sumber utama memanglah guru itu sendiri. Guru dapat
mengatur apa yang dianggapnya perlu atau tidak untuk disampaikan kepada siswa.
Masyarakat juga merupakan sumber belajar yang luas, bahkan dapat dikatakan sebagai
materi belajar yang paling besar.
1.
Prinsip-Prinsip Pengembangan Bahan Ajar
Menurut
Abdul Ghafur, dalam menyusun dan mengembangkan bahan ajar atau materi pelajaran
ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan antara lain:
a.
Prinsip relevansi. Materi pelajaran
harus ada hubungannya dengan pencapaian SK (Standar Kompetensi) dan KD
(Kompetensi Dasar).
b.
Prinsip konsistensi. Jika kompetensi
dasar yang harus dikuasai empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan
juga empat macam.
c.
Prinsip kecukupan. Materi yang diajarkan
hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang
diajarkan. Materi yang diajarkan tidak boleh terlalu sedikit karena kurang
membantu dalam pencapaian SK dan KD. Sebaliknya apabila materi yang diajarkan terlalu
banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga apalagi materi yang tidak perlu
untuk dipelajari.
2.
Teknik Pengembangan Bahan Ajar
Sebuah
bahan ajar paling tidak mencakup antara lain:[41]
a.
Petunjuk belajar (petunjuk siswa/guru)
b.
Kompetensi yang akan dicapai
c.
Content atau isi materi pembelajaran
d.
Informasi pendukung
e.
Latihan-latihan
Rincian prosedur pengembangan bahan ajar
menurut Depdiknas, adalah sebagai berikut:
a.
Menentukan kriteria pokok pemilihan
bahan ajar dengan mengidentifikasi standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar
(KD). Standar kompetensi adalah ukuran kompetensi minimal yang harus dicapai
peserta didik setelah mengikuti suatu proses pembelajaran pada satuan
pendidikan tertentu.[42]
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan minimal yang harus dimiliki peserta
didik dalam rangka menguasai SK mata pelajaran tertentu.[43]
b.
Mengidentifikasi jenis-jenis materi
bahan ajar. Materi pelajaran adalah substansi isi yang harus dipelajari dan
dikuasai peserta didik dalam proses pembelajaran. Materi pembelajaran dibedakan
menjadi jenis materi aspek kognitif (fakta, konsep, dan prosedur), aspek
afektif (pemberian respon, penerimaan, internalisasi dan penilaian), dan aspek
psikomotorik (gerakan awal, semi rutin, dan rutin).
Contoh:
Kompetensi dasar
(KD) : dapat mempraktikkan bersuci (thaharah)
Materi
pembelajaran :
-
pengertian bersuci (thaharah)
-
macam-macam bersuci (thaharah)
-
pengertian najis
-
macam-macam najis
-
tata cara bersuci dari najis berat,
sedang dan ringan
-
praktik bersuci dari najis berat, sedang
dan ringan
c.
Mengembangkan bahan ajar yang sesuai
atau relevan dengan SK-KD yang telah teridentifikasi sebelumnya.
d.
Mengembangkan sumber bahan ajar. Sumber
bahan ajar merupakan segala sesuatu yang diperlukan dalam kegiatan
pembelajaran, berupa buku teks, media cetak, media elektronik, nara sumber,
lingkungan alam sekitar, dan sebagainya. Menentukan sumber bahan ajar dapat
berupa sumber, bahan, alat, atau media yang sengaja dirancang untuk digunakan
dan difungsikan mencapai indikator SK dan KD dalam pembelajaran dan dapat
memanfaatkan segala sumber yang dapat digunakan dan difungsikan untuk
meningkatkan kualitas pencapaian kompetensi peserta didik.
3.
Penyusunan Satuan materi pelajaran
Cara penyusunan satuan pelajaran ini
bertujuan agar guru lebih mantap, terarah dan efisien di dalam menyusun satuan
pelajaran. Tata cara penyusunan satuan pelajaran ini berisi tiga hal yaitu
tentang:[44]
1)
Kerangka satuan pelajaran
Bidang Studi : ............................................
Mata Pelajaran/Subbidang Studi : ............................................
Satuan bahasan : ............................................
Kelas : ............................................
Semester : ..........................................
Waktu : ..........................................
I Tujuan
Instruksional Umum (TIU)
II Tujuan
Instruksional Khusus (TIK)
III Materi
Pelajaran
IV Kegiatan
Belajar Mengajar
V Alat
dan Sumber Pelajaran
VI Evaluasi
2)
Isi satuan pelajaran
Uraian yang harus dicantumkan pada
setiap bagian dalam pelajaran adalah sebagai berikut:
a.
Tujuan Instruksional Umum (TIU)
TIU yang diambil
adalah yang pencapaiannya ditunjang pokok bahasan yang dikembangkan dalam
satuan pelajaran yang bersangkutan.
b.
Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
TIK yang
merupakan penjabaran dari TIU yang menunjang pencapaian TIK dirumuskan secara
lebih khusus dalam kalimat yang jelas menggambarkan hasil pelajaran siswa yang
dapat diukur dengan alat evaluasi (tes).
Contoh
Rumusan TIK
Bidang
Studi/Sekolah : IPA/SMA
Tujuan Instruksional Umum (TIU)
|
Pokok bahasan
|
Salah satu tujuan bahasan
|
Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
|
f.
Siswa memahmi susunan dan alat tubuh
manusia
|
1.
Gerakan dan sistem alat gerak
2.
Darah dan sistem alat-alat peredaran
d.s.t.
|
Pernafasan dan alat-alat pernafasan pada manusia
|
1.
Siswa dapat menyebutkan bentuk
pernafasan pada manusia
2.
Siswa dapat menunjukkan proses
terjadinya pernafasan dada d.s.t.
|
c.
Materi Pelajaran
Penyebaran-penyebaran
satuan pokok bahasan dalam bentuk uraian singkat atau pokok-pokok bahan
pelajaran dan perincian yang lebih khusus untuk mencapai TIK, sehingga luas dan
kedalaman satuan bahasan yang dipelajari siswa benar-benar sesuai dengan
tingkat sekolah/kelas dari siswa yang bersangkutan serta waktu yang tersedia.
Contoh
Rumusan Materi Pelajaran
Bidang
Studi/Sekolah : IPS/SMP
Satuan Bahasan
|
TIK
|
Materi Pelajaran
|
Kepulauan Indonesia (Letak, luas, pengetahuan
peta)
|
1.
Siswa dapat menunjukkan pada peta letakk
geografis Kepulauan Indonesia
2.
Siswa dapat menunjukkan pada globe
letak astronomis kepulauan Indonesia
dan
seterusnya
|
1.
Letak Geografis Kepulauan Indonesia
1.1 Antara
dua Samudera Hindia dan Fasifik
1.2 Antara
dua Benua Asia dan Australia
2.
Letak Astronomis Kepulauan Indonesia
2.1 Antara
Garis Bujur 90˚ BB 141˚ BT
2.2 Antara
Garis Lintang 6˚LU- 11˚ LS
|
d.
Kegiatan belajar-mengajar
Bagian kegiatan belajar mengajar ini,
diawali dengan penjelasan singkat tentang jenis pendekatan mengajar dan metode
mengajar yang digunakan dalam satuan pelajaran yang bersangkutan.
Setelah penjelasan singkat mengenai
pendekatan dan metode selanjutnya rumuskan garis-garis besar kegiatan belajar
mengajar yang akan dilakukan di dalam satuan pelajaran yang bersangkutan.
Kegiatan belajar mengajar dirumuskan
dalam bentuk kegiatan siswa yang menggambarkan urutan langkah-langkah proses
belajar mengajar yang dilakukan.
Contoh
Rumusan Kegiatan Belajar Mengajar
Bidang
Studi/Sekolah : IPA/SMP
TIK
|
Materi Pelajaran
|
Kegiatan Belajar Mengajar
|
Materi percobaan sederhana siswa dapat:
1.
Menjelaskan sifat-sifat yang dimiliki
setiap zat.
2.
Membedakan perubahan fisika dari
perubahan kimia
D.s.t.
|
1.
Sifat-sifat zat
1.1 mempunyai
masa
1.2 mempunyai
ruang
2.
Perubahan-perubahan pada zat
2.1 perubahan
fisika
2.2 perubahan
kimia
2.3 perbedaan
antara keduanya
D.s.t.
|
1.
Mengadakan percobaan
Dan tanya jawab untuk menarik kesimpulan tentang sifat zat.
2.
Mengadakan percobaan
Dan
tanya jawab untuk menarik kesimpulan tentang adanya dua jenis perubahan zat
dan perubahan antara keduanya.
D.s.t.
|
e.
Alat dan sumber pelajaran
Jenis-jenis alat (termasuk perlengkapan
dan bahan) yang dicantumkan dalam bagian ini adalah alat-alat yang khusus
digunakan dalam mempelajari satuan bahasan yang bersangkutan (misalnya bak
pasir, mikroskop, peta Asia, jangka,
asam belerang, dan lain-lain). Alat-alat yang umum (kapur, papan tulis, pensil
dan lain-lain) tidak perlu dicantumkan.
Sumber yang dipakai dalam satuan
pelajaran ini mencantumkan bahan tertulis, objek langsung, narasumber dan
lain-lain. Cara menuliskan sumber bahan ajar misalnya “Makhluk hidup 1, Dept. P
dan K 1972, hal.34-40” dan “Patal Senayan”, Senayan, Jakarta.
f.
Evaluasi
Untuk menilai efektivitas satuan
pelajaran maka digunakanlah tes akhir (evaluasi). Dalam menyusun evaluasi,
butir-butir soal yang diberikan harus sesuai dengan TIK yang telah dirumuskan.
Contoh soal tes:
Bidang Studi
|
TIK
|
IPA
|
Siswa dapat membedakan bagian-bagian permukaan
lidah yang peka terhadap rangsangan pahit, manis, asin, dan asam.
|
IPS
|
Siswa dapat menunjukkan tempat ditemukannya fosil manusia
purba Indonesia
|
Untuk mengukur
TIK:
Soal Tes
|
|
1.
Bagian manakah dari permukaan lidah
yang peka terhadap masing-masing rangsangan di bawah ini:
|
|
Rangsangan
|
Bagian
|
a.
Pahit
b.
Manis
c.
Asin
d.
Asam
|
.................................................................
.................................................................
.................................................................
.................................................................
|
2.
Daerah ditemukan sisa-sisa fosil
manusia purba Indonesia adalah di Lembah Sungai:
a.
Mahakam
b.
Batanghari
c.
Citarum
d.
Solo
|
3)
Bentuk satuan pelajaran
Kegiatan-kegiatan dalam satuan pelajaran
(TIU, TIK, Materi Pelajaran dan lain-lain) bisa disusun ke samping (horizontal)
maupun ke bawah (vertikal). Contoh formatnya adalah sebagai berikut:[45]
Satuan Pelajaran
1.
Bidang Studi : Bahasa Indonesia
2.
Subbidang Studi : -
3.
Satuan Bahasan : Pelajaran I/IA-B-C (Cakapan)
a.
Pokok Bahasan : Intonasi Bahasan (1.2.1.)
b.
Subpokok Bahasan : Lagu Kalimat Berita (1.2.1.)
Lagu
Kalimat Tanya (1.2.1.2.)
4.
Kelas :
IV
5.
Semester :
II
6.
Waktu :
4 jam (2xpertemuan)
I.
Tujuan Instruksional Umum :
II.
Tujuan Instruksional Khusus :
III.
Materi Pelajaran :
IV.
Kegiatan Belajar Mengajar :
a.
Metode :
b.
Pokok-pokok Kegiatan :
Siswa
|
Guru
|
1.1.
1.2.
2.1.
2.2.
|
1
2
|
V.
Alat dan Sumber Bahan :
a.
Alat Pelajaran
b.
Sumber Bahan
VI.
Evaluasi
a.
Prosedur :
b.
Jenis Tes :
c.
Soal-soal :
Penilaian Berbasis Kelas
|
1.
Pengertian
Penilaian Berbasis Kelas
Penilaian adalah suatu proses sistematis
meliputi pengumpulan informasi (angka, deskripsi verbal) analisis, interpretasi
informasi untuk membuat keputusan.
Secara
khusus, dalam konteks pembelajaran di kelas, penilaian dilakukan untuk
mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan
belajar, memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar, dan
penentuan kenaikan kelas.
Melalui
penilaian dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan
pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik, guru, serta proses
pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan informasi itu, dapat dibuat keputusan
tentang pembelajaran, kesulitan peserta didik dan upaya bimbingan yang
diperlukan serta keberadaan kurikukulum itu sendiri.[46]
Penilaian
Kelas adalah suatau bentuk kegiatan guru yang terkait dengan pengambilan
keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik yang
mengikuti proses pembelajaran tertentu.
Dalam implementasi KTSP sebaiknya guru
menggunakan penilaian berbasis kelas yang memandu sejauh mana transformasi
pembelajaran di kelas. Authentik assessment (penilaian yang sebenarnya) menjadi
acuan dalam penilaian di kelas, artinya penilaian tentang kemajuan belajar
siswa diperoleh di sepanjang proses pembelajaran. Oleh karena itu penilaian
tidak hanya dilakukan pada akhir periode tetapi dilakukan secara terintregrasi
dari kegiatan pembelajaran dalam arti kemajuan belajar dinilai dari proses
bukan semata-mata hasil.[47]
Penilaian
berbasis kelas adalah penilaian yang dilakukan oleh guru dalam rangka pembelajaran.
Penilaian berbasis kelas merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi
dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru untuk menetapkan
tingkat pencapaian dan penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan, yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator
pencapaian belajar yang terdapat dalam kurikulum.[48]
1.
Prinsip-prinsip
Penilaian Berbasis Kelas
Dalam
melaksanakan penilaian berbasis kelas, guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip dasar yang
harus digunakan, terutama dalam rangka pencapaian kompetensi, sebagai berikut:
a.
Motivasi,
artinya tujuan akhir penilaian berbasis kelas bukan terletak pada pencapaian
angka yang tinggi, melainkan terletak pada cara bagaimana memotivasi peserta
didik sehingga diperoleh hasil yang maksimum.
Hasil penilaian harus dinyatakan dan dapat dirasakan sebagai penghargaan bagi
siswa yang berhasil atau sebagai pemicu semangat belajar bagi yang kurang
berhasil.
b.
Valid, artinya penilaian harus
memberikan informasi yang akurat tentang hasil belajar siswa, misalnya apabila
pembelajaran menggunakan pendekatan eksperimen maka kegiatan melakukan
eksperimen harus menjadi salah satu obyek yang dinilai. Oleh sebab itu penilaian tidak menyimpang dari
kompeensi yang akan dicapai.
c.
Adil, artinya penilaian harus adil
terhadap semua siswa dengan tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi,
budaya, bahasa, dan jender. Penilaian
berbasis kelas menempatkan posisi siswa dalam kesejajaran, dengan demikian
setiap siswa akan memperoleh perlakan yang sama.
d.
Terbuka,
artinya kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan harus jelas dan
terbuka bagi semua pihak (siswa, guru, sekolah, orang tua, dan pihak lain yang
terkait).
e.
Berkesinambungan, artinya penilaian
dilakukan secara berencana, bertahap dan terus menerus untuk memperoleh
gambaran tentang perkembangan belajar siswa sebagai hasil kegiatan belajarnya.
f.
Bermakna, artinya penilaian
hendaknya mudah dipahami, mempunyai arti, berguna dan bisa ditindaklanjuti oleh
semua pihak, terutama guru, peserta didik, dan orangtua.
g.
Menyeluruh, artinya penilaian dapat
dilakukan dengan berbagai teknik dan prosedur termasuk mengumpulkan berbagai
bukti hasil belajar siswa. Penilaian terhadap hasil belajar siswa meliputi
pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), sikap dan nilai (afektif)
yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
h.
Edukatif, artinya tidak semata-mata diarahkan untuk
memperoleh gambaran kemampuan siswa dalam pencapaian kompetensi melalui angka
yang diperoleh akan tetapi hasil penilaian harus memberikan umpan balik untuk
memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru maupun siswa, sehingga
hasil belajar akan lebih optimal.[49]
Penilaian
berbasis kelas dikembangkan untuk mendorong guru agar mengajar lebih sistematik
dan terarah sehingga pihak-pihak terkait seperti kepala sekolah, pengawas,
peserta didik, maupun orangtua mampu melihat keefektifan proses pembelajaran.
2.
Jenis Penilaian Berbasis Kelas
a.
Tes
tertulis merupakan alat penilaian berbasis kelas yang penyajian maupun
penggunaannya dalam bentuk tertulis. Tes tertulis dapat diberikan pada saat
ulangan harian dan ulangan umum. Bentuk tes tertulis dapat berupa pilihan
ganda, menjodohkan, benar-salah, isian singkat, dan uraian (esai). Tes tertulis
ini biasanya sangat cocok untuk hampir semua kompetensi yang terdapat dalam
kurikulum.
b.
Tes
perbuatan, dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung yang
memungkinkan terjadinya praktek. Pengamatan dilakukan terhadap perilaku peserta
didik pada saat proses pembelajaran berlangsung.
c.
Penugasan
adalah pemberian tugas kepada peserta didik baik secara perorangan maupun
kelompok. Pelaksanaan pemberian tugas perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut.
1.
Banyaknya
tugas satu mata pelajaran diusahakan agar tidak memberatkan pesertaa didik,
karena peserta didik memerlukan waktu untuk bermain, belajar mata pelajaran
lain, bersosialisasi dengan teman dan lingkungan sosial lainnya.
2.
Materi
tugas dipilih yang esensial sehingga peserta didik dapat mengembangkan
keterampilan hidup yang sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, perkembangan,
dan lingkungannya.
3.
Diupayakan
pemberian tugas dapat mengembangkan kreatifitas dan rasa tanggung jawab serta
kemandirian.[50]
d.
Penilaian proyek adalah penilaian
berbasis kelas terhadap tugas yang diberikan kepada peserta didik dalam kurun
waktu tertentu. Peserta didik dapat melakukan penelitian melalui pengumpulan,
pengorganisasian, dan analisis data, serta pelaporan hasil kerjanya. Penilaian
projek dilaksanakan terhadap persiapan, pelaksanaan, dan hasil.
e. Penilaian produk adalah penilaian
yang meminta peserta didik menghasilkan suatu hasil karya. Seperti
kemampuan membuat produk teknologi dan seni Penilaian produk dilakukan terhadap
tahapan persiapan, pelaksanaan/proses pembuatan, dan hasil.
f. Penialaian sikap merupakan penilaian
terhadap perilaku dan keyakinan siswa
terhadap obyek sikap,
antara lain:
1) Sikap terhadap mata pelajaran
2) Sikap terhadap guru mata pelajaran
3) Sikap terhadap proses pembelajaran
4) Sikap terhadap materi pembelajaran
5) Sikap berhubungan dengan nilai-nilai
yang diinginkan dala diri pserta didik melalui materi tertentu.
g. Penilaian portofolio merupakan Penilaian melalui koleksi karya (hasil kerja) siswa yang sistematis dan terorganisasi yang diambil
selama proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu.[51]
4.
Tujuan dan Fungsi Penilaian Berbasis
Kelas
Tujuan
dari penilaian adalah untuk mengukur seberapa jauh tingkat keberhasilan proses
belajar mengajar yang telah dilaksanakan, dikembangkan dan ditanamkan di
sekolah serta dapat dihayati, diamalkan/diterapkan, dan dipertahankan oleh
siswa dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu penilaian juga bertujuan
untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran, yang digunakan sebagai feedback/umpan balik bagi guru dalam
merencanakan proses pembelajaran selanjutnya. Hal ini dimaksudkan untuk
mempertahankan, memperbaiki dan menyempurnakan proses pembelajaran yang
dilaksanakan (Sudjana, 2002: 2). Penilaian ini harus dilakukan secara jujur,
dan transparan agar dapat mengungkap informasi yang sebenarnya.
Secara umum
semua jenis penilaian berbasis kelas bertujuan untuk menilai hasil belajar
peserta didik di sekolah, mempertanggungjawabkan penyelenggaraan pendidikan
kepada masyarakat, dan untuk mengetahui ketercapaian mutu penddikan secara
umum.
Penilaian
berbasis kelas bertujuan untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta
didik, mendiagnosis kesulitan belajar, memberikan umpan balik/perbaikan proses
pembelajaran, penentuan kenaikan kelas, dan memotivasi belajar peserta didik
dengan cara mengenal dan memahami diri dan merangsang untuk melakukan usaha
perbaikan.
Intinya
tujuan dari penilaian adalah :
1.
Menilai
kemampuan individual melalui tagihan dan tugas tertentu
2.
Menentukan
kebutuhan pembelajaran
3.
Membantu dan
mendorong peserta didik
4.
Membantu dan
mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik
5.
Menentukan
strategi pembelajaran
6.
Akuntabilitas
lembaga
Manfaat penilaian berbasis kelas:
1.
Memberikan umpan
balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses
pencapaian kompetensi, sehingga termotivasi untuk meningkatkan dan memperbaiki
proses dan hasil belajarnya
2.
Memantau
kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik
sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remedial
3.
Untuk umpan
balik guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan dan sumber belajar
yang digunakan
4.
Untuk masukan
bagi guru guna merancang kegiatan belajar sedemikian rupasehingga para peserta
didik dapat mencapai kompetensi dengan kecepatan belajar yang berbeda-beda
dalam suasana yang kondusif menyenangkan
5.
Untuk memberikan
informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan
sehingga partisipasi orang tua dan komite sekolah dapat ditngkatkan.[53]
Daftar Pustaka
ArikuntoSuharsimi,
Penilaian program pendidikan, Cet
1(Jakarta: PT. BINA AKSARA, 1988)
Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2008
SanjayaWina, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,
Cet.3Jakarta: Kencana, 2010
Sodiqiy
Ahmad & Djunaidatul Munawwarah, Modul Pengembangan Perangkat
pembelajaran PAI, Samarinda:T.tp,
2011
http://www.staimu-tpi.ac.id/2009/01/pengertian-dan-program-semester.html
http://dody-dimazdody.blogspot.com/2012/02/cara-menyusun-program-semester-dan.html
Blogspot.com/…/Pengembangan
Silabus.html-106h
Edu-articles.com-Situs
Pendidikan Indonesia
Handayani,
Tut Wuri, Pelayanan Profesional Kurikulum,
Jakarta; BP. Cipta Jaya, 2006
Mulyasa, Enco, Implementasi Kurikulum 2004, Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2006
Susilo, Muhammad
Joko, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,
Yogyakarta; Pusstaka Belajar, 2007
E. Mulyasa, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), PT Remaja Rosdakarya,
Bandung 2008
Wina Sanjaya, Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran,PT Kencana, Jakarta 2010
Hamza,Perencanaan Pembelajaran, PT. Bumi
Aksara, Jakarta 2007)
Anggraini,
Justina. kiat sukses dalam study, (Bandung: CV. Pionir Jaya, 2005)
Evi L. Bakar , James
Popham , teknik mengajar secara sistematis, (Jakarta: PT Rineka Ciipta,
1992)
Durkhem, Emile. pendidikan moral, (Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2005)
Ramayulis, ilmu pendidikan islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008)
Harjanto, Perencanaan
Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2005.
Muhaimin, Sutiah, dan Sugeng Listyo
Prabowo, Pengembangan Model KTSP pada Sekolah dan Madrasah, Jakarta:
Rajawali Pers, 2009.
Slide
Sosialisasai KTSP, Depdiknas, 2009.
Tim Pustaka Yustia, panduan
Penyusunan KTSP Lengkap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD, SMP, SMA, Jakarta: Buku
Kita, 2007.
http://www.scribd.com/doc/37662544/BAHAN-AJAR-makalah-1
Sanjaya, Wina,
Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Cet.4, Jakarta, Kencana, 2008
Surapranata, Sumarna
dan Muhammad Hatta, Penilaian PORTOFOLIO Implementasi Kurikulum 2004,Cet.1,
Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2004
_______, Standar Kompetensi Kepala
Sekolah, Cet.1, Yogyakarta, Pustaka Yustisia, 2007
http://yudikustiana.wordpress.com/2011/05/18/makalah-penilaian-hasil-belajar-siswa/
[1]Suharsimi Arikunto, Penilaian program pendidikan, Cet 1(Jakarta: PT. BINA AKSARA, 1988)
[2] Wina Sanjaya, Perencanaan
dan Desain Sistem Pembelajaran, Cet.3(Jakarta: Kencana, 2010), Hal. 52
[3] Mulyasa, Kurikulum Berbasis
Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008) Hal. 95
[5]
http://www.staimu-tpi.ac.id/2009/01/pengertian-dan-program-semester.html
[6] Mulyasa, Kurikulum Berbasis
Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008) Hal. 98
[7] Wina Sanjaya, Perencanaan
dan Desain Sistem Pembelajaran, Cet.3(Jakarta: Kencana, 2010), Hal. 53
[10] Ahmad sodiqiy & Djunaidatul Munawwarah, Modul Pengembangan
Perangkat pembelajaran PAI (Samarinda:T.tp, 2011) hal. 22
[12]Ahmad sodiqiy & Djunaidatul Munawwarah, Modul Pengembangan
Perangkat pembelajaran PAI (Samarinda:T.tp, 2011) hal. 22
[13] Enco Mulyasa, Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan, Cet. V, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 190
[14] Tut Wuri handayani, Pelayanan
Profesional Kurikulum, (Jakarta: BP Cipta Jaya, 2006), hlm. 164
[15] Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan, Cet. I, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2007), hlm. 107
[16] Ibid, Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan, Cet. I, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2007), hlm. 107
[17] Ibid, hlm 108
[18] Enco Mulyasa, Implementasi
Kurikulum 2004, Cet. I, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 44
[19] Ahmad sodiqi & Djanaidatul Munawwarah, Modul pengembangan Perangkat Pembelajaan PAI, t.tp, (Samarinda,
2011), hlm. 13
[20] Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Cet. I,
(Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2007), hlm. 114
[21] Ahmad sodiqi & Djanaidatul Munawwarah, Modul pengembangan Perangkat Pembelajaan PAI, t.tp, (Samarinda,
2011), hlm. 11
[22] Enco Mulyasa, Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan, Cet. V, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 203
[23] Enco Mulyasa, Implementasi
Kurikulum 2004, Cet. I, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 39
[24] Op.Cit, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Cet. V, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008), hlm. 205
[25] Ibid, hlm. 206
[26] E. Mulyasa, KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), (Bandung, PT Remaja Rosdakarya,
2008), H. 212
[27] Wina
Sanjaya, Perencanaan Dan Desain Sistem
Pembelajaran,(Jakarta;PT Kencana,2010), H.24
[31] http://qaishar-omarbakriebicara.blogspot.com/2012/02/prinsip-pengembangan-rpp.html,
diakses 21-03-2012 jam 04.45
[35] W. James Popham & Evi L. Bakar, teknik mengajar secara sistematis,
(Jakarta: PT Rineka Ciipta, 1992), h. 151
[47] http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/penilian-berbasis-kelas.html/ diakses pada tanggal 16/03/12 22.00
[49]Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Cet.4, (Jakarta:Kencana,2008), hal.185
[51] http://yudikustiana.wordpress.com/2011/05/18/makalah-penilaian-hasil-belajar-siswa/
diakses pada tanggal 17/03/12 21:38
[52] http://www.masbied.com/2011/09/12/apa-itu-portofolio/#_ftn2 diakses
pada tanggal 17/03/12 20:23
[53]T.NP, Standar Kompetensi Kepala Sekolah,Cet.1,(Yogyakarta :Pustaka Yustisia,2007), hal.209